Pembangunan menyeluruh domestik Tiongkok untuk jaringan 5G saat ini sudah hampir selesai, dan penggunaan komersial teknologi komunikasi generasi berikutnya 6G akan dimulai pada tahun 2025. Para ahli umumnya percaya bahwa 6G akan menjadi lompatan teknologi yang lebih revolusioner dibandingkan 5G.
Huawei baru-baru ini membuat terobosan besar dalam teknologi 6G, yang menunjukkan bahwa rencana transendensi AS tampaknya mengalami kemunduran.
Menurut berita yang dilansir oleh netizen digital terkait Huawei, Huawei telah meluncurkan gelombang pertama dari dua satelit eksperimental bekerja sama dengan China Aerospace dan China Mobile. Sedang pada saat yang sama, AS masih menyelesaikan masalah teknologi 5G. Jaringan 6G 50 kali lebih cepat dari 5G.
Tiongkok telah menghasilkan jejak 5G terbesar di dunia dan akan terus mengembangkan 6G melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan terkemuka seperti Huawei, yang teknologi 5G-nya sudah jauh lebih unggul dibandingkan para pesaingnya, dan juga telah memimpin penelitian dan pengembangan 6G meskipun AS telah melakukan hal yang sama, meskipun disertaintindakan sanksi keras yang tidak berdasar terhadap pasokan chipnya.
Huawei, menjadi salah satu dari sedikit perusahaan sejenis di dunia yang menguji jaringan internet satelit orbit rendah Bumi (LEO) yang mirip dengan layanan internet satelit Starlink milik SpaceX. Starlink adalah konstelasi LEO terbesar di dunia, dan Ukurannya bergantung pada roket Falcon 9 milik SpaceX, yang menjadikan peluncuran roket sebagai hal biasa dalam kehidupan sehari-hari di abad ke-21.Rincian uji coba Huawei dibagikan di platform media sosial Tiongkok, Weibo, dengan slide dari presentasi yang menunjukkan bahwa LEO uji satelit memberikan kecepatan unduh hingga 660 Mbps.
Huawei Menguji LEO Internet Dan Menghadirkan Kecepatan Downlink Tinggi
Rincian uji coba internet satelit LEO yang dilakukan Huawei disampaikan oleh Wang Jun, kepala ilmuwan laboratorium teknologi nirkabel 6G Huawei, pada acara Aerospace Information Industry International Ecosystem Event yang berlangsung di Chongqing, Tiongkok, awal bulan November ini, untuk konektivitas satelit untuk ponsel cerdasnya, dan ponsel pintar Mate 60 Pro dari perusahaan tersebut hadir dengan kemampuan untuk terhubung dengan satelit geostasioner.
Jika AS kehilangan dominasinya dalam standar teknis 6G, hal ini dapat mempengaruhi hegemoni teknologinya. Dalam konteks ini, persaingan teknologi antara Tiongkok dan AS menjadi semakin ketat.
6G akan berfungsi sebagai jaringan saraf terdistribusi yang menyediakan tautan komunikasi untuk memadukan dunia fisik dan dunia maya.
Sebagai pemimpin dalam teknologi komunikasi, Huawei terus mempertahankan posisi terdepannya di bidang 6G.