Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Tiongkok Tetap Menuntaskan Proyek Rugi US$670 Juta LRT di Arab Saudi?

15 Januari 2023   20:47 Diperbarui: 23 Agustus 2023   20:28 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: global.chinadaily.com.cn

Tiga belas tahun yang lalu, proyek kereta ringan (LRT/Mecca Light Rail) Tiongkok di Arab Saudi telah rugi tidak kurang RMB 4,1 miliar yuan (US$ 670 juta) dan proyek ini hampir gagal untuk diselesaikan.  Proyek LRT macam apakah itu?

Bagaimana Tiongkok sebagai "maniak infrastruktur" untuk mengjungkir balikkan keadaan?  Mengapa Tiongkok mau "bersusah payah" untuk membangun proyek semacam itu?

LRT atau Kereta Ringan Mekkah, yang dibangun oleh China Railway Construction Corporation Limited (CRCC/CRC) untuk Arab Saudi, mulai beroperasi pada 13 November 2010. Zhao Guangfa, presiden CRC mengatakan di dalam perusahaan bahwa proyek ini lebih merupakan mandat politik daripada proyek komersial. Kegagalan bukanlah pilihan.

CRCC telah menyelesaikan tugasnya, tetapi telah merugikan mereka sebesar RMB 4,15 miliar yuan.

Mekkah Light Rail adalah proyek yang penting namun kompleks. Proyek ini menyangkut hubungan antara Tiongkok dan Arab Saudi; harga proyek tidak sesuai dengan kontrak. Diberi label "politik" oleh CRC, proyek ini ditakdirkan untuk rugi.

Namun, karena CRC sudah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di pasar A-share dan H-share, CRC harus mencapai keseimbangan antara pertimbangan politik dan kepentingan komersial. Terkadang keduanya bertentangan, dan konflik tersebut tidak mudah diselesaikan. ... Kuncinya terletak pada bagaimana perusahaan menemukan keseimbangan apa yang dialami CRCC dalam membangun Mecca Light Rail akan menjadi tantangan umum di antara semua perusahaan Tiongkok yang berencana untuk mendunia.

Pada bulan Februari 2009, dengan hadirnya PM Tiongkok Hu Jintao dan Abdulla, Raja Arab Saudi, CRC menandatangani kontrak dengan Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan (MMRA) Arab Saudi untuk membangun proyek Kereta Api Ringan Mekkah.

Kedua negara menandatangani kesepakatan untuk memperkuat kerja sama dalam pembangunan infrastruktur dan fungsi utamanya adalah meringankan beban lalu lintas untuk jutaan umat Islam yang berduyun-duyun ke Mekkah setiap tahun.

Menurut salah satu orang dalam CRC, perusahaan tersebut direkomendasikan oleh Kementerian Perdagangan untuk membangun rel kereta api yang bernegosiasi langsung dengan Arab Saudi mengenai harga proyek (diskusi harga) alih-alih mengundang penawaran umum. proyek akan menguntungkan.

"Diskusi harga" memungkinkan pembeli untuk menegosiasikan harga proyek dengan salah satu penyedia layanan terpilih. Ini tidak terbuka untuk umum dan juga tidak kompetitif. Meskipun dapat menghemat waktu dan merupakan proses yang fleksibel, hal ini dengan mudah membuka penawaran dari pintu belakang.

Mekkah Light Rail dianggap sebagai proyek kereta api ringan tersulit di dunia dengan waktu konstruksi terlama dan volume penumpang terbesar, tetapi harga yang ditawarkan oleh CRC adalah yang terendah dari perusahaan konstruksi kereta api mana pun di dunia.

Zhao Guangfa mengatakan bahwa perusahaan Tiongkok biasa akan membutuhkan waktu tiga tahun untuk membangun kereta api ringan seperti itu, tetapi Kereta Api Ringan Mekkah hanya membutuhkan waktu 16 bulan, waktu konstruksi terpendek dalam sejarah.

Pada 14 November 2010, LRT Mekkah dibuka untuk dioperasikan, ini merupakan LRT pertama di Arab Saudi sepanjang 18,25 kilometer dan terletak di antara Mekkah dan Gunung Arafat, melewati Mina, Muzdarifa dan tempat lainnya, jalur ini hampir seluruhnya berupa gurun, termasuk jembatan sepanjang 13,36 kilometer, landasan jalan sepanjang 4,71 kilometer.

Sumber: denverpost.com
Sumber: denverpost.com

LRT ini melewati 9 stasiun dan kapasitas angkut tunggal 72.000 penumpang dibangun oleh Arab Saudi untuk mengurangi tekanan lalu lintas jutaan jamaah setiap tahun selama ibadah haji. Baca: Proyek Infrastruktur Arab Saudi yang Dipercayakan Kepada Tiongkok

Namun, di balik gegap gembita semua orang, perusahaan Tiongkok telah menghabiskan tenaga dan menukar kerugian lebih dari RMB 4 miliar yuan.

Diketahui bahwa Arab Saudi kaya raya akan minyak dan dapat menghasilkan US$ 200 miliar setiap tahun hanya dengan memproduksi minyak. Bagaimana bisa negara kaya seperti itu merugikan negara kontraktor untuk membangun rel kereta apinya? Bahkan sampai merugikan begitu besar. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Untuk membangun jalur kereta ini, Arab Saudi menyiapkan anggaran RMB 20 miliar yuan. Ini membuat banyak negara yang ngiler ketika mereka melihat sebongkah daging yang begitu besar, mereka mengirim personel desain teknik paling elit ke Arab Saudi untuk melihat situasinya.

Jalur kereta ini adalah kereta berkecepatan tinggi Mekkah-Medina yang menghubungkan dua kota ziarah Mekkah dan Madinah di Arab Saudi. Panjang total jalur kereta berkecepatan tinggi Maimai adalah 480 kilometer, butuh waktu sembilan tahun untuk menyelesaikannya dan menelan biaya lebih dari RMB 20 miliar yuan, di mana Tiongkok membayar lebih dari RMB 4 miliar yuan dari kantongnya sendiri untuk berhasil menyelesaikan proyek tersebut. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Di balik biaya tinggi dari proyek ini adalah kesulitan dan kerja keras tingkat neraka. Ini mengacu pada iklim Saudi, geologi, dan metode teknik. Sebagian besar di Arab Saudi iklimnya berupa gurun tropis, dan suhu harian rata-rata bisa mencapai 50 derajat, suhu demikian sudah di atas yang melampaui batas yang dapat ditanggung oleh tubuh manusia.

Namun, pembangunan perkereta-apian membutuhkan operasi di udara terbuka, yang membuat para pekerja bangunan di lapang bagi banyak negara patah semangat dan memilih menyerah. Jika masalah ini dapat ditoleransi pun, maka lingkungan geografis Arab Saudi memusingkan personel desain dan konstruksi.

Sebagian besar Arab Saudi berada di daerah gurun, daerah gersang dan daerah tak berpenghuni, di mana bukit pasir ada di mana-mana, saat angin meniup pasir sering menutupi langit. Hal ini membuat pondasi tidak stabil saat membangun rel kereta, dan rel kereta memiliki persyaratan yang sangat tinggi pada pondasi, karena kecepatannya sangat cepat, dan sekali terjadi sedikit perpindahan atau bergeser bisa terjadi kecelakaan dan akan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda yang sangat besar.

Ada juga subkontraktor Saudi untuk proyek. Jika hal konstruksi ini diperlukan, perusahaan konstruksi tidak dapat menentukannya secara independen. Konstruksi dan pembelian material harus dikomunikasikan dan dinegosiasikan dengan beberapa subkontraktor.

Meskipun CRC adalah kontraktor umum untuk LRT ini, perusahaan subkontraktor sering menciptakan konflik dalam mengambil tanggung jawab lebih dari yang diharapkan.

Kontrak mengatakan CRC bertanggung jawab untuk merancang, membeli material, konstruksi, memasang peralatan dan memelihara operasi selama tiga tahun. Ini disebut kontrak "EPC dan O&M".

Menurut seorang ahli proyek konstruksi internasional, karakteristik terbesar dari kontrak "EPC" adalah kontrak tersebut mengharuskan kontraktor untuk menyelesaikan proyek yang ditetapkan dalam jangka waktu tetap, dan dengan harga tetap.

Kontraktor akan melaksanakan desain proyek, memilih bahan dan menyelesaikan konstruksi sesuai dengan persyaratan MMRA(Ministry of Municipal and Rural Affairs/ Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan Arab Saudi). Menurut  pengalaman kontraktor mereka akan selalu menuntut harga tinggi untuk kontrak semacam itu.  Mereka juga akan mencoba mencapai kesepakatan tentang asuransi atau menetapkan biaya kategori bahaya.

Daya tarik proyek EPC bagi kontraktor terletak pada tanggung jawab mereka untuk merancang dan membeli peralatan, sehingga dapat mengoptimalkan desain dan pembelian untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Namun, alih-alih memainkan peran dominan, CRC berada di bawah kendali pihak lain.

Pada 22 Juli 2010, Zhao Guangfa mengatakan dalam pertemuan rutin bahwa CRC tidak mendominasi proses desain Kereta Ringan Mekkah. Infrastrukturnya didasarkan pada standar Amerika sementara sistem perkeretaapiannya didasarkan pada standar Eropa. Semua sub- Kontraktor dipilih oleh MMRA.

Semua ini menimbulkan masalah bagi CRC.

Didukung oleh kontrak yang ketat, MMRA berulang kali mengubah standar konstruksi, menunda proses persetujuan untuk peralatan dan bahan konstruksi, dan mempekerjakan sub-konstruktor untuk bagian penting proyek termasuk desain dan teknik sipil (kontrak membutuhkan persetujuan dari MMRA untuk setiap sub-kontrak senilai lebih dari sembilan juta yuan), meninggalkan CRC dengan kontrol yang lebih sedikit dalam proyek tetapi tanggung jawab penuh.

Arab Saudi telah mengubah rekayasa bentang jembatan, kerangka, ukuran stasiun kereta api, indeks peralatan dan persyaratan fungsi kereta api, menyebabkan CRC harus menggali 5,2 juta meter kubik tanah urukan, 3,2 juta lebih banyak dari yang direncanakan.

Selama konstruksi, bahkan warna dinding harus disetujui oleh wakil menteri urusan kota-pedesaan(MMRA), hal ini sangat menunda proses persetujuan.

Semua biaya ini telah menghalangi banyak negara, tetapi tidak ada yang menyangka "maniak infrastruktur" Tiongkok berani mengambil proyek ini.

Mungkin keyakinan Tiongkok karena dapat membangun jalan langit di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, dan memasang kabel di dasar laut. Sekeras apa pun lingkungannya, mereka tidak dapat menghentikan keberanian para ahli dan pekerja Tiongkok. Ada begitu banyak pengalaman sukses sebelumnya, selain itu Tiongkok membutuh untuk berkembang di luar negeri, ini membuat pihak Tiongkok bertekad untuk memenangkan proyek besar ini.

Tiongkok bukan tanpa persaingan, Arab Saudi awalnya menginginkan perusahaan kereta api sendiri untuk membangun proyek ini. Mererka pikir pasti ada orang pemberani jika ditawarkan anggaran besar, jadi mereka berkemampuan untuk mengumpulkan dan menyewa talenta top dunia.

Tapi pada penawaran terakhir, perusahaan kereta api Saudi menawarkan US$ 2,7 miliar, tapi tanpa disangka dicegat oleh Tiongkok dengan penawaran mengejutkan semua pihak dengan US$ 1,77 miliar.

Perbedaan yang begitu besar dan teknologi konstruksi bergengsi Tiongkok telah mengalahkan Perusahaan Kereta Api Arab Saudi.

Meskipun Tiongkok memenangkan tawaran tersebut, jelas ada banyak pertempuran sulit yang harus diperjuangkan. Negara-negara yang menyerah lebih awal telah kehilangan semua dagingnya, jadi bagaimana mungkin mereka tidak khawatir?

Tentu saja, ini hanya sekear berdasarkan suatu lelucon. Pihak Tiongkok sudah mulai menyadari bahwa ini adalah tantangan besar, tetapi bagaimanapun juga, orang Tiongkok memiliki pengalaman membangun di negaranya selama bertahun-tahun, jadi masihsiap. Memberi penawaran yang sangat murah juga karena kemampuan konstruksi bidang perkereta apian yang kuat, serta biaya tenaga kerja di bawah dividen demografis yang berkelanjutan. Setelah melakukan perhitungan yang cermat, uangnya cukup untuk membangun kereta ringan modern, masih ada keuntungan tertentu. Itu adalah bukan tawaran yang disengaja untuk memenangkan tawaran.

Tetapi ketika benar-benar telah bekerja di lingkungan yang keras, mereka menemukan bahwa tingkat penderitaan di luar imajinasi, namun mereka tidak ada yang mengeluh, tetapi "bersemangat membuka jalan dan membangun jembatan saat dihalangi air"

Setelah bertukar pikiran untuk mencari sebuah cara yang baik  untuk menstabilkan pasir, yaitu dengan menanam pohon di gurun, menggunakan sistem cenkraman akar pohon yang berkembang dengan baik untuk menstabilkan pasir, dan pada saat yang sama menyiraminya secara menyeluruh, dan memperbaiki pagar di sekelilingnya untuk membuat pondasi lebih kuat.

Dengan cara ini tidak hanya akan menstabilkan landasan jalan tetapi juga membantu Arab Saudi mempertahankan ekologinya, dan juga akan sangat meningkatkan lingkungan kerja operator garis depan.

Jelas, meski rencananya bagus, realisasi masalah sebenarnya datang silih berganti, bagaimana mengangkut pohon-pohon tinggi.

Bagaimana cara menanam pohon di bukit pasir lunak dan pasir kuning menutupi langit? Bisakah pohon bertahan hidup di bawah kekurangan air dan kondisi suhu tinggi? Penanaman pohon yang bisanya sederhana di daerah biasa dapat menjadi masalah ketekunan yang ekstrim bagi mereka.

Menanam pohon hari ini kemudian istirahat sehari besoknya baru akan menanam lagi, dan hanya sedikit dari mereka yang akan bertahan bisa melakukan penanaman berulang kali setiap hari. Dari sini betapa kita dapat membayangkan segala macam kesulitan yang mereka hadapi hany untuk masalah pondasi saja, sedang pekerjaan utama adalah membangun rel kecepatan tinggi, berjalan di jalan dalam suhu 50 derajat akan membakar kaki, dan jalan aspal akan menjadi lunak, merupakan kemenangan besar jika sanggup sebentar berdiri di gurun.

Tetapi para pekerja Tiongkok tidak hanya harus menanggung lingkungan seperti itu, tetapi juga harus mempertahankan operasi intensitas tinggi, bertahan selama lebih dari sepuluh jam sehari. Bagian punggung mereka banyak yang hangus terkelupas kulitnya melepuh. Tapi demi kehormatan ibu pertiwinya, para pekerja ini tetap bersikeras tetap bertahan, dan tidak ada yang coba melarikan diri.

Selain itu, kesulitan proyek ini sangat besar, kapasitas desain rel ini dan kesulitan beralih di antara berbagai standar teknis dalam interval pengoperasian adalah yang tersulit di dunia.

Namun, pekerja Tiongkok masih bersikeras pada standar yang paling menuntut dan manajemen yang paling ketat selama proses konstruksi, dan berusaha untuk kesempurnaan atas dasar ini.

Mereka tidak pernah kendur dan bekerja asal-asalan dalam proyek karena lingkungan yang keras, dan satu per satu masalah dapat diselesaikan.

Ada lagi masalah tenaga kerja ketika harus mengerjakan pekerjaan di Mekkah, karena tenaga non-muslim tidak di-izinkan memasuki kota suci. Untuk itu, pihak Tiongkok telah merekrut ribuan pekerja lokal yang beragama Islam, tapi masalahnya Arab Saudi bukanlah negara biasa di Timur Tengah, karena sebagian besar penduduk setempat kondisinya sangat kaya berkat minyak, sikap mereka terhadap pekerjaan lebih santai.

Selain itu mereka sangat patuh pada pada Islam dan perlu sholat lima waktu sehari, pihak Tiongkok harus menerima persetujuan pemerintah di berbagai tingkatan untuk bekerja.

Prosedurnya sangat rumit untuk minta persetujuan memperboleh izin kerja pada jam 12 hingga jam 2 siang, dan waktu ini kebetulan adalah waktu terpanas di gurun, sehingga hanya sedilit orang yang sanggup bekerja pada saat itu. Jadi sesungguhnya pekerja lokal Saudi mungkin secara efektif jam kerjanya hanya 2 jam-an, tetapi pembayaran harus penuh sehari.

Jika ingin mempekerjakan mereka diluar waktu, harus membayar upah lembur yang beberapa kali lipat dari biaya shift, ini menyebabkan pembengkakan biaya yang serius.

Ini membuat Tiongkok terpaksa mengerahkan pekerja beragama Islam dari negaranya untuk menyelesaikan tugas.

Peran Kontradiksi

CRC berpandangan bahwa LRT Mekkah adalah proyek komersial dan perusahaan akan menyuarakan kepentingan para pemegang sahamnya.

Tetapi karena proyek ini telah menjadi perhatian penting para pemimpin baik dari Arab Saudi maupun Tiongkok.

Kementerian Perkeretaapian, Kementerian Perdagangan dan Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Negara (SASAC/ Asset Supervision and Administration Commission) semuanya telah memberikan dukungan yang luar biasa untuk proyek tersebut. Eksekutif tinggi CRC telah berulang kali menyatakan di dalam perusahaan bahwa LRT Mekkah adalah "proyek politik" dan harus dibangun dengan standar kualitas yang tinggi.

Presiden CRC telah meminta karyawan CRC untuk melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan proyek, meskipun ada kesulitan. Semangat ini ada dalam tradisi perusahaan milik negara Tiongkok.

Tetapi karena perusahaan telah menjadi perusahaan modern dengan sistem saham gabungan, pertanyaan tentang bagaimana mengoperasikan proyek sesuai dengan prinsip bisnis sambil menghindari risiko menjadi perhatian penting juga.

Meskipun "proyek politik" dapat menimbulkan kerugian, bukan berarti tidak akan pernah menguntungkan. Sebaliknya, proyek tersebut mungkin lebih menguntungkan daripada proyek biasa karena didukung oleh pemerintah. Kuncinya adalah perusahaan mencapai keseimbangan antara kepentingan komersial dan pertimbangan politis.

Lu Duojia, ketua dewan "First Huida Risk Management Company" yang pernah membantu SASAC (Asset Supervision and Administration Commission) menyusun Pedoman Manajemen Risiko Lengkap Badan Usaha Milik Negara, mengatakan, diketahui banyak kontraktor yang melamar proyek Mekkah, alasan CRC akhirnya menerima kontrak mungkin karena telah memberikan harga terbaik.

"Anda dapat menolak untuk melakukannya jika Anda pikir itu akan merugi. Kami tidak dapat mengatakan bahwa proyek politik antara Arab Saudi dan Tiongkok dijamin akan menimbulkan kerugian. CRC-lah yang seharusnya memikul lebih banyak tanggung jawab."

Beberapa orang dalam mengatakan bahwa meskipun ketidak-teraturan dan keterlambatan MMRA bertanggung jawab atas kerugian CRC, alasan utamanya masih terletak pada evaluasi CRC yang tidak memadai tentang potensi risiko dalam mengurangi risiko dalam penyusunan kontrak.

Tetapi akar dari kegagalan terletak pada organisasi yang kurang detail dan kebiasaan kerja yang dibentuk CRC ketika membangun rel kereta api di dalam negeri Tiongkok. Tetapi ketika perusahaan mendunia, menghadapi lingkungan internasional yang rumit, masalah ini akan menciptakan banyak komplikasi.

Lu Duojia mengatakan bahwa untuk CRC, mengikuti strategi BUMN untuk "go global" adalah salah satu risiko terbesar mereka. Terlalu banyak kasus kegagalan dan BUMN harus belajar dari kesalahan mereka.

Pembangunan proyek ini bisa dibilang sangat sulit, karena kita semua tahu bahwa letak geografis dan lingkungan alam Timur Tengah sangat keras, sebagian besar rute harus melewati padang pasir, dan medan gurun yang unik. juga mengarah ke tanah lunak.

Sulit untuk memberikan penyangga yang kokoh pada light rail (LRT). Oleh karena itu, tim konstruksi Tiongkok tidak hanya perlu membangun LRT, tetapi juga mengelola lingkungan gurun dan bentang alam di sepanjang jalan. Namun,  Tiongkok juga sudah akrab dengan pembangunan rel kereta api dan rel ringan, dan telah mengumpulkan banyak pengalaman selama bertahun-tahun.

Akhirnya, melalui serangkaian tindakan, situasi seluruh pondasi bisa dipahami, dan alur proses secara keseluruhan disesuaikan. Selain tantangan lingkungan alam, suhu setempat yang mencapai 50 derajat Celcius juga membuat para pekerja konstruksi mengeluh. Tetapi seluruh tim menanggung lingkungan geografis yang keras dan suhu udara yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, tetapi juga menempatkan sejumlah besar peralatan pelindung angin dan pasir di samping jalur LRT untuk mencegah angin dan pasir mengubur jalur tersebut. Akhirnya, proyek ini selesai pada tahun 2010. Dan setelah selesai, tidak pernah ada kecelakaan selama bertahun-tahun, bahkan mencetak rekor dunia mengangkut 2,4 juta orang dalam seminggu di tahun 2019.

Ini juga sepenuhnya menunjukkan kemampuan konstruksi infrastruktur Tiongkok yang kuat. Konstruksi ini tidak hanya membantu tim infrastruktur Tiongkok untuk mengumpulkan pengalaman yang kaya dalam konstruksi sistem transportasi kereta api ringan gurun, tetapi juga membangun reputasi yang baik untuk Tiongkok di seluruh wilayah Timur Tengah, meletakkan dasar yang kokoh untuk memasuki pasar lokal dan mengontrak konstruksi jalur transportasi kereta api lainnya.

Dalam jadwal konstruksi yang sangat ketat, untuk mempersembahkan hadiah kepada Allah dan memuaskan keluarga kerajaan, Tiongkok berulang kali menuntut agar proyek diselesaikan lebih cepat dari jadwal.

Sambil berusaha sebaik mungkin, Tiongkok mempercepat kemajuan konstruksi di bawah kondisi operasi yang sudah mendekati ambang batas, bisa dibayangkan beban manajer dan pekerja garis depan yang ditanggungnya.

Tapi tidak ada yang mengeluh, Tiongkok akhirnya berhasil membangun jalan menuju surga yang tampaknya mustahil, yang mengejutkan dunia!

Pada saat kereta ringan dibuka untuk lalu lintas, semua peserta proyek menangis kegirangan!

Tiongkok Mendapat Pahala

Para taipan Saudi dan orang-orang dari negara lain lagi memberikan kekuatan seperti dewa kepada Tiongkok, yang telah membuat infrastruktur maniak- Tiongkok sekali lagi memenangkan reputasi dan rasa hormat internasional yang besar di Timur Tengah.

Namun, dengan upaya sebesar itu, Tiongkok belum mencapai ekspektasi hasil tinggi yang diharapkan.

Pengeluaran yang tidak terduga karena berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan sangat meningkatkan biaya, dan penyelesaian akhir mengakibatkan kerugian sebesar 4 miliar.

Ketika berita ini keluar, terlihat jelas bahwa negara-negara Barat itu yang paling gembira. Bagaimana Anda masih bisa kehilangan begitu banyak? " Dan ditertawakan.

Menghadapi cemoohan dan penghasilan yang tidak sebanding dengan usahanya, bagaimana mungkin masyarakat dan China Railway Construction (CRC) tidak merasa kecewa? Tetapi mereka mengambil pandangan jangka panjang. Mereka bahkan berpikir bahwa kerugian 4 miliar itu berharga, yang merupakan hal yang sangat menguntungkan.

Ternyata apa yang dikatakan Tiongkok patut dihargai adalah meskipun terkesan merugi, LRT tersebut merupakan proyek landmark di Arab Saudi, dan juga merupakan LRT pertama yang dibangun di Arab Saudi dalam 50 tahun.  

Arab Saudi memiliki kepentingan politik dan strategis yang besar bagi Tiongkok.

Sumber: businessinsider.com
Sumber: businessinsider.com
Setelah proyek ini selesai, mengingat kerugian besar yang ditanggung China Railway Construction karena berbagai alasan yang tidak dapat dikendalikan, pihak Saudi memberikan hak kepada Tiongkok untuk mengoperasikan LRT ini selama 5 tahun, dan semua keuntungan selama periode tersebut diberikan keTiongkok, yang juga menunjukkan ketulusan Arab Saudi. Tidak hanya itu, Arab Saudi juga menandatangani perjanjian dengan Tiongkok untuk pembangunan Kereta Cepat Al-Haram.

Kali ini proyek bahkan lebih tinggi, senilai 60 miliar RMB. Melihat kontrak tersebut, negara-negara yang memilih mundur dari kereta berkecepatan tinggi Mekkah itu semuanya menyesal.

Sayangnya, mundurnya mereka membuat mereka kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi lagi, yang membuat mereka semakin kecewa. Yang membuat iri negara-negara tersebut adalah Arab Saudi menandatangani proyek super dengan Tiongkok, yaitu: Kota Ekonomi Jizan. Total investasi proyek ini adalah 25 miliar dolar AS atau sekitar 175 miliar RMB.

Berkat proyek ini negara Saudi juga telah mendorong perkembangan perdagangan dan perekonomian di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, dan telah menjadi tumpuan ekonomi penting bagi Arab Saudi untuk menghubungkan Eropa dan Asia untuk proyek petrokimia senilai US$10 miliar.

Dalam kontak lanjutan, selama kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman keTiongkok, 35 perjanjian ekonomi ditandatangani dengan Tiongkok dengan total nilai 25 miliar dolar AS, termasuk proyek penyulingan minyak dan petrokimia senilai 10 miliar dolar AS yang dibawa oleh cahaya Mekkah. proyek kereta api. 

Negara-negara sekitarnya telah melihat kekuatan dari Tiongkok melalui proyek ini dan telah memilih untuk bekerja sama dengan Tiongkok, yang semakin meningkatkan pengaruh Tiongkok di Timteng.

Keenam negara di Timur Tengah mengirim undangan ke Tiongkok, berharap dapat mencapai kerja sama strategis jangka panjang dengan Tiongkok, dan akan ada triliunan peluang kerja sama di masa depan, di antaranya, Iran dan Tiongkok telah menandatangani perjanjian kerja sama strategis selama 25 tahun..

Mengenai masalahTiongkok dan AS, tampaknya karena merasakan kejujuran, keramahan, kerja keras, dan kemampuan luar biasa dari orang Tiongkok dalam bekerja sama, mereka percaya bahwa Tiongkok adalah mitra yang andal dan dapat diandalkan, sehingga negara-negara di Timur Tengah juga berdiri di sisi Tiongkok.

Sehingga Tiongkok telah mendapatkan sekutu kuat lainnya di Timur Tengah di panggung politik internasional.


Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://global.chinadaily.com.cn/a/201908/15/WS5d54b383a310cf3e35565d8d.html

https://www.denverpost.com/2010/11/14/saudis-new-light-rail-train-to-carry-pilgrims-to-holy-sites/ 

https://www.163.com/dy/article/HL5QHOEA0552VH2Y.html

https://www.163.com/dy/article/GVRDTDH20552Q4PF.html

http://www.eeo.com.cn/ens/2010/1105/185005.shtml

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun