Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencoba Membahas Strategi Geopolitik Putin dalam Perang Rusia-Ukraina

28 Desember 2022   21:50 Diperbarui: 29 Desember 2022   09:24 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: sohu.com

Dalam enam bulan pertama perang Rusia-Ukraina, AS dan Ukraina tampaknya bermain dengan sangat percaya diri.

Kondisi yang dituntut dalam negosiasi AS-Ukraina hingga kini jelas tidak dapat diterima oleh Rusia, karena selama ini Ukraina menuntut Rusia mengharuskan mengembalikan lima negara republik termasuk Krimea yang menurut refrendum menyatakan pisah dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia, sementara AS menuntut Rusia hanya cukup mengembalikan empat negara republik saja.

Namun, Rusia dalam menghadapi diskusi/perundingan antara AS dan Ukraina ini, Putin tidak berpikir demikian. Menurut laporan dari "Viewpoint" Rusia yang dikutip oleh Global Times pada tanggal 22 Desember lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan pada pertemuan tersebut pentingnya memperkuat kekuatan nuklir tiga badan Rusia dan mengumumkan semua tujuan dan tugas operasi militer khusus di Ukraina akan dipenuhi untuk modernisasi tentara tanpa membatasi pengeluaran militer Rusia.

Ini juga berarti bahwa Rusia tidak akan mengubah rencana tempur di Ukraina. Alasan mengapa Rusia memperkuat kekuatan "Nuklir Trinity" saat ini adalah untuk memastikan pembentukan keseimbangan nuklir yang mengerikan ini agar membuat gentar AS dan NATO secara strategis.

Dengan melakukan penguatan kekuatan Nuklir Trinity, Rusia akan berusaha sebaik mungkin untuk menghindari konflik militer langsung dengan NATO. Semakin siap Rusia dalam hal ini, semakin rendah kemungkinan konflik militer langsung dengan NATO.

Rusia kini dapat menunjukkan bahwa sekarang mereka telah berhasil menggunakan kemampuan serangan Nuklir Trinity untuk menahan tekanan dari konflik militer langsung dengan NATO.

Dengan demikian kini kunci kemenangan akhir di medan perang Ukraina tergantung pada siapa yang memiliki kemampuan perang terkuat. Strategi AS saat ini adalah menakut-nakuti Rusia dengan meningkatkan bantuan militer, yang berharap akhirnya memaksa Rusia untuk bernegosiasi dan membuat konsesi.

Tapi Putin jelas tidak akan termakan dengan strategi AS ini, sebaliknya lebih meningkatkan kemampuan untuk menyerang dengan senjata nuklir.

Rangkaian tindakan Putin hanya bertujuan satu mempersiapkan perang proksi jangka panjang dengan NATO di Ukraina!

Bagi Rusia, tekanan strategis memang besar dalam jangka pendek, tetapi jika Rusia dapat menanggungnya, dan pada akhirnya memaksa AS dan Barat untuk berinvestasi lebih banyak, maka Rusia dapat keluar dari keadaan pengembalian negatif atau kerugian dari perang yang baru ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun