Tindakan tersebut sebenarnya merupakan peringatan bagi Jepang dari Tiongkok untuk berhati-hati dalam  mengeluarkan perkataan dan perbuatannya terhadap isu Taiwan.
Tiongkok Bersiap-siap Konfrontasi Dengan AS
Hubungan Tiongkok-AS tampak telah rusak parah, menunjukkan bahwa AS mungkin akan menyerang Tiongkok berikutnya, tidak hanya secara militer, tetapi para perantara juga berusaha membangun aliansi untuk bersama-sama menargetkan Tiongkok.
Maka strategi Tiongkok terhadap AS secara alami akan berubah seiring dengan perubahan kebijakan AS terhadap Tiongkok, demikian pula kebijakan dan tindakannya terhadap Taiwan.
Berhubung menurut pandangan Tiongkok, niat Jepang dalam anti-Tiongkok adalah yang paling aktif, prinsip-prinsip kebijakan luar negeri Jepang juga akan berubah. Dan untuk mencegah beberapa negara untuk bertindak kurang pertimbangan untuk pro-AS, maka Tiongkok tampaknya menggunakan Jepang untuk memberi pelajaran kepada yang lain dengan ibarat menyembelih ayam untuk menakut-nakuti monyet.
Selanjutnya, Tiongkok tampaknya pasti akan meningkatkan kehadiran militernya di Kepulauan Diaoyu dan Laut Tiongkok Timur, untuk menekan militer Jepang.
Sebelumnya, Biden telah secara resmi meluncurkan kerangka ekonomi Indo-Pasifik. Meskipun dalam situasi tertekan dengan konflik antara Rusia dan Ukraina dan perubahan strategis negara-negara Timur Tengah, strategi Indo-Pasifik dan strategi menahan/membendung Tiongkok adalah prioritas strategis yang telah lama ditetapkan Biden.
Sekarang setelah hubungan Tiongkok-AS telah berubah, Biden dapat mengambil kesempatan untuk secara paksa memajukan kerangka ekonomi Indo-Pasifik. Pembentukan aliansi semikonduktor untuk mendorong dan menekan Tiongkok sudah berjalan lancar.Â
Untuk menghadapi strategi anti-Tiongkok Biden, tugas penting Tiongkok adalah mencegah pembentukan berbagai koalisi, besar atau kecil, sebisa mungkin. Agar berhasil mencegahnya, mengadopsi strategi dan taktik membunuh ayam untuk menakut-nakuti monyet, Â peringatan adalah cara yang sangat diperlukan.
Saat ini, ayam ini telah dipilih Jepang. Hal ini banyak berkaitan dengan permusuhan Jepang terhadap Tiongkok. Meskipun Menlu Jepang tidak menyatakan posisi untuk mengomentari posisi Pelosi ke Taiwan, tetapi kekuatan sayap kanan di Jepang sudah mulai bergerak.
Media Jepang melaporkan bahwa kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan menimbulkan gelombang besar, baik media resmi maupun media arus utama menganggapnya sebagai kebutuhan mendesak bagi militer Jepang.