Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perkembangan Proyek Kereta Cepat Pakistan-Tiongkok dan India-Jepang

30 Desember 2021   13:10 Diperbarui: 30 Desember 2021   13:10 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: timesofislamabad.com

Meskipun kemajuan India di bidang ekonomi dalam beberapa tahun terakhir terlihat jelas bagi semua orang, tetapi dalam hal pembangunan infrastruktur, itu memang masih terlihat kekurangan.

India saat ini menempati peringkat ke-10 di dunia dalam hal kekuatan ekonomi, dan infrastrukturnya berada di peringkat 68 tertinggal dari ekonomi dengan selisih yang besar. Seperti kata pepatah, sekali kereta api berdering, itu berarti sepuluh ribu tael emas, yang menyiratkan bahwa kereta api berperan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, jika ingin meraihnya harus berani dimulai memutuskan membangun jalur kereta api terlebih dahulu.

Kesenjangan besar antara ekonomi dan infrastruktur memperkuat tekad Modi untuk membangun kereta api cepat, dan dia segera mengarahkan pandangannya ke Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan pesat kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok telah mencapai prestasi yang membuat terkenal di dunia.

Menurut data yang relevan, sistem kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok saat ini menempati urutan pertama di dunia.

Pada tahun 2015, jarak tempuh kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok mencapai 20.000 kilometer, lebih dari setengah jarak tempuh pengoperasian kereta api berkecepatan tinggi di dunia, dan menjadi puncak kejuaraan. Dalam sepuluh tahun yang singkat ini, kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok telah menyelesaikan prestasi yang indah.

Tiongkok memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan kereta api berkecepatan tinggi yang kuat, yang secara alami diinginkan sebagai mitra kerja sama utama Modi. Selain itu, Tiongkok tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga sangat dominan dalam hal harga, yang hampir sepertiga lebih rendah daripada yang ditawarkan negara-negara lain peserta lelang.

Memilih Pemenang Antara Jepang dan Tiongkok

Jelas teknologi rel kecepatan tinggi Tiongkok berada terdepan dan harganya juga yang paling terjangkau, kenapa India akhirnya memilih bekerja sama dengan Jepang?

Untuk memprovokasi persaingan antara Tiongkok dan Jepang, Modi sengaja mengeluarkan berita: Kereta api pertama India akan berjalan secara horizontal melintasi India dengan total panjang 1.700 kilometer, dengan anggaran lebih dari US$ 20 miliar.

Begitu berita itu keluar, Jepang benar-benar termakan umpan. PM Japang Abe (pada saat itu) buru-buru mengundang Modi mengunjungi Jepang untuk secara pribadi menunjukkan kepadanya teknologi Shinkansen. Saat itu PM Abe memberikan kebijakan yang lebih baik daripada Tiongkok: yaitu menyetujui dan menerima usulan Modi: Rencana pinjaman dilunasi dalam 50 tahun, dan 20 tahun pertama tidak perlu membayar sepeser pun, dan bunganya hanya 0,1%.

Ini setara dengan menunjukkan cinta untuk pengentasan kemiskinan. Melihat bahwa Jepang begitu tulus, Modi tertawa dan bertanya, "Lalu, setelah selesainya kereta api berkecepatan tinggi, dapatkah Anda juga memberikan kita semua teknologi Shinkansen?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun