Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Laut Tiongkok Selatan Memanas, AS Cenderung Ofensif, Tiongkok Merespon Sekutu AS dan Beberapa Negara Numpang Panggung

19 April 2021   16:28 Diperbarui: 8 Mei 2021   19:22 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: chindia-alert.org

Boris Johnson secara blak-blakan menyatakan bahwa "langkah ini ditujukan untuk membendung Tiongkok." Komentar di situs Australian Lowy Interpreter menganggap "kembalinya" AL Inggris di wilayah "Indo-Pasifik" sebagai "proyek pencitraan", tetapi juga menunjukkan bahwa ada alasan tertentu bagi Inggris yang merupakan satu-satunya kekuatan angkatan laut dari "Empire Setting Sun (kerajaan yang sedang redup)", dan Inggris juga telah dikritik oleh netizen luar negeri, "Jangan berlagak seperti sebuah kerajaan besar, kamu hanya negara berukuran sedang tanpa UE."

Selain Inggris, operasi militer AL Prancis di kawasan Asia-Pasifik juga semakin sering terjadi. Kapal perangnya kerap kali melakukan shuttle di LTS untuk memperkuat apa yang disebut-sebut sebagai kehadiran militer di kawasan ini.

Baru-baru ini, lima AL negara-negara: Perancis, AS, Jepang, India, dan Australia menggelar latihan angkatan laut bersama di Teluk Benggala. Pada bulan Mei ini, Prancis, AS, dan Jepang akan mengadakan pelatihan penyergapan pulau bersama di Jepang. Prancis mengumumkan bahwa penentuan "strategi Indo-Pasifik" akan menjadi salah satu prioritas kerja UE pada tahap selanjutnya.

Artikel analisis "Sankei Shimbun" Jepang mengklaim bahwa sekutu Eropa di AS dan Amerika Latin "masuk" dalam upaya untuk menunjukkan bahwa "pengepungan terhadap Tiongkok" menjadi semakin besar dan kuat.

Bagi Tiongkok menganggap posisi Tiongkok di LTS dengan jelas menghormati kebebasan navigasi dan penerbangan yang dinikmati semua negara di LTS sesuai dengan hukum internasional, tetapi menentang penggunaan "kebebasan navigasi" oleh negara mana pun yang membahayakan kedaulatan Tiongkok dan merusak keamanan negara, ketenangan dan perdamaian kawasan.

Ketika situasi di LTS tegang, kekuatan Eropa dan Amerika mengipasi api dan mengaduk angin dan hujan, dan ketika situasi di LTS mulai tenang  dan dingin sebagai negara ekstrateritorial, mereka justru mulai lagi terlibat dalam "diplomasi kapal perang zaman kuno."

Maka ada pengamat yang mengatakan, andaikata hanya bayangannya mreka sendiri yang terlihat ketika membelakangi matahari, maka politisi Eropa dan Amerika menganggap Laut China Selatan sebagai "bonanza" untuk mendapatkan modal yang tulus, maka penampilan keras di "panggung besar" ini tidak lain adalah mencerminkan lakon yang jelek.

Namun bagaimnapun kita yang hidup di kawasan ini sangat mengharapkan LTS dalam keadaan tenang dan damai....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

inf.news

aljazeera.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun