Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Hasil Penelusuran Covid 19 Tim Ahli WHO di Wuhan Tiongkok?

10 Februari 2021   20:02 Diperbarui: 10 Februari 2021   20:25 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah karantina dua minggu, Tim peneliti WHO muncul dari hotel mereka untuk pertama kalinya sejak kedatangan mereka di kota Wuhan, Tiongkok dan mereka langsung mulai mencari petunjuk tentang asal-usul pandemi COVID-19.

Kunjungan tersebut telah dirahasiakan: Rincian rencana perjalanan mereka belum dirilis, dan tidak diketahui seberapa banyak akses yang akan diberikan Tiongkok kepada para peneliti ke situs yang ingin mereka kunjungi dan orang yang ingin mereka ajak bicara atau wanwancarai.

Para ilmuwan WHO berharap memperoleh informasi tentang kasus paling awal dari virus korona baru (Covid-19) - yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan - akan membantu mereka lebih memahami dari mana asalnya dan mencegah pandemi serupa di masa depan.

Para peneliti di seluruh dunia sangat ingin mendapatkan akses ke sampel yang diambil dari Pasar Seafood (Makanan Laut) Huanan, yang mengalami wabah awal, dan catatan rumah sakit Wuhan.

Tim berharap dapat mengunjungi pasar itu sendiri serta lokasi kasus awal lainnya. Bisa datang ke laboratorium di Institut Virologi Wuhan yang dibangun setelah pandemi SARS 2003 dan menyimpan arsip ekstensif urutan genetik kelelawar coronavirus. Pejabat AS di pemerintahan Trump sebelumnya menuduh tanpa menunjukkan bukti bahwa virus itu lolos dari institut tersebut.

Ada beberapa ahli yang mengatakan sepertinya virus korona baru (SAR-Cov2) muncul dari laboratorium di Wuhan dan mengatakan analisis genom virus korona baru tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa itu direkayasa oleh manusia.

Para peneliti mungkin juga akan mengunjungi rumah sakit yang kewalahan pada puncak pandemi di Tiongkok dan cabang lokal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.

Pasar makanan laut dan tempat lain di mana kasus awal muncul tetap penting karena virus terus berubah, seperti yang ditunjukkan oleh strain baru yang ditemukan di Inggris Raya.

Ternyata Tim Ahli WHO Bebas Berkunjung ke Tempat Target Yang Diinginkan

3 Februari 2021, Institut Virologi Wuhan, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Tim ahli WHO tinggal di sana selama hampir 4 jam, dan rombongan juga mengunjungi laboratorium Biosafety Level 4 (BSL-4).

Ini adalah laboratorium biologi dengan tingkat keamanan tertinggi di Tiongkok. Tujuan utama perjalanan mereka adalah melacak sumber virus mahkota baru (SAR-COV2/Covid-19), namun kesimpulan yang keluar dari kelompok pakar Institut, telah mengecewakan orang-orang tertentu di Barat yang anti-Tiongkok.

Ini adalah ketiga kalinya WHO datang ke Tiongkok untuk melacak sumber virus Covid-19 setelah wabah. Banyak orang di Barat benar-benar "bersemangat" akan mendapatkan sumber virus yang mereka tuduhkan, dan mereka ingin memberitahukan dunia untuk mengutuk Tiongkok.

Mulai 6 Januari 2021, telah muncul di halaman depan laporan BBC di Inggris dan CNN AS dengan isi yang provokatif memuat judul berita: "Penolakan Pelacakan Masuk Kelompok Pakar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)" dan secara terselubung disertai dengan foto pasar seafood Huanan-Wuhan di bawah ditambah catatan: "Ini adalah tempat pertama Pasar Seafood Wuhan yang di-identifikasi tempat asal kelahiran Covid".

Sumber: New York Post + BBC
Sumber: New York Post + BBC
Ini jelas sengaja memberi tahu dunia: Covid-19 berasal dari Tiongkok, dan Tiongkok masih menghalangi pelacakan asal mula dari virus pandemi ini!"

Tetapi apakah benar ada masalah seperti yang dinyatakan oleh CNN dan media Barat? Ternyata tidak ada yang disebut "pemblokiran/menghalang-halangi" sama sekali. WHO telah jauh hari menyatakan bahwa kelompok ahli belum masuk ke Tiongkok,  karena izin visanya belum diproses. Ada masalah dengan visa yang terdiri dari dua ahli mereka

Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan kepada BBC "mungkin ada kesalahpahaman" dan "tidak perlu terlalu berprasangka untuk hal ini".

Pada konferensi pers reguler pada 6 Januari, menghadapi agresivitas media Barat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan: "Tiongkok telah mempertahankan sikap positif dan konstruktif dengan WHO mengenai kedatangan para ahli internasional ke Tiongkok untuk melakukan kerja sama penelusuran virus Covid-19, dan terus dalam komunikasi yang erat, untuk memastikan kelancaran kemajuan kerja kelompok pakar internasional di Tiongkok, perlu dilakukan prosedur tertulis dan membuat pengaturan khusus yang relevan. Kedua belah pihak saat ini sedang merundingkan hal ini."

Pada bulan Februari dan Juli tahun lalu, Tiongkok mengundang WHO untuk mengorganisir para ahli untuk datang ke Tiongkok, dan bersama-sama menyusun program penelusuran asal dari virus Covid secara global dan bekerja sama untuk bagian dari Tiongkok. Wakil Direktur Laboratorium Keamanan Hayati Wuhan, ahli virologi Tiongkok Shi Zhengli, sebelumnya telah mengirim niat ini melalui email dalam kapasitasnya secara pribadi.

Dalam wawancara dengan BBC, dia berkata: "Saya berkomunikasi dengan pakar WHO dua kali, dan saya secara pribadi menjelaskan bahwa dia akan menyambut baik mereka untuk mengunjungi Wuhan."

Sumber: bbc.com
Sumber: bbc.com
Para Pakar WHO Tiba di Wuhan

Penerbangan Scoot TR120 tiba di Terminal T3 Bandara Wuhan Tianhe sekitar pukul 11 siang pada 14 Januari 2021. Pesawat tersebut ditumpangi oleh anggota Kelompok Pakar WHO, yang terdiri dari para ahli dari berbagai negara termasuk virologi, keamanan pangan, dan epidemiologi. Setelah di Swap dan test Covid dan diisolasi selama 14 hari sesuai dengan ketentuan. Sejak 28 Januari, tim ahli WHO telah mengajukan petisi ke Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, Pasar Seafood Hainan,Wuhan dan tempat-tempat lain.

Pada 3 Februari, mereka datang ke Institut Virologi Wuhan, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (WIV), dan melakukan pertukaran mendalam dengan para ahli seperti Shi Zhengli selama hampir 4 jam.

Sehabis kunjungan, anggota ahli WHO, Wakil Direktur Institut Pasteur dari St. Petersburg, Rusia, Deidekov Ph.D. Epidemiologi, secara langsung mempertanyakan apa yang disebut laboratorium "drug venting". Dia berkata: "Laboratorium Wuhan baik-baik saja, dilengkapi dengan perlengkapan canggih dan jelas bagi semua. Pengaturannya tepat. Saya tidak tahu siapa yang mengkritik mereka sepanjang waktu. Pengaturan kerja di laboratorium sangat teliti. Saya tidak melihat apa yang bisa dibocorkan dari situ!"

Beberapa orang ada yang berpikir ahli Rusia berkata demikian karena Rusia lebih membela Tiongkok. Tapi mari kita lihat apa yang dikatakan pakar yang datang dari Inggris, Peter Daszak, anggota kelompok ahli WHO, seorang ahli zoologi Inggris "Saya tahu betul bahwa ini adalah laboratorium virologi yang sangat bagus."

Sumber: ecohealthalliance.org
Sumber: ecohealthalliance.org
Peter Daszak adalah seorang ahli zoologi Inggris dan pakar penyakit ekologi, khususnya zoonosis. Dia saat ini adalah presiden EcoHealth Alliance, sebuah organisasi non-pemerintah nirlaba yang mendukung berbagai program kesehatan global dan pencegahan pandemi dengan kantor pusat di New York City. Dia adalah peneliti, konsultan, dan pakar publik dalam penyebab dan penyebaran wabah penyakit zoonosis seperti COVID-19, Ebola, virus Nipah, dan zoonosis lainnya.

Pada awal 2014, dia telah berkunjung ke sana sebagai ahli zoologi senior. Kali ini dia bertanggung jawab untuk menelusuri asal usul apakah Covid-19 "ditularkan dari hewan ke manusia".

Pada hari yang sama, dia bertemu dengan Shi Zhengli, seorang ilmuwan medis Tiongkok, yang menjelaskan bahwa penyebaran virus corona tidak ada hubungannya dengan laboratorium. Urutan genom dari virus Covid-19 konsisten tidak ada hubungannya sama sekali dengan yang ada di laboratorium.

Sumber: reuters.com
Sumber: reuters.com
Setelah seminggu melakukan kunjungan dan penyelidikan, ahli Inggris itu memecahkan kebisuannya: "Mungkin karena penelitian terkait laboratorium sangat dekat dan mirip dengan kebenaran virus. Sebaliknya, ada beberapa orang yang berdiri dan menuduhnya dan mendiskreditkannya. Ini sungguh ironis! Saya yakin akan keamanan Institut Riset Virus Wuhan."

WIV didirikan pada tahun 1956, WIV adalah gedung bagi laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi pertama di Tiongkok untuk mempelajari patogen kelas empat, yang, seperti laboratorium keamanan hayati serupa di seluruh dunia, mengikuti inspeksi ketat dan standar internasional. Itu juga salah satu lembaga yang ditunjuk dari Komisi Kesehatan Nasional untuk mengirimkan urutan genom dari novel coronavirus ke WHO pada 12 Januari 2020.

Namun, tempat itu telah difitnah dengan kejam oleh beberapa politisi anti-Tiongkok, seperti mantan Menlu AS Mike Pompeo, sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka untuk menghasut konfrontasi terhadap Tiongkok seperti Perang Dingin dengan Tiongkok, tanpa rasa hormat terhadap sains dan fakta. Tuduhan tersebut tampak "konyol" bagi mereka yang bekerja di lab, dan bahkan tidak layak untuk tidak disangkal, sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan kepada Global Times.

Sumber: edition.cnn.com
Sumber: edition.cnn.com
Jika dikira orang Inggris ini tidak objektif, mari kita lihat orang Amerika. CNN di AS menerbitkan laporan pada tanggal 3 Februari, dalam laporan ini, editor CNN a.l sbb:

Tim penyelidik WHO di Wuhan mengunjungi laboratorium pada Rabu yang telah menjadi fokus konspirasi dan spekulasi tentang asal mula pandemi virus corona.

Para penyelidik WHO memulai penelitian di pusat kota Tiongkok minggu sebelumnya, setelah karantina selama 14 hari dan penundaan birokrasi. Pekerjaan mereka telah menjadi sasaran pengawasan ketat dan tekanan politik baik dari dalam maupun luar negeri Tiongkok.

Beberapa tempat yang mereka kunjungi sama kontroversialnya dengan laboratorium yang dijalankan oleh Institut Virologi Wuhan, yang menurut para pejabat di pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, tanpa memberikan bukti, bisa jadi merupakan asal mula virus corona.

Laboratorium yang dimaksud, yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang dikelola pemerintah pusat, adalah satu-satunya laboratorium di Tiongkok daratan yang dilengkapi untuk biocontainment tingkat tertinggi, yang dikenal sebagai Biosafety Level 4 (BSL-4).

Laboratorium BSL-4 dirancang untuk mempelajari patogen paling berbahaya di dunia - patogen yang berisiko tinggi untuk penularan, seringkali berakibat fatal dan paling sering tidak memiliki obat yang dapat diandalkan, seperti virus corona.

CNN kemudian mencoba untuk bertanya kepada kepala tim WHO dan seorang ahli keamanan pangan tentang apa itu. Meskipun wartawan dengan marah mengisyaratkan, "situasi saat ini di Tiongkok sempurna. Ada desinfeksi besar-besaran, dan sekarang semua peralatan ada di sana, yang mana memberi contoh bagi kami untuk menjaga infrastruktur, memastikan sanitasi, dan arus barang dan orang ... "

Kemudian CNN bertanya dengan sangat sinis: "Apakah ada penghalang di Tiongkok? Apakah Anda tidak dapat menghubungi orang yang Anda kenal?"

Pakar keamanan pangan Denmark Ben Embarek dari kelompok ahli: "Kami bebas berbicara dengan pedagang pasar, dan para pekerja memahami situasinya tanpa dihalangi ..."

Kelompok ahli ahli transfer epidemiologi Amerika Thea Fisher: "Kami dapat melakukan pengambilan sampel lingkungan di pasar. Tiongkok memiliki pejabat kesehatan yang sangat baik, dan bahkan memberi tahu kami di mana tepatnya mengambil sampel dari sistem ventilasi..."

Kelompok ahli zoologi Inggris Peter Daszak: "Saya pikir Tiongkok terbuka dan bersedia bekerja sama dengan kami. Kami menyaksikan sesuatu setiap hari."

Kepala kelompok ahli kesehatan: "Tiongkok secara aktif bekerja sama dengan WHO untuk memberikan data penting tentang influenza atau penyakit serupa, dan menjaga transparansi."

CNN juga bertanya kepada ahli Rusia. Pada akhirnya, CNN melihat bahwa mereka "tidak dapat membuat kesepakatan" dan harus "bekerja keras" untuk menuliskan laporannya: "Jelas, sesuatu terjadi di pasar itu" tetapi harus diakui: "Mungkin hal serupa juga telah terjadi di tempat lain".

Apa yang dilihat CNN di Wuhan adalah laboratarium yang tercanggih selama ini. Mereka semua menjadi tercengan dengan apa yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri, dari laboratorium Wuhan ke Pasar makan laut (Seafood) Huanan, Wuhan, dari isu pembuatan virus SAR-Cov2 hingga "makan kelelawar" dan pidato Trump hingga juru bicara Biden yang terus menerus menuduhkan dan menfitnah Tiongkok tentang asal muasal virus Covid-19. Yang coba terus memojiokkan Tiongkok tentang pandemi ini.

AS telah memimpin kekuatan Barat untuk memberi label "sumber pandemi" pada orang-orang Tiongkok, dan mereka mensetingnya dengan sangat baik: mereka mencoba menggunakan alasan Tiongkok adalah sumber asal mula Covid-19 untuk mengalihkan konflik sosial mereka yang disebabkan oleh ketidak efektifan mereka melawan pandemi dengan mengkambing hitamkan Tiongkok dan meminta Tiongok untuk mengganti rugi atas kegagalan mereka melawan Covid-19.

Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas mengatakan: "Tidak ada bukti untuk membuktikan keaslian desas-desus asal mula pandemi, tetapi yang saya lihat adalah fakta bahwa bahkan dalam masa sulit pandemi, negara-negara Barat belum mengendurkan sanksi terhadap negara-negara yang terjebak dalam pandemi."

Ini yang disebut Barat sebagai suar HAM? Untungnya, yang palsu itu tidak benar. Seperti yang disaksikan oleh ilmuwan top dari beberapa negara, negara Tiongkok akhirnya dituduh  dengan tidak adil.

Lalu pertanyaannya muncul lagi, karena di Tiongkok ternyata tidak ada masalah, di mana masalahnya?

Dengan kesimpulan dari para pakar ahli ternyatg asal muasal Covid-19 bukan dari Tiongkok. Maka banyak para pakar Tiongkok dan dunia luar yang netral dan berkompeten memmpertanyakan: Setelah WHO mengakhiri perjalanannya ke Wuhan, harus merumuskan rencana penelusuran global sesegera mungkin.

Pada 4 Februari, Zeng Guang, kepala sains Epidemiologi CDC Tiongkok berkomentar: Perlu direkomendasikan agar WHO melacak situasi negara atau wilayah di mana virus Covid-19 muncul dalam sampel darah yang dikumpulkan pada 2019 atau bahkan lebih awal.

AS harus menjadi "inti dari semua kuncisumber penyelidikan" pekerjaan ketertelusuran. Profesor Zhan Qiu dari Institut Virologi Departemen Medis Universitas Wuhan: Sudah ada banyak strain mutasi COVID-19, dan strain yang berbeda mungkin memiliki jalur evolusi dan sumber yang berbeda. Saat ini, AS yang memiliki berbagai strain, paling cocok untuk diadakan penelitian penelusurannya.

Wang Guangfa, direktur Departemen Pengobatan Pernafasan dan Perawatan Kritis di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking berkomentar: Merekomendasikan agar para ahli WHO pergi ke Spanyol, Italia, AS, Brasil dan negara-negara lain untuk melacak sumbernya.

Karena di negara-negara tersebut telah lama ditemukan kasus-kasus lebih awal sebelumnya, hanya saja Tiongkok negara pertama yang melaporkan kasus tersebut. "Pasien Zero" sudah tidak ada lagi di Tiongkok. Jika ingin menemukan kebenaran, WHO harus menyelidiki di lebih banyak negara.

Tentu saja, investigasi terpenting adalah di AS. Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS: Pada pertengahan Desember 2019, ada orang AS yang telah terinfeksi virus SAR-Cov2, jauh lebih awal dari waktu ketika kasus pertama diberitahukan di AS (Januari 2020). Itu sebulan lebih awal, itu patut dicurigai untuk di selidiki.

Ketika kasus Covid-19 terjadi di Tiongkok seluruh dunia menjadi tercengan, dan AS langsung bereaksi cepat: menutup penerbangan dari Tiongkok, terlihat AS sudah lebiah awal mengetahui akan kedahsyatan dari bahaya Covid-19 ini yang sangat mengerikan.  Apakah ini tidak menimbulkan kecurigaan?

Sumber: ABS News
Sumber: ABS News
Pada bulan Juni 2019, dua orang telah meninggal dan 18 lainnya telah dirawat di rumah sakit setelah "wabah pernafasan" di komunitas pensiunan Virginia, menurut pejabat

Departemen Kesehatan Wilayah Fairfax mengatakan bahwa 54 orang telah jatuh sakit dengan "gejala pernapasan mulai dari gejala pernapasan atas (batuk) hingga pneumonia" dalam 11 hari terakhir di Komunitas Pensiun Greenspring di Springfield.

Dalam sebuah surat kepada warga yang diperoleh dari afiliasi ABC News WJLA-TV di Washington D.C., Greenspring menggambarkan gejala sebagai "demam, batuk, nyeri tubuh, mengi, suara serak dan kelemahan umum."

Benjamin Schwartz, direktur departemen kesehatan, mengatakan kepada ABC News pada hari Kamis bahwa wabah telah dilaporkan di bagian perawatan dan perawatan terampil. Dia mengatakan wabah dimulai dengan kasus pertama pada 30 Juni 2019.

Penyebab spesifik dari wabah tersebut belum diidentifikasi tetapi tes tambahan terhadap sampel sedang dilakukan, menurut Schwartz.

Fasilitas hidup dengan bantuan dan perawatan terampil di Greenspring adalah rumah bagi 263 penghuni, kata Schwartz. Dia mengatakan dua pasien yang meninggal dalam wabah itu telah dirawat di rumah sakit karena pneumonia tetapi merupakan "orang tua dengan masalah medis yang kompleks." (ABC News 12 Juli 2019).

Komunitas itu "secara kebetulan" berada di sebelah Fort Detrick, Institut Pengobatan Penyakit Menular Angkatan Darat AS Setelah insiden ini terjadi, Fort Detrick diselidiki dan ditutup oleh Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan dalam satu bulan dengan alasan: "Kegagalan dalam menerapkan dan terus menerapkan tindakan pengendalian untuk memastikan keamanan item atau virus tertentu".

Sumber: WDVM
Sumber: WDVM
New York Times pada 5 Agustus 2019 memberitakan: Penelitian Kuman Mematikan Dihentikan di Lab Angkatan Darat Karena Masalah Keamanan. Masalah dengan pembuangan bahan berbahaya membuat pemerintah menangguhkan penelitian di pusat pertahanan hayati terkemuka milik militer.

Setelah itu Trump berteriak kepada WHO menyatakan "putus hubungan" dengan WHO. Shingga menimbulkan kecurigaan banyak pihak. Apakah ini semua tidak mencurigakan?

Juru bicara Kemlu Tiongkok Wang Wenbin menunjukkan: "Pelacakan virus adalah masalah ilmiah yang sangat kompleks yang akan melibatkan banyak negara dan wilayah. Ilmuwan di seluruh dunia harus bekerja sama dalam pekerjaan ini. Kami berharap semua pihak akan seaktif Tiongkok dalam penelusuran isu ini. 

Wuhan, Tiongkok mungkin menjadi pelacakan pertama untuk penelusuran global, tetapi seharusnya tidak menjadi perhentian pelacakan terakhir. Saya benar-benar minta maaf karena penyelidikan WHO atas Tiongkok mengecewakan Barat. Saya berharap Amerika Serikat tidak akan mengecewakan kita di Fort Detrick."


Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.bbc.com/news/world-asia-china-55837009

https://www.9news.com.au/world/coronavirus-how-who-experts-will-hunt-for-covid19-origins-china-wuhan/c8ba6f0a-15ab-46b3-8ed2-c1f621689309

https://www.bbc.com/news/world-asia-china-55555466

https://www.bbc.com/news/world-asia-china-55364445

https://www.ecohealthalliance.org/personnel/dr-peter-daszak

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-who-china-idUSKBN2A309F

https://www.globaltimes.cn/page/202102/1214812.shtml

https://edition.cnn.com/2021/02/03/asia/wuhan-coronavirus-who-bat-lab-intl-hnk/index.html

https://abcnews.go.com/US/respiratory-outbreak-investigated-retirement-community-54-residents-fall/story?id=64275865

https://www.nytimes.com/2019/08/05/health/germs-fort-detrick-biohazard.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun