Mereka meramalkan bahwa masuknya Tiongkok ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001 akan menyebabkan keruntuhan Tiongkok, dan kemudian krisis keuangan Asia tahun 1997 meletus selama periode ini.
Risiko hard landing dalam ekonomi Tiongkok telah meningkat, dan George Soros mengambil kesempatan untuk menekan dolar Hong Kong. Oleh karena itu, menurut penilaian mereka bahwa "ekonomi Tiongkok akan runtuh" akan berkecamuk kekacauam untuk sementara waktu.
Selama periode waktu itu, yang paling berpengaruh adalah sebuah teori yang ditulis dalam buku "The Coming Collpase of China" yang ditulis oleh orang Amerika keturunan Tiongkok Gordon G. Chang (Zhang Jiadun) pada tahun 2001.
Sebagai penulis "The Coming Collapse of China" sejak 2001 Gordon G. Chang berulang kali mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok pada akhirnya akan runtuh.
Chang mengatakan bahwa Tiongkok adalah "new dot-com bubble", menambahkan bahwa pertumbuhan pesat Tiongkok tidak didukung oleh berbagai faktor internal seperti penurunan pertumbuhan penduduk serta perlambatan penjualan retail.
Dalam wawancara terpisah, dia mengatakan bahwa Tiongkok mencapai 149,2% dari surplus perdagangan saat itu dengan AS itu melalui "berbohong, menipu, dan mencuri" dan jika Tiongkok memutuskan untuk menyadari ancamannya yang telah diungkapkan sejak Agustus 2007 untuk menjual US Treasuries, justru akan merugikan ekonominya sendiri yang mengandalkan ekspor ke AS, Â ekonomi AS akan dirugikan oleh penjualan Treasuries, menyebabkan AS membeli lebih sedikit dari Tiongkok, yang pada gilirannya akan merugikan ekonomi Tiongkok.
Buku itu ada dalam daftar buku terlaris tahunan "New York Times" tahun itu. Gordon G. Chang menegaskan bahwa "Sistem ekonomi Tiongkok saat itu hanya dapat bertahan paling lama lima tahun." Dia memperkirakan bahwa "Tiongkok akan mulai runtuh sebelum Olimpiade Beijing 2008."
Buku itu diterbitkan lagi pada tahun 2002 dalam versi bahasa Mandarin (Taiwan), dan dan Lee Teng-hui (mantan pemimpin otoritas Taiwan) secara pribadi menulis kata-kata yang direkomendasikan untuk itu. Tentu saja, alih-alih Tiongkok runtuh, justru model Barat sendiri yang menghadapi tantangan yang semakin meningkat dan berat.
Seorang pakar Tiongkok Zhang Weiwei pada bulan Desember 1994 menerbitkan sebuah artikel untuk pertama kalinya dalam edisi internasional di "New York Times" yang mengemukakan setelah 100 tahun Deng Xiaoping, pemikiran dan kebiajakannya akan terus berlanjut. Sejak itu dia menjadi garda terdepan dalam perdebatan dalam banyak perdebatan perselisihan pendapat dalam forum internasional tentang wacana konflik Tiongkok dan Barat.
Dari tahun 1996 hingga 2000, Zhang Weiwei menerbitkan dua buku dalam bahasa Inggris "Ideologi dan Reformasi Ekonomi di Zaman Deng Xiaoping", dan yang lainnya adalah "Reformasi Ekonomi Tiongkok dan Pengaruh Politiknya".
Karya Zhang memiliki dampak tertentu di kalangan akademisi Barat. Intinya adalah bahwa Tiongkok telah mengeksplorasi model pembangunannya sendiri. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Tiongkok tidak akan runtuh dan bahkan akan naik ke level berikutnya.