Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jatuhnya F-35A Jepang Kerugian atau "Keuntungan" Bagi Jepang?

8 Juni 2019   11:35 Diperbarui: 8 Juni 2019   15:15 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dailymail.co.uk

Pada 12 Mei lalu telah posting tentang jatuhnya F-35A milik AU Pasukan Bela Diri Jepang pada saat latihan terbang pada 9 April di lepas pantai Jepang utara, baca: (  Jet Tempur F-35 Digrounded Strategi AS "Eagle Wall dan Eagle Chain" Terancam Berantakan  )

"Kotak Hitam/Black Box" dari F-35A yang jauh di lepas pantai ini akhirnya dapat ditemukan, tetapi penyebab kecelakaan fatal ini masih misterius, semua pihak yang terlibat masih belum mau membuka penyebab sesungguhnya dari insiden ini.

Namun produser F-35 Lockheed Martin AS tiba-tiba menawarkan untuk memberikan beberapa rahasia inti teratas dari pesawat ini kepada Jepang. Insiden ini membawa "kerugian atau keberuntungan" bagi Jepang? Terutama jika dikaitkan dengan upaya Jepang untuk mengembangkan sendiri jet tempur generasi barunya. Akankah jatuhnya F-35A ini memberi peluang baru bagi Jepang?

Dengan diberikannya rahasia inti dari F-35 ini, apakah Jepang akan terus menghahiskan banyak uang untuk berlanjut membeli F-35 ini, atau mengambil kesempatan untuk bisa membantu dalam mengembangkan jet tempur generasi berikutnya buatan Jepang sendiri F-3?

Pada 7 Mei lalu, Menhan Jepang Takeshi Iwaya menyatakan bahwa "Kotak Hitam" dan bagian reruntuhan penutup kokpit F-35A yang jatuh ke laut dengan kedalaman 1500 m telah dapat ditemukan. Hanya sayang "Kotak Hitam" ini ditemukan dengan keadaan rusak dan rekaman altitude/ketinggian, kecepatan serta penerbangan tidak dapat diselamatkan. Ini menyebabkan para penyelidik tidak dapat mengkonfirmasi bagaimana jet tempur tercanggih di dunia ini jatuh.

Para analis banyak yang mengatakan, jatuhnya F-35A ini harus difokuskan pada penyebab kecelakaan dan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa.


Hingga saat ini insiden ini tidak bisa ditentukan terjadi karena kesalahan pilot atau karena disebabkan perangkat keras atau perangkat lemah dari pesawat itu sendiri.

Ada laporan bahwa F-35A Jepang telah mengalami tujuh kali kecelakaan, maka dari itu partai oposisi parlemen Jepang mengeritik rencana pembelian F-35A harus diperiksa ulang.

Tapi Menhan Jepang Takeshi Iwaya mengatakan, tidak ada rencana untuk mengubah rencana tersebut. Selain itu, pejabat dari Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa F-35A adalah satu-satunya jet tempur generasi kelima yang dapat dibeli Jepang.

Jepang tidak punya pilihan lain dalam membangun kekuatan pesawat termpur, tetapi seorang mantan pejabat Kementerian Pertahanan Jepang secara terbuka menyatakan bahwa setelah kecelakaan itu, lebih banyak laporan media mengkritik hilangnya seorang pilot jet tempur  senilai 15 miliar yen, tetapi kerugian itu bahkan lebih menyedihkan untuk pilot profesional dengan jam terbang 3200.

Selain itu, Iwaya mengatakan bahwa jika tidak mungkin mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyelidiki kecelakaan pada waktu yang tepat, maka Jepang harus mempertimbangkan kembali seluruh rencana pembelian F-35A, daripada berkompromi.

"Kotak Hitam" F-35 Yang Tidak Handal?
Pemahaman kita tentang "kotak hitam" sebenarnya harus sangat kuat, tetapi kali ini tampaknya ada informasi yang menyunjukkan "Kotak Hitam" ini tidak dapat diselamatkan, ditemukan sudah terfragmentasi dan tidak dapat dibaca rekaman informasinya.

Yang dimaksud dengan "Kotak Hitam" terfragmentasi adalah kotak telah terkoyak, data memori sudah rusak tak terbaca lagi. Kita ketahui dalam kecelakaan ini pesawat jatuh dan tenggelam dalam laut sedalam lebih dari 1000 meter.

"Kotak Hitam" yang tenggelam sedalam 1200an meter dalam laut saja, itu akan mendapatkan tekanan 12,4 Mpa atau 2.247 PSI (dalam laut akan mendapat tekanan 1.030 kg/m3). Jadi bisa dibayang "Kotak Hitam" ini tenggelm sedalam lebih dari 1000 m bahkan mungkin 1500 m, kemungkinan kotak akan pecah atau bocor dan kemasukan air laut.

Akibatnya rekaman rusak dan tidak menguntungkan bagi penyelidik untuk menyelidiki penyebab kecelakaan, karena rekaman untuk serangkaian data inti penerbangan, berupa altitude, kecepatan, heading, pembicaraan dan kondisi pilot dll telah hilang, jika tidak bisa untuk di-recover data-data yang sangat berharga ini akan membawa kesulitan untuk mencari penyebab kecelakaan sesungguhnya.

Aikibat dari hal tersebut di atas, timbul bermacam-macam spekulasi. Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan Jepang tidak ingin mengungkapkan informasi dalam "Kotak Hitam" itu.

Namun sebagian pengamat ada yang memperkirakan itu mungkin ada dua kemungkinan alasan. Kemungkinan pertama, tidak menguntungkan bagi pihak Jepang. Di sisi lain, ini mungkin tidak menguntungkan bagi AS. Dua alasan tersebut sangatlah mungkin.

Bagi Lockheed Martin produsen F-35 bisa saja meminta kepada Jepang untuk tidak mengungkapkannya dengan imbalan memberi beberapa rahasia inti dari kode perangkat lunak pesawat F-35 ini, hal ini berkaitan dengan kredibiltas F-35.

Jadi bisa saja jika informasi menyangkut informasi yang mengarah ke arah masalah desain F-35, maka jelas AS akan tidak bisa menerima untuk diungkapkan hasil restorasi akhir dari "Kotak Hitam" yang ditemukan. Para ahli luar mencurigai ada masalah dengan sistem oksigen. Sehingga pilot menjadi hilang kesadaran diri sepenuhnya.

Kemudian pesawat jatuh dalam kondisi alami dan tidak ada manipulasi. Itu bisa menjadi bencana besar. Dan semua orang tahu bahwa sekarang banyak media membicarakan hal ini, karena ini adalah pesawat pertama yang dirakit di Jepang. Menjadi F-35 yang dibangun di Jepang. Dan setelah keluar dari jalur perakitan tahun lalu terus dikirim ke AS untuk pengujian.

Setelah diuji selesai baru diperboleh untuk terbang. Dalam hal ini pesawat telah diberi izin, sertifikat keamanan, namun ternyata ada masalah. Siapa yang harus bertanggung jawab?

Jadi mungkin ada banyak pertanyaan di dalamnya yang benar-benar tidak jelas. Mungkinkah pihak AS, termasuk pihak Jepang, memutuskan bahwa jika hal ini diumumkan, itu bisa berbahaya. Dan itu mungkin sangat berbahaya, jadi mereka  lebih baik mengatakan itu rusak. Jika rusak, dunia luar hanya akan menebak-nebak. Jadi dalam hal ini masing-masing pihak,  Jepang dan AS mempunyai kepentingan.

Tampaknya Lockheed Martin menyimpan rahasia kelemahan dari F-35, dan kini dengan insiden F-35A Jepang terungkap kelemahannya, maka sepertinya mereka menghendaki Jepang untuk merahasiakannya dengan imbalan memberi beberapa rahasia inti teknis dari pesawat ini.

Tampaknya sebenarnya Lockheed Martin terutama ingin mengklarifikasi kualitas pesawatnya saat ini, karena pesawat itu dirakit di Jepang. Tetapi bagaimanapun juga, peralatan utama berasal dari Lockhed Martin, misalnya, mesinnya, Pratt & Whitney. Tapi Lockhed Martin mengatakan bahwa pesawatnya tidak memiliki masalah kualitas, suku cadang yang diberikan kepada Jepang tidak ada masalah. F-35 produknya sangat efektif, jadi sekarang mrngatakan mereka dapat memberikan Jepang beberapa rahasia, yaitu, sumber kode (source code) inti.

Mereka mengatakan bersedia memberi rahasia ini untuk membuktikan bahwa kualitas pesawat mereka dapat diandalkan dan tidak ada masalah. Bahkan, ini untuk menunjukkan kepada pembeli F-35 global, yang merupakan pasarnya.

Lockeheed Martin ingin memberi kesan bahwa kecelakaan di Jepang tidak berarti ada masalah kualitas pada Lockheed Martin, jadi ini adalah untuk memperjelas tanggung jawab. 

Terjadi insiden di Jepang itu bukan berarti ada masalah dengan Lockheed Martin. Dan memberi rahasia beberapa sumber kode bukan untuk menebus dosa, melainkan untuk menunjukkan terjadinya insiden bukanlah suatu yang yang berarti, tapi justru bagus bagi Jepang bisa dapat rahasia kode sumber dari pesawat ini, selama Jepang mendukung produk Lockheed Martin.

Jadi sebenarnya tujuan dari Lockheed Martin memberi Jepang rahasia pesawat adalah untuk citranya sendiri, karena pasarnya yang meng--global.

Maka tidak heran jika Jepang mengeluarkan pernyataan, meskipun terjadi insiden fatal pada F-35A miliknya namun rencana pembelian terhadap pesawat ini tidak berubah. Karena jika kini Jepang dapat menguasai teknologi inti, ini sangat penting bagi Jepang mengingat adanya proyek jet tempur siluman F-3 yang sedang dikembangkan.

Karena salah satu cara yang paling dapat dicapai mulai sekarang adalah dengan membeli jet tempur generasi kelima F-35 melalui AS, karena Jepang menyadari program F-3 adalah rencana program sekarang, perkembangannya masih belum tahu hasil akhirnya. Pada tahun 2025 dan 2030, F-2 mereka sudah harus pensiun. Jadi kini harus ada alternatif yang komprehensif, maka simpul ini harus menjadi simpul terakhir.

Tetapi sekarang tidak bisa mendapatkannya, jadi prioritas pertama adalah membelinya terlebih dahulu. Meskipun AS belum memiliki kesimpulan akhir, yang merupakan alasan mengapa F-35 jatuh. Tetapi jika Jepang mengatakan tidak akan membelinya secara terus terang, maka pernyataan itu akan  merusak AS dan solidaritas aliansi.

Bahkan sekarang kebutuhannya lebih besar, 105 plus 42=147. Skala ini menjadi yang terbanyak dan terbesar di kawasan Asia-Pasifik, ditambah lagi dengan langkah berikutnya Australia yang mungkin berjumlah 100 jet F-35.

Sehubungan banyak order dengan kecepatan pembelian saat ini, Jepang akan membelinya terlebih dahulu. Jepang tampaknya akan menyelesaikan masalahnya nanti, dan sekarang perusahaan Lockheed Marting benar-benar melakukan yang langkah yang sangat besar karena insiden F-35A Jepang. Kode ini belum pernah dipublikasikan, dan tidak ada mitra negara-negara yang melakukan produksi F-35 bersama mendapatkannnya.

Australia, Kanada, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Turki, dan Inggris saat ini yang sudah dalam kemitraan resmi dengan AS pada program F-35. Israel, Jepang dan Korea Selatan telah melakukan pemesanan melalui proses penjualan militer asing. Belgia juga baru-baru ini masuk dalam platform pembelian.

Saat ini ada 12 negara yang berkomitmen terhadap pemesanan Jet Gen-5 F-35 sebagai mitra atau pembelian alutsista militer asing. Kini diseluruh dunia telah ada 350 F-35s.

Maka negara-negara mitra akan merasa didiskriminasikan dalam memperoleh rahasia sumber kode seperti yang diberikan kepada Jepang. Negara-negara ini akan bertanya-tanya apakah mereka akan mendapatkannya setelah terjadi insiden seperti Jepang?

Maka AS akan sulit untuk langkah selanjutnya terhadap negara-negara yang berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan F-35, terutama Inggris yang telah menghabiskan 2 milyar USD saat itu.

Karena mereka tidak mendapatkan sumber kode rahasia, sedang Jepang mendapatkan izin untuk perakitan, kemudian mendapatkan pesawat dan kode rahasianya. Maka dikemudian hari akan sulit untuk penyelesaiannya. Mungkin saat sekarang mereka hanya memberi isyarat dan melihat langkah kerjasama berikutnya. Jika F-3 benar-benar dapat muncul, dan memang Lockheed Martin dapat berpartisipasi secara mendalam, tidak masalah untuk membukanya.

Tetapi jika kerja sama yang mendalam antara masa depan Jepang dan Lockheed Martin tidak dapat tercapai hingga ke tingkat ini, maka apakah mungkin itu hanya isyarat, dan itu semua masih belum pasti.

Program Pengembangan F-3 Jepang

Sumber: military-today.com
Sumber: military-today.com
Jepang telah berkomitmen untuk mengembangkan jet tempur siluman F-3, dan telah melakukan pekerjaan terkaitan dengan pengembangan  pesawat ini. Verifikasi teknis X-2, sejak akhir tahun 2017 hingga awal 2018 telah melakukan 34 kali uji coba terbang, termasuk sifat siluman dan teknologi thrust vektornya.

Belum lama ini, website "All-Japan News" merilis video mengungkapkan perkembangan pesawat tempur siluman Jepang F-3, yang diharapkan akan dilengkapi dengan radar. Komponen utama seperti mesin sedang dalam pengembangan, dan rencana pengembangan, yang dikembangkan oleh teknologi terkemuka Jepang, dijadwalkan untuk menggantikan pesawat tempur F-2 yang ada pada tahun 2030.

Jet tempur F-2 yang sekarang dikembangankan bersama-sama dengan AS ada sekitar 90 pesawat. Pesawat ini akan pensiun sekitar tahun 2035. Kemenhan Jepang merilis "Rencana Angkatan Pertahanan Jangka Menengah" yang baru mengusulkan untuk "Kerjasama Internasional" dalam tindak lanjut pengembangan model pesawat baru yang dipimpin Jepang.

Tahun lalu, Lockheed Martin mengusulkan ke Jepang untuk menginstal perangkat elektronik F-35 pada badan pesawat tempur siluman F-22 untuk bersama-sama mengembangkan model baru.

Dalam hal ini, pemerintah Jepang menuruh penuh harapan, tetapi Lockheed Martin belum mengungkapkan informasi rahasia F-35 dan F-22. Banyak variabel telah menyebabkan proyek menjadi monopoli untuk pengembangan dan produksi perusahaan Jepang. Jadi Jepang tidak dapat berpartisipasi dalam situasi ini.

Jadi begitu rahasia inti F-35 yang diinginkan Jepang diberikan, bisakah Jepang mendapatkan apa yang diharapkannya? Dan akan bagaimanakah kekuatan jet tempur siluman domestik Japang kelak?

Faktanya, kekuatan industri militer Jepang relatif kuat, bagaimana dampak dari rahasia inti F-35 pada pengembangan militernya?

Pengamat melihat ini justru yang selalu dikejar Jepang, karena diketahui selama ini Jepang membeli aluisista bukanlah suatu pembelian murni, yang dibutuhkan adalah lisensi produksi. Dan harus diproduksi di Jepang.

Setelah setuju diproduksi di Jepang, baru mereka bersedia melakukan pembelian dan pengembangan. Jadi jika kali ini Lockheed Martin benar-benar mau tulus membuka rahasia kode inti F-35 kepada Jepang, kita dapat lihat potensi manfaatnya sangat besar bagi Jepang.

Untuk program ini Jepang pada bulan Juni  ang lalu membuka tender dengan mengundang "BAE" Lockheed Martin, Boeing untuk memasukan penawaran.  Akhirnya diputuskan Lockheed Martin yang diterima.

Alasan Jepang menerima Lockheed Martin, karena seluruh sumber mereka berdasarkan teknologi stealth paling canggih dari F-22, ditambah lagi dengan teknologi informasi yang paling canggih F-35 yang dikembangkan setelah F-22. Jadi teknologinya sangat canggih sekali, karena merupakan cangkokan F-22+F-35.

Sehingga F-3 akan menjadi Jet tempur Gen-5 berteknologi yang paling canggih.

Jadi sasaran Jepang agar program ini bisa ter-realisasi di Jepang, maka itu akan menjadi setara dengan potensi pertahanan Jepang, dan industri pertahanan Jepang sendiri memang sudah sangat solid.

Tetapi karena tidak memiliki kapasitas sebesar itu, Jepang berharap dapat berpartisipasi dalam pengembangan teknologi intinya, termasuk dari tahap awal R&D. Setelah intervensi, maka jet tempur generasi berikutnya akan memiliki landasan. Maka Jepang sekarang lebih fokus pada proses ini.

Ambisi Jepang yang Mengkhawatirkan
Berdasarkan situasi ini, kita melihat bahwa Jepang akan membeli lebih dari 140 F-35, dan mereka juga mengembangkan jet tempur silumannya sendiri F-3. Bahkan, dengan jumlah yang tidak kecil. Apa yang dipikirkan Jepang, dan apa pengaruhnya terhadap kawasan sekitarnya?

Karena angkatan bersenjata Jepang adalah Angkatan Bela Diri Udara, dan mengapa Angkatam Udara Bela Diri Jepang tidak disebut Angkatan Udara? Itu karena terikat dengan batasan "Konstitusi Perdamaian" dimana Jepang tidak diperkenankan mengembangkan pasukan dengan kekuatan ofensif dan tidak diperkenankan membentuk pasukan reguler.

Maka berdasarkan premis ini, Jepang sebenarnya telah menerobos "Konstitusi Perdamaian" dimana mereka hanya diperkenankan untuk membentuk Angkatan Udara Bela Diri untuk bertahan, tidak terlibat dalam kekuatan ofensif.

Namun kini Jepang telah memiliki permintaan dengan jumlah jet tempur yang sangat besar dan sanggat changgi pula seperti F-35 dan F-3, sedangkan seharus hanya khusus untuk pertahanan. Permintaan dan program Jepang telah jauh melampaui kebutuhan untuk bertahan dengan jet tempur di atas ini.

Lebih-lebih lagi Jepang tidak hanya membeli tapi juga merakitnya, dengan litbang semacam ini sudah pasti membuat khawatir negara-negara di sekitar kawasan ini, yang pasti akan mempengaruhi daerah sekitarnya.

Pendapat Lain Dalam Negeri Jepang
Tetapi ada pendapat lain di Jepang, mereka khawatir dengan diberi rahasia inti kode F-35, sedang negara-negara mitra lain yang ikut dalam produksi F-35 tidak memiliki rahasia ini, mereka meragukan apakah ini bukannya berlatar belakang "penjual pancingan/fishing sale"?

Sekarang pertanyaan pertama adalah apakah F-22 tidak akan diproduksi lagi di masa depan. Harus dikatakan bahwa itu memang mungkin saat ini. Maka AS sekarang harus memikirkan langkah selanjutnya dari rencana R&D, terutama dalam F-35 saat ini. Sedang AS tidak memiliki dana untuk berani berinvestasi di bidang yang masih  tidak diketahui pasti dan samar-samar, yang diperlukan untuk masa depan.

Jadi sekarang butuh mitra, harus dikatakan bahwa Jepang bertindak sebagai mitra yang sangat berkualitas di kawasan ini. Apa lagi Jepang sekarang salah satu dari yang memiliki permintaan ini.

Bahkan Jepang tampaknya berpotensi dan memiliki ruang yang sangat besar, karena mereka membutuhkan F-3 di masa depan, jadi mereka dapat melompat dari F-2 ke generasi berikutnya. Sedang Jepang dapat mendukung pendanaan semacam ini, selain itu kita tahu seluruh akumulasi teknologi di Jepang sendiri juga relatif kuat.

Jepang juga memasukkan banyak komponen teknis inti AS, termasuk yang seperti pada anti-rudal "Patriot" untuk pencari target dan termasuk pencegat target seperti yang ada di sistem anti-rudal "Standar-3", yang memiliki teknologi inti Jepang.

Jadi komponen-komponen ini di kedua belah pihak AS dan Jepang menggunakan teknologi akumulatif yang lebih baik di masa lalu, belum lagi Jepang bersedia menginvestasikan uang untuk proyek ini. Ini murni perdagangan untuk saling mengisi kekurangan antar sekutu, dan menjadi pilihan pragmatis, yaitu, kedua belah pihak memiliki kebutuhan bersama.

Di tahun-tahun yang akan datang, apakah Jepang akan "terjerumus" dalam "pusaran" yang relatif besar? 

Memang tampaknya janji Lockheed Matin bagus, dengan membuka rahasia kode inti kepada Jepang sekarang, tetapi jika pada akhirnya target tidak tercapai ketika benar-benar diaplikasikan, maka akan memakan biaya lebih tinggi bahkan sia-sia.

Karena F-35 sekarang ini sedikitnya ada lima versi, dengan sistem perangkat lunaknya berlainan, yang dibagai beberapa kelompok berbeda.

Seperti versi Jepang saat ini adalah versi awal,  adalah dengan memakai "Block 1A" dan "Block 1B" untuk tingkat ini tidak dapat dimanupulasi untuk senjata. Hanya bisa untuk menerbangan termasuk penerbangan normal, identifikasi musuh dan dirinya, radar apa yang digunakan, termasuk kontrol normal mesin, semua bisa dikenali dengan perangkat lunak ini.

Tetapi jika ingin meluncurkan rudal dan peralatan persenjataan belum mencapai titik ini. Jadi pemberian selangkah demi selangkah seperti ini mungkin adalah trik kontrol Lockheed Martin, mereka bisa mengendalikan kemajuan ini dan kemudian mereka kini mengatakan untuk membuka kode ini untuk Jepang. Tapi alasannya kini ditingkatkan penggunaannya untuk Jepang. Bisa saja dikemudian hari cara-cara begini dilakukan lagi untuk kepentingan duit/dagang.

Jepang tidak hanya menghabiskan banyak uang untuk membeli pesawat, membangun pesawat, dan mempersenjatai diri, Pasukan Bela Diri Jepang baru-baru ini membuat terobosan dalam pembatasan "Konstitusi Perdamaian."

Baru-baru ini Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya mengeluarkan Perintah Menteri untuk mengirim Pasukan Bela Diri Jepang ke markas MFO ("Multinational Forces and Observers") di Semenanjung Sinai Mesir untuk mengawasi aktivitas militer Israel dan Mesir.

"Tokyo News" menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya Jepang mengirim petugas bela diri untuk berpatisipasi untuk luar negeri berlandaskan pada "UU Keamanan Baru."

Apa yang disebut "kegiatan perdamaian dan keamanan kerja sama internasional" daripada operasi penjaga perdamaian yang dipimpin oleh PBB layak untuk mencatat peringatan konstitusional pertama dari Perdana Menteri Shinzo Abe pada 3 Mei Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe merilis video pada peringatan Konstitusi pertama setelah "Tahun Baru". Dan "akan ditulis ke dalam Kekuatan Bela Diri dalam Konstitusi" dan menekankan desakan pada implementasi konstitusi baru yang direvisi pada tahun 2020.

Namun, pada hari yang sama, Angkatan Bela Diri Jepang melaporkan bahwa dua pesawat patroli anti-kapal selam Tu-142 Rusia melintasi di Selat Tsushima pada hari yang sama, dan Jet tempur Pasukan Udara Bela Diri Jepang dalam keadaan darurat lepas landas menghadang. Ini adalah untuk pertama kalinya pesawat militer Rusia terbang melalui Selat Tsushima.

Sumber: 1870to1918.wordpress.com
Sumber: 1870to1918.wordpress.com
Mengirim Pasukan Bela Diri Jepang ke Timteng, apa yang akan dimainkan oleh Shinso Abe? Dan apa yang ingin diberitahu Rusia kepada Jepang dengan demontarsi Rusia? 

Meskipun Jepang hanya mengirim dua personil saja ke Timteng, ini adalah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun di tahun berikutnya sudah terlihat makin banyak aksi, pada 2017 setelah ditarik pasukan penjaga perdamaian Sudan Selatan, pada saat itu tidak dapat dikatakan kecil, pada kenyataanya ada 3.900 orang-kali.

Pada saat yang sama di Djibouti terdapat pangkalan Jepang, kita tahu tempat ini dekat sekali dengan Timteng.

Kali ini hanya dua personil tentara Bela Diri Jepang yang dikirim ke Mesir secara nominal sedikit. Tetapi untuk selanjutnya akan ada tambahan, dua personil pertama ini digunakan untuk menjelajahi jalan. Langkah berikutnya kemungkinan akan ada ratusan personil yang akan ke area yang relevan. Kemungkinan ke depan akan dikirim Pasukan Bela Diri Jepang lainnya yang lebih besar di markaskan di Semenanjung Sinai.

Kemudian yang kedua adalah posisi Semenanjung Sinai saat ini. Kita tahu daerah itu sangat sensitif. Berada antara Laut Mediterania dan Laut Merah, sehingga sangat bersinggungan dengan Timur Tengah. Maka kemungkinan di masa depan akan masuk lebih jauh, seperti ke beberapa daerah, termasuk memasuki Mediterania. Bahkan termasuk kawasan Eropa, karena juga terkait dengan NATO di Samudra Atlantik.

Jadi yang dapat kita lihat saat ini adalah persyaratannya untuk peta kekuatannya sendiri tidak terbatas di Asia-Pasifik, sebelum hadir di Samudra Hindia. Kita bisa melihat setelah tahun 2001, untuk waktu yang lama, itu hanya digunakan sebagai pos untuk mengisi bahan bakar, misalnya, ada kapal pendukungnya yang terkait di Samudera Hindia, mereka bisa mendukung aksi pasukan multinasional. Itu di luar dari medan perang, tetapi sekarang langsung di depan konflik, jadi sangat terlihat sekarang pesan seperti itu yang sangat berbahaya.

Rangkaian maju sedikit demi sedikit ini sangat mengkhawatirkan, lebih-lebih lagi dengan pidato Shinzo Abe pada tahun baru lalu, yang bertekad akan mengamandemen Konstitusi. Yang membuat Rusia memberi reaksi dengan mengirim pesawat Tu-142 terbang lintas di atas langit Selat Tsushima.

Harus dikatakan bahwa sekarang, terutama saat ini, terutama setelah adanya penyesuaian baru untuk seluruh strategi New Pacific, jelas bahwa tindakan Jepang di bawah ofensifnya telah meningkat, yaitu,mereka memainkan perbatasan yang sangat penting dari Asia-Pasifik dalam seluruh tata letak. Peran posisi ini telah meningkat, belum lagi fakta bahwa mereka akan memiliki "Aegis" berbasis darat di tempat ini, termasuk wilayah yang kita lihat, seperti radar pertahanan.

Kemudian jika kita mengatakan bahwa itu adalah simpul, Rusia sampai batas tertentu meragukan bahwa itu adalah ketulusan Jepang untuk empat pulau utara yang dibicarakan (Rusia menyebutnya: Kepulauan Kuril Selatan).

Oleh karena itu, tindakan kuat Rusia dengan jelas memberi tahu Jepang bahwa jika Jepang terus memainkan peran sentral dalam strategi Indo-Pasifik yang didominasi AS, maka kedua pihak sebenarnya tidak memiliki syarat untuk bernegosiasi untuk Kepulauan ini.

Setiap kali mereka berada pada titik yang demikian, sedang kedua belah pihak telah bernegosiasi sejak tahun lalu, dan sekarang harus dikatakan sudah berada di jalan buntu. Alasan utamanya juga karena alasan ini.

Pada saat yang sama Rusia  juga memperingatkan Jepang untuk tidak meluaskan pengaruh di kawasan Asia-Pasifik. Maka Rusia perlu memperingatkan Jepang untuk tidak memperluas situasi ofensif. Dalam hal ini termasuk penggunaan F-35 sekarang. Kita tahu bahwa F-35 ada di posisi Misawa, posisi ini sangat dekat dengan Rusia. Dan Jepang jelas sedang berlatih, meskipun telah jatuh, tapi Rusia menganggap niat potensial Jepang sendiri sudah jelas.

Maka dari itu Rusia perlu datang untuk meletakkan zona radiasi kekuatan seperti di atas ini, dan memberi tekanan  kepada Jepang. Ini sebenarnya merupakan hasil dari saling menekan di udara.

Sumber: en.mogaznews.com/WorldNews
Sumber: en.mogaznews.com/WorldNews
Apa Niat Perang Jepang Selanjutnya?
Tampaknya niat strategi besar Jepang adalah ingin mengubah "Konstitusi Perdamaian"* yang menjadi arah yang dominan.

(*Konstitusi Jepang: Kami, rakyat Jepang, bertindak melalui wakil-wakil kami yang terpilih dalam Diet Nasional, memutuskan bahwa kami akan mengamankan bagi diri kami dan keturunan kami hasil-hasil dari kerja sama damai dengan semua bangsa dan berkat dibebaskannya seluruh negeri ini, dan memutuskan bahwa tidak akan pernah lagi Kami bertindak kengerian perang melalui tindakan pemerintah, menyatakan bahwa kenangan berdaulat tinggal bersama rakyat dan mengkonfirmasi pembentukan Konstitusi ini. 

Pemerintah adalah kepercayaan suci rakyat, otoritas yang darinya berasal dari rakyat, kekuasaannya dijalankan oleh perwakilan rakyat, dan manfaatnya dinikmati oleh rakyat.Ini adalah prinsip universal umat manusia Di mana Konstitusi ini didirikan. Kami menolak dan mencabut semua konstitusi, hukum, tata cara, dan reskrip dalam konflik dengan ini[terjemahan bebas dari japan.kantei.go.jp] ).

Jadi kita bisa lihat apakah dari proses-proses ini dengan mengembangkan kekuatan pertahanan diri baik itu untuk udara, darat dan laut yang cendrung ke arah kekuatan ofensif, itu sudah mengarah pada dukungan untuk negara normal. Sedang Jepang masih berada dalam negara pencetus perang P.D. II dan telah menyatakan menyerah, yang harus dikenkang kekuatan militernya.

Maka dengan latar belakang seperti di atas, tidak sulit untuk melihat bahwa pada langkah selanjutnya, Jepang harus sepenuhnya menggulingkan apa yang disebut kebijakan "khusus hanya untuk pertahanan", atau  ini hanya sekedar istilah saja. Sebagai contoh, kita bisa  melihat kapal induk jenis helikopter "Izumo" yang selalu dikaburkan, tapi sekarang ini terlalu tertutup dalam laporannya, Jepang selalu mengatakan ingin beralih ke kapal induk, tetapi kapal induknya dikatakan tidak digunakan untuk pertempuran.

Sumber: nationalinterest.org
Sumber: nationalinterest.org
Kapal induk ini dapat membawa sembilan helikopter, selain 470 personil. Namun, secara teori, kapal dapat membawa lebih dari dua puluh pesawat. Menurut laporan, sementara Izumo "tidak memiliki ketapel yang diperlukan untuk meluncurkan jet tempur sayap tetap, tetapi ada sebuah rencana untuk memungkinkan meluncurkan jet tempur vertical-take-off-and-landing (VTOL) dari F-35B yang dapat terbang dari geladak penerbangan Izumo. "Ini pada dasarnya membuat Izumo menjadi kapal AL Jepang dengan permukaan datar terbesar sejak P.D. II alias sebagai penyamaran sebagai kapal induk sesungguhnya."

Jepang memang sengaja membuat kapal perusak helikopter agar memungkinkan menghindari larangan konstitusionalnya dalam melancarkan perang ofensif, karena kapal induk dianggap sebagai senjata ofensif karena kemampuan mereka untuk memproyeksikan kekuatan. Tapi kini Jepang juga menambahkan "pesawat patroli jarak jauh dan pesawat kargo militer kedalam kemampuan pertahanannya, dan membeli jet tempur Lockheed Martin F-35, kendaraan serbu amfibi dan kapal induk Osprey Boeing, yang dapat dioperasikan dari Izumo. "

Dengan kemampuan dukungan di balakang ini menunjukkan Jepang berkemampuan untuk berperang di laut terbuka dan berkemampuan untuk menyerang.

Kemudian kini kita melihat Jepang sedang mengembangkan pesawat tempur siluman semacam F-3, dan membeli begitu banyak jet tempur F-35s, selain itu juga mengembangkan pesawat canggih seperti itu, dan juga terlibat dalam memperkuat aliansi militer dengan AS.

Kini Jepang sudah mampu dan siap berofensif dan negara-negara sekitar kawasan ini merasa terancam, karena Pasukan Bela Diri Jepang telah memperkuat daya tempur 3 dimensi darat, laut, udaranya. Selain itu juga terus meningkatkan anggaran pertahanannya.

Pasukan Darat Bela Diri Jepang sekarang sudah berada di luar negeri, dan kemudian memperkuat apa yang disebut pasukan tempur amfibi, yang merupakan Korps Marinir yang sedang dirancang sedemikian rupa, sehingga disebut Water and Land Mobile.

Perkembangan kekuatan militer Jepang yang demikian di masa depan ini sungguh perlu diwaspadai mengingat pengalamanan militer Jepang yang ambisius dan kejam selama P.D. II.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun