Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dilema Amerika Menyerahkan Jet Tempur F-35 Kontrak Turki dan Rusia S-400

8 Agustus 2018   10:38 Diperbarui: 8 Agustus 2018   10:55 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sputniknews.com + Breaking Defense

Jet tempur siluman (stelth) F-35 buatan AS disebut sebagai senjata ofensif paling hebat, sementara rudal pertahanan S-400 buatan Rusia disebut senjata pertahanan paling kuat saat ini.

Meskipun antara F-35 dan S-400 tidak pernah terlibat dalam pertempuran yang sesunguhnya, tetapi tampaknya bahwa peralatan ini akan sangat cocok untuk disandingkan bersama, tetapi mencoba untuk mendapatkan kedua alutama ini pada saat sama adalah hal yang sangat sulit bagi Turki.

F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin (juga dikenal sebagai F-35 Joint Strike Fighter) adalah keluarga dari jet tempur multirole dengan satu pilot, mesin tunggal, generasi kelima untuk melakukan serangan darat, pengintaian, dan misi pertahanan udara dengan kemampuan stealth. F-35 memiliki tiga model utama; F-35A adalah varian lepas landas dan pendaratan konvensional, F-35B adalah varian untuk lepas landas pendek dan pendaratan vertikal, dan F-35C adalah varian berbasis-kapal induk.

Pengembangsn F-35 terutama didanai oleh AS dengan pendanaan tambahan dari mitra. Negara-negara mitra adalah anggota NATO atau sekutu dekat AS. Kerajaan Inggris, Israel, Italia, Australia, Kanada, Norwegia, Denmark, Belanda, dan Turki adalah bagian mitra aktif dari program pembangunan jet tempur ini.

S-400 adalah sistem pertahanan udara dan rudal generasi keempat Rusia. Saat ini sistem yang paling canggih buatan Rusia, versi generasi kelima, S-500, sedang dalam pengembangan.

S-400 bersifat mobile dan dirancang untuk menangkal berbagai ancaman udara yang bermacam-macam, mulai dari pesawat udara tanpa awak (UAV) dan pesawat terbang hingga rudal balistik jarak pendek dan menengah. Selain itu, setiap sistem dipersenjatai dengan banyak rudal untuk menghadapi berbagai ancaman.

Battery S-400 memiliki tiga jenis rudal, masing-masing bertujuan untuk mengincar target udara pada rentang yang berbeda. Rudal permukaan-ke-udara SAM (surface-to-air missile) yang terjauh dapat mencapai 400 km, dengan rudal jarak pendek yang dikompensasikan dengan kemampuan yang ditingkatkan untuk menghancurkan target yang cepat dan bermanuver. S-400 juga bisa menggunakan rudal balistik.

S-400 dilaporkan mampu menghantam 36 target secara bersamaan. Menurut beberapa sumber, setiap unit dilengkapi dengan delapan peluncur, yang masing-masing dilengkapi dengan tiga puluh dua rudal.

Seperti yang banyak diungkapkan berbagai media Turki telah menandatangani perjanjian dengan Rusia untuk membeli rudal S-400, yang dilaporkan bernilai $ 2,5 miliar, pada akhir Desember 2017 sebagai bagian dari rencana Ankara untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya di tengah ancaman dari militan Kurdi dan Islam didalam negerinya dan konflik di seluruh perbatasannya di Suriah dan Irak.

Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada penyiar Turki setelah pertemuan bahwa kesepakatan S-400 telah selesai tetapi Turki akan terbuka untuk membeli sistem pertahanan lain dari sekutunya.

Keberatan AS Untuk Menyerahkan F-35 Kontrak Turki

Baru-baru ini, Kongres AS meloloskan "Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional/National Defense Authorization Act" (NDAA) untuk tahun fiskal 2019. Dalam 90 hari UU ini mulai berlaku effektif, Pentagon harus mengajukan laporan tentang hubungan strategis AS-Turki, pembelian senjata asing Turki, dan niat Turki untuk membeli sistem pertahanan S-400 dari Rusia.

Selama waktu ini, tidak ada jet tempur F-35 yang boleh dikirim ke Turki. Jadi, mengapa Amerika berubah pikiran? Dapatkah jet tempur F-35 masih dikirim ke Turki pada akhirnya?

Pada 26 Juli lalu pungutan suara untuk masalah ini di DPR/House of Representative AS: 356 setuju dan 54 Menentang. Pada 1 Agustus, di Senat: 87 setuju dan 10 menentang.

Senat dan DPR AS mengesahkan NDAA untuk tahun fiskal 2019 dalam pemungutan suara. Undang-undang ini menyatakan bahwa semua transaksi senjata ke Turki harus dihentikan sebelum Pentagon menyerahkan analisis ketegangan antara AS dan Turki. Membatalkan penjualan F-35 kepada Turki dan akan menjatuhkan sanksi terhadap Turki jika mereka terus bersikukuh untuk membeli rudal S-400.

UU ini akan berlaku secara formal setelah ditanda-tangani oleh President AS Donald Trump.

NDAA tahun ini tampaknya sangat agresif. Dan UU ini tidak hanya mempertimbangkan anggaran pertahanan nasional saja, juga menambahkan dengan penilaian keamanan, mengakses ancaman yang dihadapi AS dan situasi keamanan global, memainkan peran utama untuk membatasi dan mengatur, jika tidak dilaksanakan, Kongres akan menuduh pemerintah melanggar hukum, dan kemudian pemerintah akan berada dalam kesulitan, sehingga memiliki keampuhan dan kekuatan restriktif yang mengikat secara hukum.

Jadi, bisakah 2019 NDAA ini secara langsung menentukan nasib Turki membeli F-35?

Seperti yang diketahui DPR dan Senat AS sedang bekerja untuk mengkoordinasikan tentang perbedaan mereka pada tahun fiskal NDAA 2019 untuk mencegah pengiriman F-35 ke Turki, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa upacara pengiriman akan diadakan seperti yang telah direncanakan.

Pada 21 Juni, eksekutif senior Lockheed Martin, dan perwakilan dari Kantor Program Bersama F-35 Departemen Pertahanan AS, dan Agen Manajemen Kontrak Pertahanan di pabrik Lockheed Martin yang terletak di Fort Worth, Texas. Setelah upacara pengiriman, Jet tempur menuju Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona untuk pelatihan, dan diperkirakan akan dikirim ke Turki tahun depan.

Mengapa Pentagon meskipun ada tekanan dari Kongres, tapi tetap bersikeras mengirim jet tempur F-35 ke Turki?

Menhan AS, James Mattis mengatakan: Untuk saat ini, saya menentang penghapusan (pembatalan) Turki dari proyek F-35.

Pada 7 Juli lalu, Menhan AS, James Mattis menulis sebuah surat terbuka kepada Kongres, di mana dia mengatakan bahwa dia memahami kekhawatiran mereka tentang Turki, tetapi dia yakin bahwa menghentikan pengiriman jet tempur F-35 mungkin akan menyebabkan gangguan rantai global pasokan yang akan mendorong harga jet tempur menjadi lebih tinggi dan menunda pengirimannya.

F-35 "Lightning II" jet tempur yang dikembangkan oleh Lockheed-Martin yang berbasis di AS dan merupakan jet tempur multirole bermesin tunggal dengan sistem senjata onboard canggih yang memiliki kemampuan penerbangan stealth dan supersonic yang dikembangan dalam tiga model seperti yang telah disebutkan diatas.

Jet tempur model ini dapat digunakan oleh ketiga cabang angkatan bersenjata AS yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yang bertanggung jawab atas beban berat integrasi cabang militer AS dan sekutu-sekutunya dalam gabungan memasuki era stealth dan perang cyber yang terpusat menjadi satu.

F-35 adalah jet tempur multirole generasi kelima yang dikembangkan AS dengan beberapa sekutunya. Selama proses pengembangan pada saat itu, pesawat ini menggunakan penemuan dan teknologi dari berbagai negara, dan Turki adalah salah satu negara yang paling awal berpartisipasi.

Hal ini diungkapkan oleh Lockheed Martin AS belum lama ini, sekitar 30% dari fuselage tengah F-35 diproduksi di Turki, dan produsen Turki juga berpartisipasi dalam membuat komponen landing gear, fuselage depan, peralatan elektronik kokpit, dan beberapa fuselage komposit pesawat.

Dalam hal investasi modal, penelitian proyek, dan manufaktur spesifik F-35, Turki memainkan peran penting dalam proyek ini. Menhan AS James Mattis mengingatkan anggota parlemen bahwa Turki adalah salah satu dari delapan mitra internasional asli untuk F-35, yang berkaitan pada penjualan internasional beserta AS. Turki telah menginvestasikan $ 1,25 miliar pada fase pengembangan pesawat F-35.

Selain itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan pernah secara terbuka mengatakan bahwa ia berencana membeli paling tidak 100 jet tempur F-35. Ini akan menjadi pesanan yang sangat besar bagi AS. Jika AS menolak untuk mengirimkannya, mereka mungkin akan kehilangan paling tidak 10 milyar USD.

Selain itu, para pejabat Pentagon telah bernegosiasi untuk meningkatkan produksi selama berbulan-bulan, dan Kongres yang melarang penjualan jet tempur ke Turki tidak diragukan akan menyulitkan situasi.

Sedang James Mattis mewakili apa yang dikenal di AS sebagai pihak yang berkepentingan dengan industri pertahanan. Industri pertahanan merupakan alat penting bagi kebijakan luar negeri AS, tetapi juga merupakan pilar penting ekonomi AS, karena industri pertahanan memecahkan banyak masalah pengangguran.

Bagi industri pertahanan, tidak perduli kepada siapa mereka menjual senjata selama mereka menghasilkan uang.

Selama ini, AS selalu menakut-nakuti sekutunya di Timur Tengah, dan menakut-nakuti negara-negara seperti Arab Saudi sehingga mereka harus membeli banyak senjata AS, menjaga keuntungan mengalir dengan baik untuk industri pertahanan AS, dan orang-orang yang bertanggung jawab ini tertawa sepanjang jalan untuk rekening bank mereka yang terus bertambah.

Saat ini, jika sistem senjata ini dapat dijual ke Turki dan Turki sangat membutuhkan, tentu saja industri pertahanan akan dengan senang hati membantu.

Jadi sesungguhnya industri pertahanan lebih peduli tentang mampu menghasilkan uang, dan mampu memperluas industrinya.

Beberapa ahli percaya bahwa dalam hal ini apa yang dikhawatirkan adalah mengganggu rantai pasokan dan kehilangan lebih dari 10 miliar USD hanya alasan dangkal, sementara mantan komandan Komando Sentral AS James Mattis memiliki kekhawatiran lain.

Mattis mengatakan: Kita sangat perlu menghindari  ketidak sadaran yang dapat sangat merusak kepentingan nasional jangka panjang negara kita (AS).

Inilah alasan sebenarnya mengapa militer AS harus berhati-hati ketika berhadapan dengan Turki. Lalu siapa yang akan menang dalam kontes ini antara Kongres dan militer?

Yang dikarenakan Turki telah memutuskan untuk membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia, maka Kongres AS melemparkan pertanyaan pilihan ganda yang jika S-400 dibeli dari Rusia, tidak dapat membeli F-35 dari AS, menempatkan Turki dalam dilemma, dan membuatnya sangat tidak pasti apakah Turki akan mendapatkan jet tempur F-35 yang diinginkannya.

Tetapi tampaknya Turki tidak mau mundur dan menekankan bahwa proyek S-400 akan terus berlanjut.

Jadi, mengapa AS memandang Turki membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia menjadi begitu tabu? Seberapa besar kerusakan yang akan ditimbulkan dari dua senjata ini jika ada di Turki pada saat yang sama bagi AS?

Presiden Turki Erdogan mengatakan: Ini adalah keputusan Turki. Mulai sekarang, proses fabrikasi sudah berlangsung. Rusia, lagi sedikit mempercepat pengiriman, hal ini memberi bukti kuat tentang ketulusannya.

Pidato presiden Turki Erdogan ini ditafsirkan oleh media sebagai suatu dalam membuat garis untuk Barat, bahwa Turki tidak akan mendengarkan kritik dari Barat tentang masalah negaranya membeli senjata Rusia, mengatakan bahwa itu adalah keputusan Turki.

Putin juga mengatakan bahwa perdagangan dengan Turki ini adalah masalah komersial, bukan perdagangan politik. Putin mnegatakan: "Di bidang militer, prioritas kami adalah memenuhi kontrak untuk memasok Turki dengan sistem rudal S-400 Triumpf." (NATO code named S-400 Triumph)

S-400 diyakini sebagai sistem pertahanan udara militer paling canggih buatan Rusia. Sebagai sistem pertahanan udara yang komprehensif di daerah pertempuran, dan juga memiliki reaksi yang kuat serta kemampuan menyerang terhadap keunggulan udara AS. Jadi ketika menyangkut kepentingannya, Turki ingin membeli S-400 Rusia yang murah harganya, tapi bagus dari sudut pandang militer dan sudut pandang teknis, jadi itu dianggap masuk akal.

Pada kenyataannya, untuk membicarakan kemampuan S-400, ahli militer Australia, Carlo Kopp, dengan jelas menunjukkan bahwa radar S-400 yang secara khusus digunakan untuk menembak jatuh jet tempur modern dengan kemampuan siluman yang baik dan bisa melawan jet tempur generasi kelima. Dan ini menjadi kounter untuk melawan F-35.

Laporan-laporan media Rusia mengatakan bahwa mulai tahun lalu, militer Rusia mengadakan beberapa latihan militer 'live fire' intersepsi dari sistem pertahanan udara dan senjata serangan udara yang terdiri dari S-400, radar gelombang meter (meter wave radar), dan sistem rudal Pantsir di Ashuluk, selama latihan ini mereka mentargetkan pesawat dan target lain yang lengkap menirukan rudal jelajah "Tomahawk" dan F-35.

Mengenai F-35 dan S-400 dapat diumpamakan seperti tombak dan perisai --- kedua senjata yang satu menyerang yang lainnya menangkal. Jika kedua senjata ini terlibat dalam pertempuran, latihan, atau berhadapan perang secara langsung di Turki, maka peristiwa itu akan menjadi kesempatan langka yang sangat diinginkan Rusia.

Situs majalah dua bulanan "National Interest" AS pernah mempublikasikan satu artikel pada 7 Juli lalu, dengan judul "America's Big Fear: Turkey Mixing F-35s and Russia's S-400 Air Defense System (Ketakutan AS: Percampuran Turki Dengan F-35 dan Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia)." Dalam artikel ini disebut mereka percaya jika Turki memiliki F-35 dan S-400a pada saat yang sama, itu akan dapat menguji kemampuan stealth F-35, serta seberapa efektif mereka ketika menghadapi senjata pertahanan udara yang menakutkan dikenal sebagai S-400. Jika Turki bisa mendapatkan data ini, maka Rusia mungkin akan mendapatkannya juga.

Seperti diketahui seluruh sistem pertahanan udara terediri dari sejumlah besar komputer dan mikro-elektronik yang memproses data ini, dan ketika itu terlibat dalam dukungan teknis, termasuk ketika ada peningkatan perangkat lunak atau ketika meningkatkan dan mengganti unit penembakan, akan ada sejumlah besar teknisi Rusia yang akan memandu mereka.

Pada saat itu, setiap data, perangkat lunak, atau perangkat keras akan berada dalam keadaan terbuka. Maka akan terjadi bagi para ahli ini, tidak ada yang akan menjadi rahasia. Ini akan menjadi celah bagi AS baik untuk perangkat keras maupun untuk perangkat lunaknya. Sehingga sejumlah besar data dari AS dan NATO akan bocor ke tangan pihak Rusia.

Sehubungan dengan adanya resiko tinggi bocornya rahasia teknis ini, tampaknya menjadi masuk akal jika bagi Pentagon ingin menunda penjualan F-35 ke Turki. Jadi, sebagai anggota NATO, mengapa Turki ingin membeli sistem rudal pertahanan udara Rusia?

Iler Turan, seorang professor hubungan internasional di Universitas Bilgi, Istanbul Turki, mengatakan: Alasan mengapa Turki memilih S-400 adalah karena Amerika tidak mau menjual rudal Patriot ke Turki dengan harga yang wajar, dan mereka tidak menanggapi tuntutan Turki untuk produksi bersama rudal tersebut, jadi, maksud saya sebenarnya tidak adil untuk mengatakan bahwa Turki hanya beralih ke Rusia.

Memang selama ini, pertahanan udara Turki masih sangat lemah. Pada tahun 2002, dipengaruhi oleh meluapnya krisis Suriah, Turki menuntut NATO menggunakan rudal Patriot di sepanjang perbatasannya untuk mempertahankan diri dari serangan rudal yang datang dari Suriah. AS, Jerman, dan Belanda segera menempatkan rudal Patriot di Turki.

Tapi pada tahun 2014, ketika hubungan AS-Turki menjadi bergolak, dan pada tahun berikutnya, AS langsung menarik sistem rudal Patriot dari Turki yang mengatakan bahwa para perwira dan prajurit dari pasukan rudal pertahanan udara Patriot perlu menguatkan diri kembali (recuperate). Jerman segera menyusul. Turki sangat marah dengan tindakan ini.

Karena diserang di semua sisi oleh NATO inilah, Erdogan sangat yakin benar bahwa Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 adalah untuk masalah keamanannya sendiri, dan sekutu NATO tidak perlu khawatir tentang ini.

Pada kenyataannya, hubungan Turki-AS telah secara bertahap memburuk dan Turki telah memisahkan diri lebih jauh dari sekutu NATO-nya, Turki dan Rusia semakin dekat telah menjadi kenyataan yang tak terbantahkan.

Turki merasa teman barunya, Rusia, benar-benar telah membawa banyak manfaat nyata bagi mereka. Setelah perjanjian pembelian tercapai antara mereka tahun lalu, Erdogan mengatakan bahwa dia berharap untuk bersama-sama memproduksi S-400 dengan Rusia.

Erdogan mengatakan: Saya berharap kita dapat melihat S-400 di Turki segera. Selain dari pembelian ini, kami juga akan terlibat dalam produksi bersama.

Menurut laporan dari Sputnik News Rusia, pada bulan Juni tahun ini, Erdogan juga memberitahu Putin tentang keinginan ini untuk bersama-sama mengembangkan sistem S-500 baru dengan Rusia. Dan sebagai senjata pertahanan udara yang lebih maju, kemampuan S-500 jelas melampaui rudal Patriot AS, jadi manfaat dari berinvestasi di pasar itu akan cukup besar.

Berkenaan dengan aksi Turki ini, pada November tahun lalu, Ketua Komite Militer NATO Petr Pavel memperingatkan bahwa NATO akan menerapkan pembatasan ketat pada partisipasi berlanjut Turki dalam sistem pertahanan udara NATO dan kerjasama militer lainnya.

Pada bulan Juli tahun lalu, AS merilis daftar dengan lebih dari 30 perusahaan Rusia di dalamnya, dan memperingatkan bahwa setiap perusahaan atau negara yang memiliki transaksi bisnis dengan perusahaan-perusahaan ini dapat menghadapi sanksi AS, di antaranya adalah perusahaan Alamz-Antey, yang menghasilkan Sistem S-400.

Jika AS menjatuhkan sanksi kepada Turki karena membeli S-400, itu akan memperingatkan sekutu lainnya yang membeli S-400 akan berpisah dengan AS.

Sekarang Erdogan presiden Turki memiliki rencana cadangan. Dia mengatakan bahwa jika AS benar-benar membatalkan kontrak negaranya untuk F-35, maka dia akan membeli Su-57 Rusia, yang merupakan jet tempur generasi kelima yang baru saja dikembangkan Rusia. Erdogan telah mengatakan ini, yang membuatnya tampak seperti dia memutuskan untuk bertarung dengan AS.

Didukung oleh sejarah kejayaan Kekaisaran Ottoman, Turki tidak pernah menyerah pada impiannya untuk menjadi kekuatan utama. Turki menjadi semakin sadar bahwa untuk mencapai mimpi ini, mereka tidak dapat hanya mencari bantuan dari negara-negara Barat.

Turki bergabung dengan NATO pada tahun 1952, tetapi selama beberapa dekade, tidak dapat bergabung dengan UE. Pada 2017, Erdogan dengan jelas menyatakan bahwa Turki telah putus asa untuk bisa bergabung dengan UE.

Selain itu, AS menolak untuk mengekstradisi Fethullah Gulen, tersangka pelaku kudeta militer yang gagal di Turki pada tahun 2016 dan menghentikan penyediaan senjata untuk militan Kurdi Suriah meskipun Turki protes, hal ini hanya memperdalam keretakan antara Turki dan NATO dan Turki dan AS.

Akankah AS menolak menjual F-35 ke Turki mendorong Turki lebih menjauh lagi? Kekuatan apa yang dimiliki Turki untuk menanggapi penolakan AS untuk menjual F-35?

Ketika dalam pelantikan 9 Juli 2018 lalu, dalam pidatonya Presiden Erdogan mengatakan: Pada hari ini kami berjanji kepada rakyat untuk mendorong kemajuan ke depan di bawah sistem baru dengan pemahaman sistem baru tentang sebuah republik 95 tahun.

Sejak Erdogan terpilih sebagai PM pada tahun 2003, ia telah menguasai ranah politik Turki. Pada April 2017, pemerintah Turki beralih dari sistem parlementer ke sistem presidensial eksekutif, yang memberi presiden kekuasaan lebih besar.

Pada tahun 2017, majalah "Time" AS menempatkan Erdogan pada peringkat ke-17 untuk 100 orang paling berpengaruh dunia.

Di bawah kepemimpinan Presiden Erdogan, Turki memformulasikan dua strategi kuat. Strategi pertama disebut visi strategis 2023, yang menekankan bahwa pada 2023, ulang tahun ke-100 pendirian Republik Turki modern, kekuatan nasional ekonomi dan komprehensif Turki akan menjadi salah satu dari 10 negara teratas di dunia.

Strategi lain disebut strategi 2053, yaitu visi untuk strategi 2053 ini adalah pada 2053, Turki akan menjadi kekuatan utama dunia. Dengan kata lain, Turki akan bangkit dari kekuatan multi-regional yang penting untuk menjadi kekuatan global dan akan memiliki pengaruh besar pada tantanan aturan internasional, yang berarti akan memiliki suara dan pengaruh penting dalam perumusan, reformasi, dan pembentukan aturan internasional.

Tentu saja, upaya itu bertujuan untuk membuat Turki lebih kuat. Untuk memodernisasi pertahanan nasionalnya dan menjadikan militernya lebih kuat.

Sumber: store.strategicdefenceintelligence.com
Sumber: store.strategicdefenceintelligence.com
Situs "Intelijen Pertahanan Strategis" yang berbasis di Inggris menerbitkan laporan berjudul "Masa Depan Industri Pertahanan Turki --- Daya Tarik Pasar, Lanskap Kompetitif, dan Prakiraan 2023" di mana terungkap bahwa belanja pertahanan nasional Turki 2018 akan mencapai 10,7 miliar USD, dan pada 2023, anggaran pertahanan nasional Turki akan menjadi 15,8 miliar USD, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8,36%.

Dikatakan bahwa alasan utama dibalik peningkatan pembelanjaan pertahanan nasional Turki adalah permintaan pengadaan peralatan pertahanan nasional yang maju dan kebutuhan perbaikan industri pertahanannya sendiri. Sejauh permintaan pengadaan peralatan pertahanan, Turki telah menerapkan rencana beberapa jenis pengadaan yang mencakup pesawat multirole, kendaraan lapis baja, dan kapal selam.

Jadi jika AS tidak mau mengirim jet tempur F-35 ke Turki, presiden Turki, Erdogan, telah menyatakan bahwa ia akan mengajukan untuk mediasi internasional. Dan dunia luar percaya bahwa Turki memiliki lebih banyak macam pilihan tindakan untuk melakukan balasan.

Pentingnya Pangkalan Udara Incirlik Bagi AS & NATO

Sumber: www.businessinsider.com.au
Sumber: www.businessinsider.com.au
Incirlik Pangkalan Udara yang terletak di Turki selatan, kota terbesar keempat Turki --- Adana, di mana berbatasan dengan Laut Tengah dan Suriah. Jet tempur yang lepas landas dari sini dapat mencakup wilayah udara yang besar dari Suriah, Libanon, Irak utara, dan Iran barat. Lokasinya yang strategis dan kondisi menguntungkan sebagai pangkalan militer membuatnya menjadi pangkalan penting bagi Angkatan Udara AS di Timur Tengah.

Dalam beberapa tahun terakhir, operasi militer AS di Timur Tengah semuanya terkait erat dengan penggunaan pangkalan ini.

Selama Perang Teluk, pasukan multinasional yang dipimpin oleh AS menggunakan pangkalan ini untuk membom Irak utara. Saat Perang Afghanistan dimulai, militer AS menggunakan pangkalan ini untuk mengangkut berbagai bahan perang. Selama Perang Irak, Pangkalan Udara Incirlik sekali lagi memberikan dukungan penting bagi militer AS untuk menyerang Irak. Selama Perang Suriah, pangkalan ini sekali lagi menjadi pangkalan penting bagi militer AS untuk menyerang kelompok teroris "ISIS".

Dikarenakan pangkalan udara Incirlik begitu penting, hal ini bisa menjadi daya ungkit bagi Turki untuk digunakan. Ketika hubungan antara Turki dan AS tumbuh intens, pemerintah Turki bisa saja mengancam untuk menutup pangkalan ini.

Selcuk Colakkoglu, Direktur Pusat Turki Untuk Studi Asia Pasifik mengatakan: Ini kasus biasa bagi Turki jika terjadi pertentangan terhadap AS adalah untuk melarang penggunaan Pangkalan Udara Incirlik, tetapi ini adalah tulang punggung kerjasama militer-ke-militer Turki dan Amerika, jadi ini satu pernyataan yang sangat ekstrim.

Jika sesuatu terjadi di Balkan, di Transkaukasia, atau di Timur Tengah, ketika NATO melakukan intervensi, mereka akan menggunakan empat pangkalan yang dimiliki Turki. Jadi ini setara dengan NATO memberikan titik lemahnya kepada Turki, dan Turki memiliki pegangan kuatnya, yang pasti akan digunakan Turki pada saat kritis.

Selain itu, pejabat Turki juga mengatakan bahwa "jika AS menggunakan 100 jet tempur F-35 sebagai ancaman, maka Turki akan menghapus radar peringatan dini jarak jauh AN / TPY-2 yang dimiliki militer AS di Malatya. "

AN / TPY-2 adalah radar peringatan dini rudal balistik mobile dan merupakan bagian penting dari sistem rudal THAAD yang dikenal sebagai "mata THAAD." Ini adalah sensor penting untuk sistem pertahanan rudal balistik terpadu militer AS.

Sumber: Aviation International News
Sumber: Aviation International News
Militer Turki adalah yang terbesar kedua di NATO, dan bekerja sama erat dengan NATO dan militer AS. Juga, sebagai benteng terdepan penting di Timur Tengah, Turki adalah saluran penting untuk menghentikan Rusia memasuki Laut Hitam melalui Selat Turki.

AS tidak dapat mengizinkan atau membiarkan Turki untuk sepenuhnya memutuskan sambungan dengan Barat. Jika Turki benar-benar ditendang keluar, maka untuk urusan Rusia, Turki dapat mencapai basis penting yang strategis di Dataran Tinggi Anatolia. AS tidak akan pernah bisa menanggung kerugian seperti itu.

Jadi untuk masalah ini, AS mempunyai banyak penilaian dan pertimbangannya, sehingga bagaimanapun akan tetap membuat Turki di NATO untuk kepentingan strategisnya dan untuk kepentingan geopolitiknya di Timur Tengah dan sebagai garis depan di Eropa, jadi menjual 100 jet tempur ini adalah masalah kecil.

Dari perspektif lain, F-35 dan S-400 yang ada di Turki akan menguntungkan Rusia dalam menemukan cacat F-35, tetapi juga akan menguntungkan AS dalam mendapatkan detail untuk S-400.

Para ahli militer AS sebelumnya mengemukakan bahwa tidak diragukan lagi ini adalah "langkah buruk" bagi Rusia untuk mengekspor sistem pertahanan udara paling canggihnya ke negara NATO ini --- Turki, karena ini akan memberi militer AS kesempatan untuk mengamati sistem pertahanan udara top Rusia dari dekat, dan menemukan cara untuk mengatasinya.

Di Rusia, beberapa suara menyatakan keprihatinan bahwa menjual sistem S-400 ke Turki akan memberi NATO peluang untuk merusak sistem Rusia.

Bisakah menjual dua senjata ini ke Turki benar-benar menyebabkan kerusakan parah satu sama lain?

Apakah itu F-35 atau S-400, ada perbedaan besar dari F-35 yang digunakan militer AS sendiri atau S-400 yang digunakan militer Rusia itu sendiri. Dan sejauh pembuatan senjata, itu benar-benar dapat menyederhanakannya, baik dalam perangkat lunak dan perangkat keras, dan itu dapat memasang sesuatu dalam hal ini untuk mempengaruhi kemanjuran tempur atau bahkan jangkauan pendeteksiannya. Ini adalah aturan tak tertulis dalam penjualan senjata dan perdagangan senjata di seluruh dunia. (Seperti apa yang pernah kita alami ketika membeli Hawk-100 buatan Inggris).

F-35 adalah produk kerjasama dari berbagai negara, dan sejak dari awal produksinya, telah dipromosikan oleh AS sebagai penjual utamanya. Sekutu dan bahkan negara-negara tanpa hubungan dekat semuanya telah memesan setidaknya beberapa. Jadi, teknologinya tidak banyak diklasifikasikan.

Dengan F-35 menjadi model yang dijual ke luar negeri, itu benar-benar berbeda dari F-22. F-22 hanya menghabiskan waktu singkat di luar negeri hanya sekedar mampir, tetapi F-35 berbeda. Ini memiliki sistem yang sangat terbuka, jadi ketika membicarakan tentang sifatnya yang diklasifikasikan, ini adalah kepentingan sekunder. Mempertimbangkan tata letak geopolitik dan tata-ruang militer yang dimiliki AS di seluruh dunia, menjual F-35 ke Turki akan menjadi sedikit kerugian, tetapi keuntungan akan lebih besar.

Dalam kontes dengan AS tentang F-35, Turki sekali lagi mempertahankan pendirian dan prinsipnya sendiri --- kini telah mulai menggulirkan kebijakan luar negeri yang lebih independen.

Akankah Erdogan melanjutkan lebih jauh ke arah pendiriannya yang sekarang ini? Mempertimbangkan sejarah Rusia dan Turki dan faktor-faktor seperti konflik geopolitik yang mungkin mereka hadapi di masa depan, prospek ekonomi negara-negara Arab, dan pentingnya pasar Eropa, tampaknya strategi terbaik adalah bagi Turki untuk terus menerapkan taktik menjaga kedua-duanya --- AS dan Rusia sama-sama senang.

Marilah kita lihat bersama, bagaimana Erdogan ---Turki memainkan kecerdikannya.....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun