Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Kerusuhan Charlottesville, Virginia-Menguak Perpolitikan AS

13 September 2017   14:34 Diperbarui: 14 September 2017   07:38 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.aljazeera.com

Orang-orang kelas menengah ini, terutama orang kulit putih kerah biru telah melihat status sosial mereka menurun. Seiring status sosial mereka menurun, hal itu menyebabkan mereka tidak senang dengan masyarakat, dan mereka mungkin menemukan berbagai kompensasi untuk melampiaskan kemarahan mereka, termasuk masalah rasial.

Penurunan ekonomi secara serius telah menjadi akar permasalahan rasial. Dan pada tahun 2008, ketika Obama menjadi presiden orang Afrika-Amerika pertama, dia menjadi harapan orang Afrika-Amerika. Tetapi ternyata setelah masa jabatan delapan tahun Obama berakhir, situasi untuk orang Afrika-Amerika belum membaik, tingkat pengangguran mereka dua kali lipat dari orang kulit putih, dan 25% orang Afrika-Amerika hidup di bawah garis kemiskinan.

Berberapa analis berpendapat bahwa alasan AS memilih Obama bukan karena masalah rasial, terutama karena kelas menengah, dan masyarakat utama AS tidak mempercayai politisi tradisional, dan berpikir untuk  dalam negeri, mereka menghadapi krisis ekonomi, dan internasional, mereka dikritik oleh semua orang. Mereka merasa ada masalah dengan bagaimana negara ini harus dijalankan, jadi mereka tidak mempercayai politisi yang diwakili oleh pria paruh baya orang kulit putih. Maka mereka memutuskan untuk menemukan wajah baru untuk mencoba berbagai hal. Ini adalah suatu bentuk reformasi Amerika.

Tentu saja, ada hasil tambahan yang di harapkan rakyat AS bahwa dengan presiden kulit hitam pertama, mereka mungkin bisa menetralkan konflik rasial yang telah ada selama bertahun-tahun. Tapi sepertinya itu tidak berpengaruh banyak.

Untuk batas-batas tertentu, pemerintahan Obama justru memperburuk konflik rasial. Orang kulit hitam lebih kecewa, dan orang kulit putih merasa tidak berhutang apa-apa pada mereka, karena masyarakat kulit putih dan arus utama merasa bersalah, tapi setelah mereka merasa tidak berutang apa pun, mereka akan meneriakkan tuntutan mereka. Satu sisi akan lebih kecewa karena adanya tuntutan lebih. Jadi sampai batas tertentu, pemerintahannya justru memperburuk masalah.

Beberapa ilmuwan telah menyadari bahwa insiden Charlottesville yang mengejutkan seperti timbulnya gerakan orang  kulit putih dan rasis yang berlangsung 100 tahun yang lalu. Pertama-tama, karena adanya resesi ekonomi dan masalah lapangan kerja, untuk menenangkan keluarga kelas menengah AS yang berpenghasilan rata-rata tahunan dan pekerjaan mengalami stagnasi selama 20 tahun, dan yang menyertainya adalah peningkatan imigran asing, dan perubahan warna kulit penduduk AS yang cepat. . Ini adalah alasan mendasar terjadinya konflik rasial.

Beberapa analis luar cendrung berpikir kini AS perlu lebih banyak memperhatikan kepentingan pada konflik rasial yang makin memburuk, karena ini mencerminkan keretakan besar dalam masyarakat Amerika, dan keretakan besar ini adalah tantangan mendasar bagi pemerintahan nasional AS, terutama demokrasi politik. Kita harus jelas - konflik sosial ini tidak diciptakan oleh Trump. Itu punya alasan tersendiri.

Jadi konflik ini akan tetap ada, meskipun adanya penggantian presiden AS lainnya, namun cara-cara yang diungkapkan sendiri memiliki perbedaan yang tidak kentara. Tapi AS menghadapi keretakan sosial yang dalam, dan konflik ini akan tetap ada di sana tidak peduli siapa pun presidennya.

Meskipun Obama menjadi presiden Afrika-Amerika pertama dalam sejarah AS, dan berada di Gedung Putih selama delapan tahun, isu-isu rasial tetap belum terpecahkan. Setelah Trump menjabat, konflik rasial dan oposisi menjadi sulit dikendalikan. Pemerintah AS harus menyadari bahwa jika tidak berupaya menyelesaikan konflik rasial, bekas-bekas sejarah rasial, dan akumulasi diskriminasi rasial akan berkembang biak, dan oposisi dan konflik rasial akan mungkin menggulingkan AS. (Dan kita juga telah merasakan bagaimana akibat berkepanjangan dengan kerusuhan 1998).

Rasisme bukanlah sebuah isu yang terisolasi tersediri,  sejarah dan ekonomi keduanya sangat saling mempengaruhinya. Mungkin hanya dengan mengelolanya dengan benar dan baik, mengendalikannya, dan mempromosikan pembangunan ekonomi, sosial, serta pendidikan yang akan secara bertahap memudarkannya, atau setidaknya AS harus mencegah tragedi lain seperti insiden Charlottesville untuk tidak terjadi lagi..

Sumber Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun