Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang Penembakan Jet Tempur Russia Oleh Turki (4)

20 Desember 2015   17:58 Diperbarui: 20 Desember 2015   19:40 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jane Stoltenberg, Sekjend NATO mengatakan : “Sepeti yang telah berulang kali kita tegaskan, kita berdiri dalam solidarits dengan Turki, dan mendukung integeritas wilayah sekutu NATO kita, Turki.”

Dia juga menekankan, saat ini penguatan kemampuan pertahanan udara NATO tidak berhubungan dengan insiden yang baru-baru ini terjadi dengan Turki menembak jatuh sebuah pesawat Rusia.

Yang lebih mencengangkan bahwa pada bulan Oktober, AS mulai menarik sistem pertahanan Rudal Patriot keluar dari Turki, dan pada awal tahun depan---Jerman akan memindahkan dua sistem pertahanan Rudal Patriot dari Turki. Ini tampaknya untuuk mencegah perilaku radikal Turki.

Analis ada melihat dengan terjadinya konflik Turki dan Rusia, membuat posisi Turki di NATO dan pandangan AS sedikit menurun, karena tindakan Turki membuat orang Eropa dan AS sedikit mengkhawatirkan.

Pada 2003, saat akan menginvasi Irak, AS mengerahkan pasukan besar-besaran di pangkalan NATO dan direncanakan untuk masuk ke Irak dari utara. Dan saat itu partai Recep Tayyip Erdogan berada dalam mayoritas di Parlemen Turki, justru mereka yang tidak menyetujui militer AS lewat Turki.

Menurut informasi yang diterbitkan 27 Nopember “Sputbik News” di Rusia. Seorang komentator di majalah “American Thinker” mengungkapkan NATO merasa beberapa kali menyesal memberi Turki kualifikasi untuk menjadi anggota NATO pada tahun 1952. Turki sepertinya hanya ingin menggunakan NATO untuk mencapai tujuan politiknya sendiri, tapi kepentingan-kepentingannya tidak sesuai dengan kepentingan NATO.

Menurut pandangan AS berpikir bahwa Turki masih memiliki potensi, dan dipandang sebagai salah satu “demokrat di Timur Tengah” dimana reformasi di Turki bisa memicu proses demokratis di seluruh Timteng, dan mengubah situasi dari “Benturan Perabdaban”. Tapi saat ini tampaknya Turki mungkin tidak bisa lagi melakukan kebijakan yang sejalan dengan AS 100% untuk kepentingan AS di Timteng. 

Satu hal lagi apa yang disebut “kediktoran” di negeri ini, dan di Timteng Turki masih bermain mata dengan “ISIS” , dimana kepentingannya tidak sesuai sama sekali dengan kepentingan strategis AS.

Saat ini, Putin terus mengungkapkan bukti penyelundupan minyak, sehingga hampir tidak ada negara yang bersedia untuk membela Recep Tayyip Erdogan, dan AS mulai memberi tekanan pada pemerintah Erdogan.

Pada 1 Desember, AS mengumumkan mereka akan mengirim Pasukan Khusus untuk melawan “ISIS” , kata Obama, ia telah banyak melakukan pembicaraan dengan Recep Tayyip Erdogan, dengan mendesak Turki untuk menuntup perbatasan bagi kelompok-kelompok ekstrimis.

Menurut salah satu pejabat senior AS mengatakan, negosiasi dengan Turki mengenai daerah perbatasan adalah “pekerjaan yang sulit.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun