Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intervensi AS Di Kepulauan Nansha atau Spratly Dan Laut Tiongkok Selatan Menjadi Perhatian Dunia (1)

29 Agustus 2015   08:10 Diperbarui: 29 Agustus 2015   08:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1710, Kerajaan Qing mengklaim wilayah dari kepulauan ini dan mendirikan Keleteng di salah satu pulau dibagian timur laut kepulauan ini. Pada tahun 1730 beberapa pulau pernah menjadi markas bajak laut untuk merompak kapal yang melewati dekat perairan ini, dan ditumpas oleh AL Inggris, Belanda, dan Portugis pada tahun 1735.

Pada tahun 1791, Kapten Spratle pernah singgah di kepulauan ini, dan sejak itu di peta maritim dinamai dengan nama dia—Spartly. Pada 1798, Inggris mendidrikan menara dari besi di pulau Aba yang masih bisa dilihat hingga sekarang. Pada 1804, HMS Macclesfield Inggris pernah bersandar di salah satu pulau atol dan hingga kini dinamai Macclesfield (shoals bank)

Pada tahun 1883, Jerman pernah coba mengklaim beberapa pulau di Spratly, tetapi pemerintah Tiongkok mengancam untuk perang untuk merebut kembali, setelah melakuan beberapa kali perundingan Jerman mengembalikan Kep. Spratly dan Paracel, tetapi berhasil menguasai Qingdao di Shandong. Pada tahun 1885, seluruh Kepulau Nansha dan Xisha atau Spratly dan Paracel sebagai daerah teritori Tiongkok.  Pada tahun 1887, Prancis mendirikan menara di karang atol Amboyna.

Pada tahun 1902, kapal perang Tiongkok melakukan survei dan mendiri Tugu Kedaulatan di kepulauan Xisha/Paracel. Pada 1908, Tiongkok memberi hak kepada British Australian Guano untuk menambang kotoran burung di pulau-pulau ini.

Pada 21 Maret 1909, Qing Dinasti membentuk Komite Administratif untuk Kep. Paracel. Pada April 1909, Kapal perang Qing Dinasti mengadakan survei di Kep. Paracel dan melakukan upacara peresmian dengan dentuman kanon dan mengibarkan bendera untuk mengukuhkan wilayah negara Dinasti Qing.

Pada tahun 1911, Pemerintah Tiongkok meresmikan lagi Kep. Parcel sebagai bagian dari Administratif  Qiongya (P. Hainan). Pada 1930, terjadi Perang Prancis-Jepang merebutkan hak untuk Kep. Paracel dan sebagian dari Kep. Atol Spratly di barat laut.

Pada tahun 1932-1935, Pemerintahan Tiongkok membentuk komite untuk membahas Peta Daratan Dan Perairan Tiongkok. Komite ini telah mengesahkan 132 dari kepuluan di bagian selatan Tiongkok di laut Tiongkok Selatan, yang menyatakan dengan resmi kepulauan ini termasuk wilayah Kepulauan Xisha, Zhongsha dan Nansha.

Pada tahun 1933, Prancis untuk yang pertama secara resmi mengklaim Kep. Spratly dan Paracel, menganekasasi dan menduduki 9 pulau dari Kep. Nansha, termasuk Pulau Taiping dan Zhongye. Nelayan Tiongkok yang tinggal disana mengadakan perlawanan dengan sengit atas invasi ini, dan pemerintah Tiongkok mengajukan protes keras kepada Pemerintah Prancis.

Pada 1939-44, Kep. Spratly di invasi dan diduduki Jepang untuk menjadi pangkalan kapal selam selama P.D. II. Pangkalan utama berada di P. Itu Aba (Taiping Dao), Namyit dan Tizard Bank. Seiring dengan Deklarasi Kairo dan Proklamasi Postdam, Kementerian Dalam Negeri Tiongkok, dengan berkonsultasi dengan AL dan Pemerintahan Guangdong, menunjuk Xiao Ciyi dan Mai Yunyu sebagai Komisi Khusus ke Kep. Xisha dan Nansha pada 1946 untuk mengambil alih dua Kepulauan ini dan mendirikan Tugu kedaulatan di atas kepulauan ini.

Pada tahun 1946, Tiongkok mendeklarasikan Kep. Spratly sebagai bagian dari Provinsi Guangdong, dan merebut Pulau Taiping Dao (Itu Aba). Pada tahun 1947, Kemendagri Tiongkok mengganti nama 159 pulau, terumbu karang, atol, pulau dan beting (shoals) di Laut Tiongkok Selatan, termasuk Kepulauan Nansha. Selanjutnya diterbitkan semua nama untuk tujuan administratif.

Pada tahun 1947, Filipina mengklaim beberapa pulau bagian timur di Kep. Spratly dan naik ke Scarbourgh Reef (Ren’ai). Tahun 1948, Filipina menduduk bagian terluar terumbu Kep. Spratly di timur laut dan mendirikan menara lampu dan menara observasi di karang bagian selatan sebuah karang/pulau kecil berbatu dan curam detinggi 3,5 meteran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun