Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Krisis Finansial Yunani Apa Latar Belakang Penyebabnya? (3)

21 Juli 2015   18:30 Diperbarui: 21 Juli 2015   18:38 2627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini Yunani telah mengambil sejumlah besar utang nasional dan swasta sebagai sumber penting pendapatan keuangan domestik dan digunakan terutama untuk membiayai kesejahteraan nasional dan membangun infrastruktur.    

Selama tahap tersebut, modal telah terlibat dalam pembangunan ekonomi Yunani. Maka jika perekonomian mulai mengandalkan modal finansial, konsekuensinya terjadinya gelembung ekonomi semakin besar dan terus membesar, sementara ekonomi riil menghadapi resesi.

Selain itu perlu diketahui bahwa, selama ini  “Yunani menikmati pelayanan kesejahteraan yang besar, kita bisa melihat gaji pekerja dermaga untuk melihat hal ini.” Di Yunani semua pekerja adalah PNS, pekerja yunior gaji bulanan bervariasi dari 3.000 sampai 10.000 euro, dan mereka menikmati 14 bulan gaji setiap tahun.

Selain itu, Yunani terkenal dengan memiliki pensiun yang paling dermawan di dunia. Banyak orang menikmati pensiun lebih tinggi dari gaji mereka setelah pensiun.

Tingkat upah di Yunani kira-kira sama dengan 70% sampai 80% dari tingkat rata-rata di Jerman, namun produktivitas tenaga kerja mungkin hanya sama dengan 20% sampai 30% dari Jerman. Lalu orang akan bertanya, bagaimana mungkin untuk mempertahankan produktivitas seperti tenaga kerja yang rendah dan menikmati tingkat gaji yang tinggi seperti itu?

Satu-satunya jawaban, pemerintah menawarkan subsidi keuangan. Dari mana uang pemerintah mendapatkannya? Biasanya uang pemerintah terutama dapat dari pajak, sehingga pemerintah harus meminjam uang tanpa memilih-milih ketika gagal untuk mendapatkan penerimaan yang cukup. Inilah sebabnya mengapa pemerintah telah berutang begitu besar. 

Jika seseorang ingin menikmati dan mempertahankan tingkat standar hidup yang tinggi tanpa di-imbangi dengan pendapatan yang tinggi, mereka tidak punya pilihan selain meminjam uang. Bagi Yunani justru  terjadi meminjam uang untuk mempertahankan gaji yang tinggi dan kesejahteraan yang tinggi. Inilah penyakitnya. (Mudah-mudahan Indonesia tidak demikian).

Pada tahun 2010, surat kabar Jerman menuliskan, PM Yunani – Georgios Papandreou menyerukan bahwa orang Yunani harus belajar dari gaya kerja orang Jerman, bangun lebih awal dan bekerja keras untuk mengatasi krisis ekonomi.

Seorang pekerja Jerman berkomentar pada media : “Umumnya, kita bekerja keras untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, sementara orang-orang Yunani ingin mendapat keuntungan tanpa bekerja untuk itu. Kami kira itu salah. Jika orang Yunani ingin sukses seperti kami, mereka harus bekerja keras seperti kami.”

Ini merupakan masalah mendasar. Suatu ketika PM George Papandreou mengatakan kepada rakyat Yunani untuk mengencangkan ikat pinggang mereka dan menurunkan standar hidup mereka. Karenanya orang Jerman umumnya sangat marah dengan mengatakan : “Kami mendukung mereka dengan begitu banyak uang.....”. Kritik orang Jerman sangat pedas, mereka melihat orang Yunani sangat malas dan produtivitasnya pekerjanya rendah....itu tidak adil, mereka menikmati tingkat gaji yang sama dan kesejahteraan setara orang Jerman.

Itulah alasan Uni Eropa menuntut Yunani mengadopsi langkah-langkah penghematan dan reformasi pasar tenaga kerja saat menerima pinjaman. Selama lima tahun terakhir Bank Sentral Eropa, Uni Eropa dan IMF telah meminjamkan Yunani dua paket uang bantuan sebesar 240 milyar euro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun