Mohon tunggu...
Majora Nuansa
Majora Nuansa Mohon Tunggu... Dosen, Praktisi Arsitektur

Dosen Arsitektur, Desain Arsitektur, Futsal,

Selanjutnya

Tutup

Seni

Desain Penanda Akses Masuk Yayasan Bermaterialkan Bambu sebagai Ikon dan Identitas Visual Yayasan Islam Al Mahira, Banaran, Semarang

8 September 2025   09:00 Diperbarui: 8 September 2025   08:50 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Pengabdian dengan Pengelola (Sumber: Dokumentasi Pengabdi)

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan penelitian. Dosen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) berkomitmen memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan kampus dengan melakukan kegiatan yang bernilai positif. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh tim dosen adalah berkolaborasi dengan mitra dengan tujuan mengangkat citra dan identitas Yayasan Islam Al Mahira, Banaran Semarang melalui aktivitas partisipatif dan pembuatan desain arsitektur penanda akses masuk Yayasan yang mengusung desain berkonsep hijau dengan menggunakan material dominan dari bambu. Saat ini masalah yang dihadapi Yayasan adalah kurang mendapat perhatian dari warga/masyarakat setempat karena berada di dalam gang disertai dengan papan penanda hanya berukuran 80x60cm setinggi 3 meter sehingga orang tidak terlalu memperhatikan bahwa di dalam gang terdapat Yayasan Islam Al Mahira, pada akhirnya mengakibatkan jumlah peserta didik cenderung stagnan setiap tahunnya.

Yayasan Islam Al Mahira Banaran Semarang merupakan lembaga pendidikan swasta untuk tingkat kelompok bermain, seperti TPA, KB, TK, dan TPQ yang terus berkembang dan berupaya meningkatkan kualitas layanan maupun fasilitasnya. Salah satu kebutuhan utama yang diidentifikasi adalah penanda akses masuk yang tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk lokasi, tetapi juga menjadi ikon dan identitas visual Yayasan. Melalui kolaborasi aktif dengan pihak Yayasan, tim dosen Arsitektur, Fakultas Teknik UNNES yang terdiri dari berbagai keahlian seperti arsitektur, desain interior, merancang serta mengembangkan penanda akses masuk dengan konsep “Back to Nature”. Desain ini menggunakan material utama berupa bambu, sehingga menciptakan kesan alami, hangat, dan ramah lingkungan.

Kegiatan pengabdian ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis desain dan konstruksi, tetapi juga melibatkan proses edukasi kepada pengelola Yayasan dan pengajar siswa TK, KB Al Mahira. Tim dosen UNNES memberikan edukasi mengenai pemilihan material yang ramah lingkungan, teknik perawatan bahan agar tahan lama, serta pentingnya menjaga estetika lingkungan. Proses perancangan pun dilakukan secara partisipatif, di mana pihak Yayasan dan perwakilan masyarakat turut memberikan masukan terhadap desain yang diusulkan. Hasil akhirnya adalah penanda akses masuk yang tidak hanya fungsional, tetapi juga mencerminkan karakter Yayasan Al Mahira.

Survey Awal Pengukuran Lahan (Sumber: Dokumentasi Pengabdi)
Survey Awal Pengukuran Lahan (Sumber: Dokumentasi Pengabdi)

Ketua Tim Pengabdian, Majora Nuansa Al-Ghin, S.T., M.Ars., menyampaikan harapannya agar penanda akses masuk ini dapat menjadi simbol kebanggaan bersama dan meningkatkan daya tarik Yayasan di mata masyarakat luas. "Kami ingin karya ini menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lain untuk mengembangkan fasilitas dengan memperhatikan aspek lingkungan dan budaya lokal," ujarnya. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menghasilkan manfaat yang berkelanjutan. Dengan mengedepankan desain yang inovatif dan ramah lingkungan, Fakultas Teknik UNNES berharap dapat terus berkontribusi dalam pembangunan masyarakat melalui pengabdian yang relevan dan berdampak.

Desain Penanda Akses Masuk Yayasan Bernuansa Hijau (Sumber: Pengabdi)
Desain Penanda Akses Masuk Yayasan Bernuansa Hijau (Sumber: Pengabdi)

Kegiatan pengabdian ini juga sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Program ini mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui peningkatan identitas lembaga pendidikan serta edukasi mengenai pemanfaatan material ramah lingkungan. Selain itu, penerapan desain Back to Nature dengan nuansa bambu mendukung SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) karena memperhatikan estetika, budaya lokal, serta keberlanjutan lingkungan. Penggunaan material bambu yang ramah lingkungan sekaligus mendorong praktik SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Tidak kalah penting, kolaborasi aktif antara perguruan tinggi, Yayasan, dan masyarakat mencerminkan semangat SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Dengan demikian, kegiatan ini bukan hanya memperkuat citra Yayasan, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam mendukung agenda pembangunan global berkelanjutan.

SDG yang berkaitan dengan Kegiatan Pengabdian (Sumber: Pengabdi)    
SDG yang berkaitan dengan Kegiatan Pengabdian (Sumber: Pengabdi)    

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun