Mohon tunggu...
Maisy Nur Ariska
Maisy Nur Ariska Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sometimes you know about me

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Miracle of Honnest

16 Mei 2014   16:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kehampaan yang amat mendalam merasuki hatiku setelah aku dan semua sahabatku terpisah setelah hari kelulusan sekolah dasar. Kami sudah tidak satu sekolah lagi dan kami pun sudah tak saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain.
Aku memulai hari baru dengan orang-orang yang berbeda disekolah menengah pertama. Pada awalnya aku merasakan terasingi dan sempat terlintas fikiran negative dengan lingkungan sekitar,Tetapi ternyata dugaanku salah besar. Mereka begitu ramah dan lingkungan itu begitu nyaman.
Aku pun mendapatkan banyak teman baru, tetapi masih saja tidak ada yang bisa menggantikan mereka dariku. Rasa kehilangan orang-orang yang aku sayangi membuat jiwaku begitu kering dan mengantarkan aku kepada keadaan luka, Bagimana tidak luka, jika dalam waktu bersamaan, aku kehilangan orang-orang yang kusayangi dan yang paling berat, aku kehilangan impian yang harus kuganti dengan hujatan-hujatan yang kuterima silih berganti.
Allah ternyata memberikan yang terbaik untukku, Ia mengirimkan beberapa orang teman yang mungkin bisa menggantikan ketiadaanya mereka. Suatu ketika ada seorang teman baruku yaitu Eva menghampiri, dalam benak aku berkata subhanallah, benar-benar akhwat sejati (InsyaAllah) teman baruku yang satu ini. Sembaring melihat kearahnya dan kami bercengkrama dengan begitu akrabnya.
Beberapa hari setelah itu, dia menawarkan ku untuk bergabung dengan ekskul nya ,yaitu Rohis. Pada mulanya aku tidak terfikirkan tentang Rohis tetapi setelah mendengarkan cerita dari nya tentang Rohis, ternyata ceritanya membuatku terpikat dan beberapa bulan setelah itu,Tepatnya di semester genap. Aku yang saat itu memang sangat membutuhkan siraman rohani untuk jiwaku yang begitu kering. Setelah keadaan yang mengantarkanku kepada luka. Bagimana tidak luka, jika dalam waktu bersamaan, aku kehilangan orang-orang yang kusayangi dan yang paling berat, aku kehilangan impian yang harus kuganti dengan hujatan-hujatan yang kuterima silih berganti.
Seiring berjalannya waktu, aku pun akhirnya bergabung dengan ROHIS. Aku mulai tertarik dan terpesona dengan dunia Rohis, dunia yang kupilih ini benar-benar indah. Membuat aku lupa seperti bentuk lukaku. Sebab ada pemahaman hidup baru yang kutemukan. Bahwa hidup memang untuk di uji walaupun sebelumnnya aku bergabung dengan Rohis hanya untuk tempat pelarianku saja, Tetapi setelah Aku jalani semuanya ternyata hari-hari aku penuh dengan warna,
Rohislah saat itu menjadi satu-satunya tempat pelariaanku. Yang ternyata bukanlah pilihan yang salah. Aku tak hanya menemukan satu sahabat disini, tetapi banyak lagi sahabat yang kutemukan. Tentunya dengan sikap yang tak kalah hangat menyambut kedatanganku membuat hatiku benar-benar menjadi jauh lebih baik. Dan semakin baik lagi setelah aku dikenalkan dengan mentoring.
Rohis tak  sekedar duduk dalam lingkaran yang dinamai mentoring. Tetapi rohis memiliki banyak kegiatan tentunya dengan tujuan yang tak lepas dari membina generasi muda menjadi generasi Rabbani, dengan keislaman yang kaffah lewat agenda seminar, workshop, talkshow, training, mabit, tasqif, dan lain-lain. Jangan salah, setiap kegiatan yang diadakan Rohis bukanlah kegiatan yang menjenuhkan apalagi menoton. Tapi selalu ada saja yang menarik dari kegiatan Rohis. Kerana  ada game, doorprize, nasyid, plus muhasabah yang membuat aku  betah duduk berjam-jam lamanya.
Pertemuan sekali seminggu dalam duduk melingkar yang diaminkan ribuan malaikat. Sebab kami sedang belajar hidup lebih baik dari al-qur’an dan hadits. Entah seperti apa harus kugambarkan indahnya pertemuan dalam mentoring. Ibarat cas Hp yang membuat battry jiwaku semakin full. Dengan tilawah bersama, saling bertanya kabar, bercerita sirah, berdiskusi keislaman, temu kreasi. Rihlah. Dan aku bebas bercerita apa saja termasuk tentang masalah-masalahku yang ditanggapi begitu bijaksana oleh Kakak pementorku. Yang membuat aku paham,bahwa aku  tak pernah berdiri sendiri.
Aku masih memiliki banyak saudara meski tidak disatukan dalam ikatan darah, tapi disatukan dalam ikatan ukuwah yang saling mencintai hanya karena Allah. Dan pastinya Aku selalu memiliki Allah yang pernah aku lupakan disetiap masalahku tetapi Ia selalu ada utukku disetiap saat. Dalam benak aku berkata, Ah, andai saja setiap hari adalah hari mentoring pasti akan menjadi hari yang menyenangkan sekali.
Pada saat tahun ajaran baru, semua pengurus Rohis diatur ulang kembali dengan cara mencalonkan dan memilih calon-calon pengurus yang telah mencalonkan. Suatu ketika diriku dicalonkan sebagai pengurus Rohis oleh beberapa orang temanku,yaitu Vina , Riska dan Duwi , dan terjadilah perdebatan antara aku dan mereka.
“ Tsabitha saja yang menjadi pengurus rohis kali ini , dia kan sudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang pengurus yang berkualitas !” Ucap mereka dengan lantang,
“ Apa ??”Seketika aku pun terkejut dan dengan tidak sengaja aku mengeluarkan suara ku yang nyaris membuat mereka begitu terkejut,
“ Astagfirullah, kamu ini kenapa tsa??? Membuat kami terkejut saja!! Mudah saja juga tsa jadi pengurus. Memang apa susah nya sih menurutmu?? Cuma hanya dengan kamu menjadi pengurus saja kok sampai terkejut begitu !” Cetus mereka dengan kompak dan dengan menggunakannada sinis dan sok tahu,
“ Mengapa tidak kalian saja yang menjadi pengurus,jika kalian berpendapat seperti itu?? Mengapa kalian malah menunjukku sebagai pengurus?? Jadi pengurus itu tidak semudah yang kalian katakan !” Jawab aku dengan nada yang menyebalkan.
Dan akhirnya terdengar sebuah suara yang membela perkataan aku,
“Sudah-sudah kalian hentikan perdebatan ini !!!” Seru Syaffa dengan suasana menegang.
“ Ya benar tuh semua perkataan-perkataan Tsabitha. Vina, Riska dan Duwi dengaryah ! menjadi seorang pengurus itu tidak semudah yang kalian katakan, menjadi seorang pengurus itu adalah suatu hal yang bersifat urgen ( Berat ) lagipula mempunyai tanggungjawab yang begitu besar.Jadi tidak boleh memaksakan kehendak atau tidak sesuai keinginannya ” Jelas Iza dengan tegas.
“ Tetapi apakah jawaban mu yang barusan itu menandakan kamu tidak mau menjadi pengurus ??? ” Tanya Eva kepadaku.
“ Ya sebenarnya sih jika boleh jujur aku sih mau saja ” Jawabku dengan ringan.
“ Kemudian apa yang membuat kalian bedebat seperti barusan ??” Tanya Eva kepada ku dengan terheran-heran.
“ Ya aku sebel saja, diprinsip aku tuh aku tidak suka jika ada yang mencalonkanku tanpa sepengetahuan dan kehendak aku!!! Jika aku sendiri memang benar-benar serius mau melakukan hal tersebut nanti juga aku mencalonkan diriku sendiri !!” Jawabku dengan tegas.
“ Ya sudah, kamu calonkan saja dirimu sendiri !” Jelas Eva.
“ Tetapi aku belum terbiasa menjadi pengurus, Aku takut jika aku gagal dalam menjalankan amanah seagai pengurus Rohis ? Terus aku harus bagaimana??” Tanya Tsabitha kepada Eva.
“ Ya memangnya harus seorang yang sudah terbiasa gitu tsa?? Ya tidaklah. Kenapa harus takut gagal tsa ?? tidak usah takut gagal kali tsa, namanya juga manusia yang terpenting sih kita sudah berusaha melaksanakannya dengan baik,nah jika gagal atau tidaknya itu sih urusan belakangan. Dengan berbekal Keyakinan. Kudapatkan dari surat An-Nur: 40 yang artinya (Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (Agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu), Jadi gitu deh tsa. Jadi kalau sekarang terserah kamu nya saja ,Ku harap sih kamu dapat mengambil keputusan yang terbaik J “ Jelas Eva dengan tegas.
“ Hmmm ,, Iya tidak juga sih,hehehe. Oh dengan keyakinanya va ??? Okedeh aku mau mencalonkan diriku sebagai calon pengurus Rohis, Terimakasih ya va ,,,
“Tanggap Tsabitha dengan saksama.
Aku begitu terpesona dengan cara eva mengungkapkan nasihatnnya kepada ku, dia adalah sahabat yang paling tepat dan bisa membuat seseoorang menjadi lebih baik atas ridho dan kehendak ALLAH SWT.
Setelah itu Aku pun belajar memantapkan hati untuk berjalan bersama Rohis. Dan ternyata yang aku khawatirkan tak pernah terjadi. Aku menjadi sang pengurus Rohis dan hari-hari ku jauh lebih berwarna dibanding dengan setelah aku bergabung dengan rohis.
Setelah itu eva menjadi sahabat yang paling ku percayai, Suatu ketika ada orang yang ingin memutuskan tali persahaatan kami dengan cara meminta tolong kepada orang lain untuk memfitnah kami,tetapi cara itu tidak dapat memutuskan tali persahabatan kami,Karena kami saling percaya satu sama lain,Ketika kami bertengkar selalu saja ada yang membuat kami kembali saling memaafkan.
Ketika dimulainya tahun ajaran baru, semua anggota dan pengurus Rohis dengan begitu kompaknya kami mempersiapkan acara pementasan perdana khusus untuk siswa dan siswi baru di sekolah kami. Semuanya terjadi dan berlangsung begitu indah hingga saatnya kami dipisahkan kembali dengan waktu, Sungguh amatlah menyedihkan bagiku. Canda,tawa,Sedih,tangis dan lain-lainnya ku rasakan disekolah ini. Tetapi ku tahu dibelakang semua peristiwa ini pasti ada hikmahnya
Disekolah baru ku yaitu di sekolah menengah atas, aku mendapatkan begitu banyak teman walaupun masih tersisa kesedihan setelah ku dipisahkan dari semua teman-teman dan sahabat ku. Dan aku pun bergabung kembali dengan ekskul Rohis.Ternyata orang-orangnnya begitu ramah padaku.
dunia yang kupilih ini benar-benar indah. Membuat aku lupa seperti bentuk lukaku. Sebab ada pemahaman hidup baru yang kutemukan. Bahwa hidup memang untuk di uji.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun