Mohon tunggu...
Maisuroh
Maisuroh Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka memotret langit, senja, bulan, dan hal-hal random. Introvert yang senang mendengar cerita. Mulai aja dulu walau belum sempurna!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Remaja Jompo di Kampus: Potret Gen Z & Kesehatan yang Terabaikan

5 Oktober 2025   05:23 Diperbarui: 5 Oktober 2025   06:06 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di banyak sudut kampus hari ini, pemandangan yang muncul terkadang membuat kita mengernyit. Anak-anak muda yang usianya masih belasan akhir atau awal dua puluh, sudah sering mengeluh pegal, pusing, lelah, bahkan ada yang bercanda menyebut diri mereka "rempong, naik tangga baru beberapa langkah saja sudah ngos-ngosan". Istilah baru pun lahir: remaja jompo.

Istilah ini tentu saja tidak hadir tanpa sebab. Di balik gurauan, ada kenyataan yang patut kita renungkan. Generasi Z yang seharusnya berada pada puncak vitalitas sering tampak pusing sebelum berpikir, lelah sebelum berlari, dan sakit sebelum menua.

Mahasiswa dan Lingkaran 3L (lemah, letih, lesu).

Kita ambil contoh kehidupan mahasiswa pada umumnya. Pagi hari harus masuk kuliah, siang ada tugas kelompok, malam dikejar deadline makalah dan kawan-kawannya, lalu dini hari masih juga bergelut dengan layar handphone nya. Tidur berantakan, pola makan tak dijaga, olahraga dianggap beban. Perlahan tubuh pun memberi tanda protes: pinggang terasa berat, kepala sering pening, dan daya tahan tubuh menurun.

Inilah lingkaran 3L yang melahirkan remaja jompo. Tidak sedikit mahasiswa yang seakan terbiasa dengan tubuh yang selalu kurang tidur dan pikiran yang terus dikejar rasa cemas. Sayangnya, kondisi ini sering dianggap wajar, padahal jika dibiarkan bisa menjadi bibit-bibit penyakit yang sangat serius di masa depan.

Data yang membuka mata, sebuah penelitian di Indonesia menunjukkan lebih dari 60% remaja mengalami gangguan pola tidur, sebagian besar tidur kurang dari 6 jam per hari akibat menumpuknya tugas dan scroll media sosial yang berlebihan. Kurang tidur yang berlangsung terus-menerus tidak hanya menurunkan daya konsentrasi, tetapi juga meningkatkan risiko hipertensi dan obesitas dini karena terganggunya keseimbangan hormon pengatur metabolisme tubuh. 

Pola makan pun tidak kalah bermasalah lebih dari 70% remaja memiliki kebiasaan makan tidak sehat, sering melewatkan sarapan, serta gemar mengonsumsi makanan cepat saji tinggi lemak dan gula. Tubuh yang kekurangan vitamin, mineral, dan gizi seimbang, maka sistem imun akan melemah yang kemudian berdampak pada kesehatan tubuh. 

Sementara itu, aktivitas fisik atau olahraga masih rendah karena kurangnya kesadaran akan kesehatan tubuh dan seringnya alasan yang didengar adalah "mager", sebagian besar hanya melakukan gerakan ringan kurang dari 30 menit setiap hari. Otot dan sistem kardiovaskular tidak terlatih, sehingga kerja tubuh menjadi kurang optimal, bahkan untuk aktivitas ringan. Angka-angka itu seolah mengingatkan kita bahwa "jompo sejak dini" bukan sekedar bahan olok-olok, melainkan gejala nyata.

Banyak ahli kesehatan menegaskan, faktor gaya hidup adalah penyebab utama. Setan gepeng yang tak pernah lepas dari genggaman, budaya begadang demi konten atau tugas, makanan cepat saji yang lebih mudah ditemukan daripada sayur bening di dapur rumah. Semua itu bersatu padu menjadikan tubuh anak muda kehilangan kesempatan untuk benar-benar segar.

"Belajar menjadi tuan atas tubuh

sendiri", kalimat tersebut pantas menjadi pengingat bagi kita. Sejatinya kita bukan hanya makhluk yang berpikir, tetapi juga makhluk yang merasakan. Barangkali dari hal tersebut kita bisa belajar bahwa tubuh yang lelah dan jiwa yang letih bukan sekadar soal medis, melainkan juga soal kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun