Mohon tunggu...
Mais Nurdin
Mais Nurdin Mohon Tunggu... Penulis - https://www.sangfajarnews.com

Menulis adalah bagian dari perlawanan yang efektif dan efisien di era globalisasi. Salam Hormat Bung Mais ( https://www.bungmais.com )

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Coretan Anak Yatim dari Desa Memperjuangkan Mimpi yang Sempat Tertunda

12 April 2020   20:00 Diperbarui: 17 Juli 2022   00:42 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Ais Nurdin dan Jois Nurdin Sumber : PorosKota.com

Disebuah desa hiduplah keluarga kecil yang sederhana selalu setia mengabdi untuk negara, mereka menjadikan alam sebagai sumber utama untuk menopang kehidupan sehari-hari. Meskipun alam itu sebagai misteri yang belum terpecahkan, namun mereka menganggap bahwa alam itu adalah anugerah. 

Mereka adalah keluarga kecil yang dikepalai oleh Nurdin Kadir, dia merupakan sosok pejuang yang tanpa pamrih dalam mewujudnya mimpi dan cita-cita putra-putrinya. 

Dia memiliki seorang istri yang bernama Nikson Bunu, yang kami anggap sebagai malaikat titisan dari Tuhan Yang Maha Esa kepada keluarga kecil kami. yang tidak pernah mengeluh dari kekurangan yang mereka lalui.

Mereka berdua berpropesi sebagai petani yang selalu menganggap tanah sebagai bantal, dan panasnya terik mentari sebagai selimut kehidupan yang terindah, itulah lambang perjuangan mereka yang tidak bisa di hitung dengan rupiah jumlahnya.

Saya Ais Nurdin Putra ke 5 dari Almarhum Nurdin Kadir dan ibu Nikson Bunu saya lahir di desa Lito hari rabu tgl 08 maret 2001. Masuk sekolah dasar SDN 03 Paguyamana Pantai tahun 2008, dan tamat tahun 2014, tamat SMP 2017.

Sebelum saya menyelesaikan pendidikan dibangku SLTP malaikat saya, pejuang, dan pahlawan saya pergi menghadap sang illahi tepat tanggal 28 maret 2016 Bapak saya meninggal dunia. Kesedihan dan keheningan menjadi selimut setia keluargha kecilku saat itu, tapi apalah daya, semua yang hidup pasti akan merasakan kematian seperti yang sedang menimpa keluarga kami. 

Kehidupan kami berubah drastis setelah kepergian ayah yang tercinta, sebab beliuaulah yang menjadi penopang dan tulang punggung hidup kami. Setelah kepergian ayahanda kami, kakak saya Sadam Nurdin namanya. Dia yang telah menggantikan posisi ayah saya menjadi tulang punggung keluarga. Meskipun masih berstatus mahasiswa di salah satu pergguruan tinggi di Gorontalo.

Kehilangan sosok ayah bukanlah tembok penghalang bagi saya, namun hal itu saya jadikan sebagai tambahan kekuatan energi positif agar saya tetap terus melangkah meraih cita-cita yang di mimpikan oleh almarhum ayah saya. Semuanya perlahan lahan berjalan sesuai harapan sampai dengan hari ini saya duduk di bangku Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Paguyaman Pantai. 

Semua ini terjadi, berkat doa, dan semangat pantang menyerah, untuk meraih cita-cita yang diimpikan. Saya yakin, bahwa sukses tidak hanya milik orang-orang perkotaan, bukan milik bukanlah milik orang yang mempuynyai materi berlimpah (Uang)...!!!, tapi sukses adalah milik orang yang mau berusaha dan masih ada tuhan yang mengatur semuanya.

Alam tak pernah ingkar terhadap ciptaannya, semesta air akan selalu mengalir Berangkat Pengembara Mudaku dengan ijin tuhanmu untuk menembus alam rimbah yang membuatmu mengerti arti dari kehidupan. Apa yang adik saya katakan di atas memang benar adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun