"Iya, Nduk. Ibu akan selalu berdoa untukmu," sahut Ibu sambil mengelap keringat di keningnya. Ia mulai memasukkan adonan bakwan.
Setelah semua pisang selesai dikupas, Wati mencuci tangan dan mengambil tas sekolah. Ia duduk di atas tikar usang dan mulai belajar sambil menemani ibu memasak. Nanti setelah semua selesai digoreng, ia akan menemani ibu menjajakannya ke rumah-rumah tetangga.
Tak terasa, seminggu sudah berlalu. Wati setiap hari belajar penuh semangat. Ia bertekad untuk memenangkan olimpiade itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!