Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, mental, politik dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kegegeran Jamaah Jum'at di Masjid Kampung Kami

16 Mei 2025   22:16 Diperbarui: 16 Mei 2025   22:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegegeran di masjid. (Sumber: Bukamata.co)

Ketika Imam sedang khutbah jum'at, tiba-tiba seorang jama'ah teriak tak karuan. Kontan saja membuat kepanikan seantero Masjid al-Ikhlas, tadi siang, jum'at (16/05/25) di kampung Kami.

Siapa yang teriak itu?

Ternyata, jama'ah dari kampung sebelah yang memang tengah diuji kesehatan mentalnya. Itu berlangsung beberapa tahun. Kenapa bisa begitu? Ada banyak asumsi juga opini tersiar di lisan para tetangganya.

"Siapa itu tadi yang teriak-teriak," kata seorang sepuh, setelah selesai salat, yang mendengar keributan tapi tidak melihat pelakunya.

"Oh, itu santri-nya ustaz Jamal," jawab seorang imam muda yang menjawab, tapi jawaban itu seperti angin lalu. Antara didengar dan tidak.

***

Kami biasa menyebutnya si ay-ay. Entah kenapa harus disebut begitu. Mungkin tubuhnya tinggi dan agak bungkuk, atau karena lisannya sering berujar 'ay-ay'. Ada juga yang manggil si Oray, karena ya... badannya mirip begitu.

Setahu saya, kegonjangan pikirannya gak terlalu lama. Artinya bukan bawaan dari orok. Sekitar lima tahunan ini. Sebelumnya, dia remaja yang rajin ibadah dan masih pula nyantri di ustaz tak jauh dari rumahnya. Memang pendiam, tapi gak ada gejala yang aneh. Kalau ketemu kami saling sapa kok. Usianya sekitar 20-an tahun.

Baca juga: Gubernur Konten

Saya gak tahu pasti kenapa dia bisa begitu. Namun pernah saya tanya ke pamannya (adik dari ibunya) kenapa dia bisa begitu. Sekitar dua tahunan lalu.

"Lah kak, laju namah karunya kak kolot. Anak loba tapi te aya nu usaha. Mikiran manehna, ya terus ngalamun, ya kitu. Makana ku urang tah ka Jakarta, supaya bek-bar pikiran na." Kenyataannya, penyakit mental itu masih melekat sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun