Ketika kental kopi di seperempat gelas
samar-samar terasa seperti anggur,
kau sedang ulurkan jangkauan
rayapi loker sarat kecemasan
tentang yang tlah berpulang,
tentang budi tak terbalas,
tentang sumpah dan janji,
tentang esok,
tentang mati.
Nada suara meluncur sekenanya;
Meninggi di tingkah si bungsu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!