gemerlap panggung kekuasaan,
jual beli kavling perumahan,
Merendah kala sambangi kemungkinan
hadiri pemakaman lainnya atau
kian semrawutnya pencernaan kita
dan anjuran dokter tempo hari.
Asap menari tinggi dimainkan kipas
Kereta tak jua berhenti, mengepul slalu
temani kesibukan di balik kerling sayu,Â
yang berupaya mencegat itu kantuk.
"Wah jam hiji ning, jang?
Hayu meujeuhna ngider!"
Senter, kentongan di genggaman
dan sarung yang tersampir.
Kita melangkah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!