Mohon tunggu...
mahkota aldamora
mahkota aldamora Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - alda

alda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% di Tengah Omicron

21 Januari 2022   05:20 Diperbarui: 21 Januari 2022   05:36 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada Desember 2021 lalu, Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri menerbitkan aturan terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di masa pandemi Covid-19. Sekjen Kemendikud mengatakan pemerintah berupaya memulihkan kegiatan belajar mengajar dengan membuka sekolah secara tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2022. 

Akhirnya  pemerintah mulai menerapkan kegiatan pembelajaran secara tatap muka  dengan kapasitas 100% per hari sejak awal Januari 2022. Namun saat kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai, kasus anak terinfeksi Covid-19 sudah mulai bermunculan apalagi sekarang varian baru dari Covid-19 yaitu  Omicron sedang naik daun.

Menurut saya , beragai pihak seharusnya bisa menahan diri untuk tidak melanjutkan PTM 100% di tengah meningkatnya jumlah kasus Omicron termasuk yang menyerang anak-anak.  Seharusnya untuk daerah yang masih banyak kasus Covid-19 seperti Jakarta tidak perlu dilakukan PTM. 

Namun untuk daerah yang  tidak ada kasus Covid-19 menjadi berisiko karena tidak ada keijakan lockdown di daerah terdampak. Kombinasi mobilitas sakit dan sehat, inilah yang memuat wabah tidak pernah berhenti.

Kita semua tahu bahwa pandemi telah berlangsung selama hampir dua tahun dan akan semakin banyak siswa yang tertinggal dalam studinya. Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan secara umum atau khusus atau menurunnya proses elajar karena faktor-faktor tertentu. 

PTM memang dilihat sebagai solusi untuk tidak memperpanjang  learning loss. Namun penerapan PTM di tengah wabah sangat berisiko bagi keselamatan anak. Padahal anak adalah milik bangsa yang kesehatannya harus dijaga. Learning loss tidak seharusnya tidak diselesaikan dengan membahayakan kesehatan anak-anak

Alasan saya kurang setuju dengan hal ini juga karena masih banyak faktor yang kurang mendukung untuk terselengaranya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka (PTM). Selain masalah vaksinasi, ukuran  kelas yang kecil dan populasi siswa yang besar memuat jaga jarak sulit untuk diterapkan. Kebiasaan mencuci tangan dan memakai masker dengan benar  belum menjadi kebiasaan bagi anak-anak. Oleh karena itu, meskipun aturan sekolah  ketat dengan pemeriksaan suhu saat masuk masih ada risiko tinggi untuk mementuk klaster sekolah.

Jika PTM terpaksa harus dilakukan, maka guru dan petugas sekolah harus sudah tervaksinasi 100%, anak yang mengikuti PTM harus sudah diimunisasi Covid-19 lengkap dengan dua kali suntikan dan tanpa komorbid, setiap orang di lingkungan sekolah wajib memakai masker, ketersediaan fasilitas cuci tangan, tetap menjaga jarak, dan tidak makan bersama.

 Lalu sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orang tua dan keluarga untuk memilih PTM atau daring, tidak boleh ada paksaan, untuk anak yang memilih daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring, keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru Covid-19 di lingkungan sekolah.

Keputusan pembelajaran tatap muka (PTM) tetap harus memperhitungkan kasus baru Covid-19 di lingkungan sekolah. Jika diperlukan pembelejaran tatap muka (PTM) , maka guru dan staf sekolah harus diimunisasi 100%. 

Anak-anak peserta PTM harus mendapat vaksin Covid19  lengkap dua dosis dan tidak memiliki penyakit penyerta, semua siswa sekolah harus memakai masker, tersedianya fasilitas untuk mencuci tangan menjaga jarak dan tidak beragi makanan. Selanjutnya sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orang tua dan keluarga untuk memilih PTM atau online tanpa paksaan agar anak  memilih online sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun