Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan akan Selalu Menjadi Tempat Belajar dalam Kondisi Apapun

14 April 2021   18:42 Diperbarui: 14 April 2021   18:50 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beribadah dengan protokol kesehatan saat Ramadan (KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN) 

Data kasus terkonfirmasi positif COVID-19 harian memang masih membuat kita menahan diri. Berdasarkan data di laman covid19.go.id, pada hari pertama Ramadan tahun ini, telah terkonfirmasi 5702 kasus baru. Artinya, kasus positif memang masih sangat mengkhawatirkan.

Meskipun sejak dimulainya program vaksinasi, data terkonfirmasi positif harian mulai berangsur turun, akan tetapi penurunan masih sangat fluktuatif dan masih berada pada angka yang relatif tinggi.

Jika kita bandingkan dengan data kasus terkonfirmasi positif di awal Ramadan tahun lalu yang berjumlah 357 kasus baru, rasanya kita masih harus sangat berhati-hati. Namun, hal ini bukan berarti kita harus terkungkung pada ketakutan berlebihan, atau terlalu overthinking menyikapi keadaan.

Setidaknya kita harus belajar untuk bertahan. Bertahan dengan pertahanan terbaik yang bisa kita lakukan. Baik pertahanan secara fisik maupun pertahanan mental. 

Untuk pertahanan fisis, untungnya kita dibantu dengan proses vaksinasi. Proses vaksinasi yang sedang berjalan setidaknya akan menjadi angin segar bagi kita untuk bisa kuat bertahan menjalani Ramadan tahun ini. Vaksin memberikan secercah harapan baru untuk kita, membuka asa untuk kita menatap masa depan yang lebih baik.

Untuk pertahanan mental, sebenarnya kuncinya berada di dalam bulan Ramadan itu sendiri. Bukankah bulan Ramadan mengajarkan kita untuk menjaga kekuatan mental kita? Bukankah bulan Ramadan mengajarkan kita untuk kuat menahan hawa nafsu kita? Bukankah bulan Ramadan juga menjadi bulan latihan dalam rangka menempa jiwa kita?

Jika kita mampu memaknai bulan Ramadan secara jasmani dan rohani, maka sejatinya itulah pertahanan terbaik yang bisa kita berikan. Oleh karenanya, bulan Ramadan kapanpun dan dalam kondisi apapun akan selalu menjadi tempat belajar bagi orang-orang yang menjalankannya dengan baik.

Alhasil, bulan Ramadan saat pandemi ataupun tidak, seharusnya bisa kita lewati dengan baik. Masa pandemi yang kita jalani ini seharunya menjadi tempat pembelajaran, tidak menjadi halangan bagi kita untuk terus meningkatkan ibadah kita kepada Tuhan. Ramadan kedua yang kita jalani di masa pandemi sudah pastinya membuat kita lebih banyak memiliki pengalaman sehingga bisa menyikapi sesuatunya dengan lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun