Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan akan Selalu Menjadi Tempat Belajar dalam Kondisi Apapun

14 April 2021   18:42 Diperbarui: 14 April 2021   18:50 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beribadah dengan protokol kesehatan saat Ramadan (KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN) 

Namun, ada juga umat yang nekad dan tetap melaksanakan ibadah secara berjamaah. Hal ini didukung juga oleh beberapa pengurus tempat ibadah yang tetap menyelenggarakan kegiatan peribadatan berjamaah, walaupun harus repot-repot menyiapkan protokol kesehatan yang dilaksanakan secara ketat.

Ramadan Tahun Lalu di Masa Pandemi

Di tengah perbedaan umat Islam dalam menyikapi peraturan pemerintah terkait ibadah di masa pandemi, bulan Ramadan datang menghampiri. Biasanya, bulan Ramadan selalu disambut dengan sangat meriah oleh umat Islam. Selalu ada atmosfer berbeda ketika bulan Ramadan tiba. Semua kegiatan disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Misalnya, banyak warung atau kedai makanan yang tutup di siang hari. Jam kerja pun biasanya di perpendek. Begitu juga bagi para siswa yang belajar di sekolah, jam belajar tidak dimaksimalkan seperti biasanya. Bahkan ada beberapa sekolah yang meniadakan pembelajaran formal selama bulan Ramadan dan memilih untuk mengisi pembelajaran dengan kegiatan keagamaan seputar Ramadan.

Selain itu, atmosfer ibadah di bulan Ramadan juga biasanya meningkat. Masjid-masjid dipenuhi jamaah ketika waktu shalat tiba. Menjelang sore, biasanya banyak diadakan acara buka puasa bersama, baik di rumah, masjid, atau di rumah-rumah makan. 

Masyarakat pun banyak yang berlalu lalang untuk sekedar membeli penganan takjil. Banyak bazar makanan dadakan dibuka di lapangan-lapangan kosong. Suasana riuhnya bak pasar malam yang selalu memikat orang untuk berhenti, melihat-lihat, dan membeli sesuatu.

Malamnya, ada ibadah shalat tarawih yang biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid, baik masjid besar atau langgar-langgar kecil di dalam perumahan. Sesudahnya, para remaja mengisi kegiatan dengan tadarus bersama. 

Mereka baru akan berhenti ketika waktu sudah hampir larut malam, ketika mereka sudah harus tidur untuk sekedar memejamkan mata. Berapa jam kemudian mereka harus kembali bangun untuk keliling kampung membangunkan masyarakat untuk melaksanakan sahur.

Tahun lalu, kita tidak melihat semua itu semua. Pandemi yang terjadi memaksa masyarakat untuk merubah cara-cara mengisi bulan Ramadan. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya memancing kerumunan untuk sementara waktu dilarang untuk dilaksanakan. 

Masyarakat dihimbau untuk melaksanakan buka puasa, sahur, shalat tarawih, dan ibadah berjamaah lainnya di rumah saja bersama keluarga inti. Beberapa kegiatan terpaksa hanya bisa dilakukan secara virtual.

Namun, ibarat iksir penahan rindu, Ramadan tahun lalu mampu membuat kita bertahan menjalani hari-hari dengan penuh kekhusyukan, walaupun dihiasi dengan perasaan rindu yang mendalam. Rindu merasakan gembiranya berbuka bersama, rindu merasakan semangatnya beribadah tarawih bersama, dan rindu merasakan riuhnya suara bilal melantunkan puji-pujian.

Ramadan Sebagai Tempat Belajar

Kini, Ramadan kembali datang menghampiri kita dengan suasana yang tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Pandemi masih melanda, dan belum ada tanda-tanda untuk mereda. Masih ada rasa takut, masih ada rasa khawatir, dan masih ada cemas yang menghinggapi kita semua untuk berkegiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun