Saya tidak mempersalahkan penggunaan bahasa di sini, tetapi yang dipermasalahkan adalah bagaimana seharusnya kita bisa menghargai keunikan setiap siswa. Dengan menghargai keunikan siswa, kita akan mengetahui betapa besarnya nilai keunikan tersebut.
Beberapa tahun lalu, saya memiliki siswa yang tergolong membutuhkan bantuan. Siswa ini termasuk siswa yang introvert, tertutup, dan selalu membawa masalah ke dalam dirinya, tidak membagikannya kepada siapa pun.
Akhirnya, disebabkan karena terlalu memikirkannya, masalah-masalah yang dihadapinya semakin memukul dirinya, mengganggu psikologinya, bahkan sampai menganggu jasmaninya. Siswa ini jadi sering menyendiri dan rentan sekali merasa sakit.
Ketika dilakukan pendekatan, ditemukan keunikan pada siswa ini. Ternyata siswa ini sangat menyukai dunia pemrograman komputer.Â
Pengetahuannya di bidang pemrograman sangat tinggi sekali bila dibandingkan anak seusianya. Bahkan siswa ini mampu berbicara dengan salah satu staff Information Technology (IT) sekolah yang berpendidikan magister komputer.
Berdasarkan saran staff IT sekolah itu, kami mulai mengeksplorasi bakat dan kemampuannya di bidang IT. Proyek dan tugas diberikan kepadanya. Salah satunya adalah untuk membuat program pemilihan ketua osis digital dan perpustakaan digital.
Dengan adanya proyek yang diberikan ini, siswa ini menjadi lebih terbuka, komunikatif, dan lebih bersemangat. Dari proyek yang diberikan ini, bukan hasil yang kita inginkan, tetapi proses pendekatan, dan bantuan kepada siswa dalam menghadapi segala permasalahan dalam kehidupannya.Â
Ya, kita tidak akan memahami dan menghargai siswa tanpa memahami keunikannya. Keunikan yang diberikan Tuhan kepada masing-masing dari mereka.
Memahami dan Menghargai Keunikan
Untuk memahami keunikan, terkadang kita harus memahami apa keinginan siswa. Kita tidak boleh memaksakan keinginan kita. Keinginan berhubungan dengan sudut pandang. Terkadang siswa memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menghadapi sesuatu.
Misalnya, dalam menyelesaikan soal yang diberikan, mungkin seorang siswa menggunakan cara yang berbeda dari yang diajarkan guru, mungkin siswa memiliki cara yang unik dalam menyelesaikan soal.
Dulu, saya memiliki siswa yang bisa menyelesaikan soal Kimia dengan pendekatan Matematika. Teori, aksioma dan cara Matematika digunakannya. Memang, siswa ini memiliki minat dalam bidang Matematika dan mengikuti pelatihan olimpiade Matematika.