Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jika Orangtua (Pemerintah) Menyerah, Bagaimana dengan Anak (Rakyat)?

27 Oktober 2020   05:49 Diperbarui: 27 Oktober 2020   07:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar(shutterstock via kompas.com)

Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh negara kita yang notabenenya masih berada pada gelombang pertama pandemi. Para pengambil kebijakan (pemerintah) harus benar-benar bisa memahami keadaan dengan baik, sehingga kebijakan yang akan diambil tepat. Rakyat pun harus menahan diri, bukan justru memaksakan diri. 

Online Learning Fatigue

Memasuki bulan kedelapan masuknya pandemi di negara kita, sektor pendidikan adalah salah satu sektor yang terkena imbasnya. Siswa, guru dan orang tua mulai mengalami apa yang disebut dengan "Online Learning Fatigue."

Nampaknya, masih banyak guru, siswa, dan orang tua yang belum bisa keluar dari problematika belajar daring yang sudah cukup lama dilaksanakan.

Permasalahan infrastruktur masih menjadi masalah utama. Tak semua siswa memiliki kesempatan akses pembelajaran daring yang sama. Tak semua orang tua memiliki kemampuan menyediakan kebutuhan anaknya yang sama. Bantuan pemerintah pun terasa tak cukup membantu.

Permasalahan motivasi siswa juga tak bisa dianggap remeh. Belajar daring dan belajar biasa memiliki perbedaan. Tak sedikit siswa yang belum bisa move on dari keadaan. 

Merasa dirinya tidak bisa belajar jika harus melalui daring. Mindset anak yang seperti inilah yang berbahaya, perlu pendampingan dari orang tua dan guru.

Permasalahan motivasi juga berimbas pada sikap anak dalam belajar daring. Anak cenderung meremehkan, tidak peduli, acuh tak acuh terhadap pembelajaran. Yang lebih berbahaya, jika hal ini membawa kerusakan moral. Ketidakjujuran, kemalasan, dan ketidakdisiplinan menjadi hal-hal yang sangat rentan terjadi.

Permasalahan lainnya adalah berkenaan dengan ancaman dunia online. Game online, media sosial, dan mungkin cyberbullying menjadi permasalahan yang bisa berdampak besar pada anak. 

Perlu pengontrolan dan penanganan yang komprehensif, teratur dan terarah jika tidak ingin melihat anak kita terjatuh lebih dalam pada kubangan permasalahan.

Ya, delapan bulan pandemi memang seharusnya mengajarkan kita banyak hal. Delapan bulan adalah waktu yang cukup panjang untuk kita belajar. Jika diandaikan seorang bayi, usia delapan bulan seharusnya sudah bisa membuat bayi merangkak jauh dan mulai belajar untuk berdiri. 

Pertanyaannya, sudah sejauh mana kita merangkak? Apakah kita sudah mampu belajar berdiri sendiri dalam rangka melawan pandemi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun