Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Rasanya Tiba-tiba Menjadi Ayah Bercentang Biru

1 September 2020   21:12 Diperbarui: 1 September 2020   21:13 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tanggal 1 September 2020. Tepat 7 tahun lalu menjelang subuh lahirlah anak pertamaku. Sejak itu resmi sudah aku menyandang gelar menjadi seorang Ayah. 

Bahagia rasanya bisa merayakan ulang tahun anakku yang ke-7. Bertambah kebahagiaanku di hari yang sama tiba-tiba melihat pesan di akun kompasiana. Isinya, "Selamat, akun Anda telah diverifikasi". Berubahlah warna centang akunku dari centang hijau ke centang biru.

Apa makna kedua hal ini, itu yang akan coba saya bagikan pada artikel ini. Jarang sekali saya menuliskan artikel yang isinya dari sebuah privasi. Tapi saya rasa karena hari ini penuh kebahagian, maka saya putuskan untuk menuliskannya.

Menjadi Ayah

Ya, hari ulang tahun memang selalu membawa kebahagiaan. Apalagi bagi anak-anak. Terbayang sudah kue ulang tahun lezat dengan bentuknya yang unik. Dan sudah pastinya hadiah yang mereka tunggu-tunggu.

Dari mulai kemarin istriku sudah mulai repot untuk memesan kue ulang tahun untuk hari ini. Maklum di masa pandemi seperti ini, kita tidak bisa kemana-mana, apalagi di daerah kami kasus positif corona masih cukup tinggi. Jadilah semuanya harus serba dipesan. Memesan tak semudah membeli langsung pastinya.

Bagiku, hari ulang tahun anakku ini membuat diriku merenung kembali. Benar kata orang menjadi seorang Ayah itu sangat berat sekali. Rasanya aku perlu banyak belajar untuk ini. 

Ini sangat aku rasakan ketika aku harus bekerja dari rumah, ketika aku harus sehari-hari bersama mereka, ketika aku seharusnya bisa mendampingi mereka.

Entah mengapa jariku memaksa aku menuliskan kalimat "seharusnya aku bisa mendampingi mereka". Mungkin karena selama ini aku memang kurang bisa mendampingi mereka. Sesuatu yang seharusnya aku lakukan.

Hal-hal lain masih sangat mengangguku. Pekerjaan, media sosial, kerahatan pribadi, itu diantara hal-hal yang selalu mengangguku. sehingga aku merasa sulit membagi waktu dengan baik.

Padahal sebenarnya, andai aku bisa membagi waktu dengan baik, semua hal itu bisa dilakukan dengan baik dan secara proporsional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun