Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Setelah HOTS dan STEM, Perlu Ada GP dalam Pembelajaran di Era Pandemi

3 Juli 2020   07:18 Diperbarui: 3 Juli 2020   09:57 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murniati Nasution, Kepala SDN 122375 Pematang Siantar (tengah) saat melakukan pendampingan pembelajaran di kelas.|Sumber: edukasi.kompas.com/Tanoto Faoundation

Sebelum pandemi muncul, pendidikan di Indonesia diramaikan dengan kemunculan istilah Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Science Technology Engineering and Mathematics (STEM).

Ramai-ramai diadakan sosialisasi, seminar, In House Training (IHT) dan workshop tentang ini. Semua dokumen pembelajaran di design dengan mencantumkan kedua elemen tersebut. 

Kilas Balik HOTS dan STEM

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di design dengan serba HOTS dan STEM, dari mulai indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.

Konsep HOTS dan STEM merupakan sebuah konsep turunan dari Taksonomi Bloom yang memang sangat penting untuk digunakan di pembelajaran. 

Siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran. Paradigm shift menjadi sebuah keniscayaan. Mau tak mau, suka tak suka, cara lama teacher centered learning diubah menjadi student centered learning.

Selain itu, pembelajaran HOTS dan STEM ini bisa menunjang digunakannya keterampilan abad 21 dalam pembelajaran, yang meliputi berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif yang biasa disebut 4C.

Isu Global di Era Pandemi

Di masa pandemi ini ada satu hal yang mencuat, yaitu Global Perspectives (GP). Apa itu GP? GP adalah cara berpikir global untuk mencermati sebuah global issue. GP mencakup perspektif pribadi, perspektif lokal dan perspektif global pastinya. 

Tidak bisa dipungkiri, pandemi adalah sebuah global issue yang membuat masyarakat dunia kalang kabut. Dengan sangat cepat pandemi bisa merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia. 

Pandemi mengubah pola berpikir masyarakat dengan caranya yang berbeda. Dalam sejarah belum pernah ada yang melakukan sedahsyat virus ini sebelumnya. Semua kita terenyuh, bagaimana semua ini bisa terjadi. Isu-isu global penting lainnya pun seolah tenggelam di lautan badai pandemi. 

Isu lingkungan yang begitu santer dibicarakan sebelum pandemi tidak terdengar lagi. Isu rasisme yang sempat mencuat di tengah pandemi, tak berdaya melawan pandemi. Isu politik, ekonomi, perang dagang, tak dibicarakan sepanas sebelumnya. 

Global Perspektif Dalam Dunia Pendidikan

Bagaimana dengan dunia pendidikan? Dunia pendidikan tiba-tiba berubah. Siswa dirumahkan, guru harus mengajar dari rumah. Online learning, remote learning atau distance learning menjadi sebuah keharusan. 

Tak ada pilihan lain. Apapun nama dan jenisnya, teknologi, learning tools and systems menjadi sebuah kenormalan baru.

Sumber: today.line.me
Sumber: today.line.me

Berbagai macam metode digunakan. Blended learning, flipped classroom dan Information and Communication Technology (ICT) beberapa diantaranya. Guru dan siswa dituntut menggunakannya walaupun dengan segala keterbatasannya.

Tak bisa dipungkiri, pandemi mengajarkan kita untuk lebih berpikir global. Kita harus menyadari bahwa pandemi ini ada di seluruh dunia. 

Kolaborasi secara global diperlukan untuk melawan pandemi ini. Maka hemat saya, cara berpikir global harus ditanamkan dalam pembelajaran.

Seolah ini selaras dengan edaran Kemendikbud yang menginginkan pembelajaran di era pandemi ini difokuskan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19.

Integrasi GP Dalam Pembelajaran

GP harus bisa diintegrasikan dalam pembelajaran di era pandemi ini. Caranya? Kita bisa memberikan contoh dari mata pelajaran Biologi misalnya, karena pandemi ini sangat berhubungan erat dengan keberadaan virus. 

Siswa bisa kita arahkan untuk melakukan research tentang virus dengan memperhatikan berbagai halnya. Lalu siswa akan memperhatikan isu-isu terkait tentang virus yang ramai dibicarakan. 

Terakhir siswa akan mengangkat isu tersebut dalam sebuah kerangka perspektif, yang bisa digabungkan dari perspektif pribadi, lokal maupun global.

Contoh lain adalah dalam materi senyawa di pelajaran Kimia. Siswa bisa kita arahkan untuk melakukan research semua informasi tentang senyawa. Lalu siswa akan memperhatikan isu tentang penelitian penemuan vaksin virus Covid-19 dan senyawa apa yang diteliti. Terakhir siswa akan mengelaborasi informasi yang didapatkan untuk melihatnya dari berbagai perspektif.

Semua mata pelajaran bisa menerapkan isu pandemi dari sudut pandangnya masing-masing. Begitu juga setiap siswa bisa mengangkat berbagai macam perspektif yang berbeda-beda. 

Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana membuat skenario pembelajarannya, lengkap dengan kegiatan pembelajaran dan bentuk penilaiannya. Sudah pastinya semua harus memperhatikan kondisi kita yang harus mengajar secara online.

Alhasil, apapun itu, HOTS, STEM dan GP semua bisa dilakukan dengan baik jika ada kemauan dari kita untuk berpikir secara global. Bukan zamannya lagi kita terkungkung dengan ruang sempit area kehidupan kita. Sudah saatnya kita berpikir global.

Perlu diingat, kita hidup berbagi dunia ini dengan orang lain, ras lain, suku lain, bangsa, dan negara yang lain. Sudah waktunya kita melihat perspektif yang lain juga. Dan ini harus dimulai dengan memberikan pendidikan yang baik yang memperhatikan perspektif global yang mencuat di masyarakat dunia.

3 Juli 2020

Reflection Notes: Ambil hikmahnya

Mahir Martin

Sumber: Kemdikbud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun