Mohon tunggu...
Mohammad Mahfuzh Shiddiq
Mohammad Mahfuzh Shiddiq Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Seorang yang masih belajar menulis dan menebar kebermanfaatan | Pemilik dan penulis di www.haimatematika.com | Investor dan kurir di Tazkiyah Shop.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manipulasi di Balik Pertanyaan "Anda Tidak Percaya dengan Saya?"

18 Desember 2019   08:27 Diperbarui: 18 Desember 2019   08:46 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena perkembangan teknologi yang pesat membuat sistem keamanan berbasis mesin atau jaringan komputer semakin sulit untuk disusupi dan ditembus. Oleh karena itu, hacker menyerang titik terlemah dari sistem keamanan yaitu pengguna atau administrator. Teknik yag digunakan memanfaatkan kelemahan manusia sebagai makhluk yang mempunyai perasaan dan empati. Titik lemah manusia yang biasa dimanfaatkan adalah rasa takut, rasa percaya, rasa ingin menolong dan rasa iba.

Rasa takut; pegawai takut kepada atasan, murid takut kepada guru, anak kecil takut kepada kakaknya dan sebagainya. Artinya jika sosok yang ditakuti ini ingin meminta sesuatu maka dengan spontan akan diberikan. 

Rasa percaya; seseorang memberikan atau bercerita tentang rahasianya dengan suka rela kepada orang yang dipercayai tanpa merasa curiga

Rasa ingin menolong; sebagai makhluk sosial, rasa iba terhadap musibah yang mendalam relatif bisa membuat hati orang tergerak untuk memberi pertolongan tanpa pikir panjang.

Jika dilihat dari adegan di atas maka si pelaku mencoba membangun kepercayaan dan medapatkan rasa iba dengan bercerita saudara yang butuh uang untuk operasi. Teknik yang digunakan untuk memanipulasi dan mengarahkan perilaku seseorang atau kelompok dengan menggunakan kekauatn hipnotik bahasa, rasa sungkan, rasa riwu perkiwuh serta preferensi pribadi seseorang terhadap suatu keadaan.

Lazim ditemui penipuan yang mengandalkan kekuatan bahasa. Manipulasi kata-kata diucapkan dengan tujuan target secara tidak sadar menuruti apa yang diinginkan penipu. Penggunaan eufisme dalam menciptakan bahasa halus dan sopan untuk tujuan menipu kerap terdengar di masyarakat. Kasus seperti "mama minta pulsa" atau "Papa minta transfer" yang dibumbui dengan cerita mengada-ngada merupakan contoh nyata dari kekuatan bahasa dalam praktik penipuan.

Kejadian bisa terjadi bukan semata hanya urusan uang saja atau data informasi rahasia tapi meliputi segala aspek yang bisa dimanfaatkan oleh si penipu.

Misalkan pada counter check in bandara, anda akan menemui orang yang meminta tolong untuk menitipkan bagasi ke penumpang lain yang tidak memiliki bagasi. Penumpang tersebut mungkin saja berpikir tidak menjadi masalah jika menitipkan barang bagasi orang lain. Toh tidak merugikan. Apalagi menolong orang lain tidak ada yang salah.

Pak Andi pun pernah dimintai tolong titip bagasi oleh seseorang yang baru diketahui di counter check in bandara. Dia menggelengkan kepala, tanda tidak bersedia.

"Kenapa Pak, Bapak tidak mempercayai saya?" kata yang persis sama didengar oleh orang di mall pada kejadian sebelumnya.

"Bagaimana saya percaya Bapak, kenal saja tidak. Pun jika ternyata bagasi Bapak itu berisi barang berbahaya, nantinya manifest terdaftar atas nama saya.  Sayalah yang akan berurusan dengan polisi. Bukan Bapak," jawab pak Andi dengan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun