Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ahmad Dhani Jenius, Diikuti Kontroversi Terus

20 Oktober 2018   16:38 Diperbarui: 20 Oktober 2018   16:54 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan tanganmu aku menyentuh, Dengan kakimu aku berjalan
Dengan matamu aku memandang, Dengan telingamu aku mendengar
Dengan lidahmu aku bicara, Dengan hatimu aku merasa

Untaian lirik tersebut terlantun dari sekelompok busker (Seniman Jalanan) di sebuah Medan Selera, Sungai Ramal , Kajang  Selangor, Malaysia. Namanya adalah RJ Tazkers, sebuah Busker yang membawakan lagu-lagu dakwah dan hasil persembahannya, digunakan untuk membiayai operasional sebuah tahfiz di Semenyih, Selangor.

Saya berhenti sejenak, mendengarkan kelompok busker tersebut membawakan lagu yang berjudul "Satu", salah satu karya agung seorang komposer jenius, yaitu Ahmad Dani. Komposer kreatif dengan kekuatan lirik dan musiknya, salah satu musisi yang pernah dilahirkan Indonesia.

Lagu "Satu", mengisahkan sebuah perjalanan relijius seorang Ahmad Dani dalam mencari Tuhannya. Sarat dengan makna dalam setiap lirik-liriknya, dirilis dalam album Lasykar Cinta tahun 2004. Cover album ini pernah menciptakan kontroversi, disinyalir terkait pelecehan agama Islam pada tahun 2005.

Ahamad Dhani dengan grup band Dewanya pernah bersitegang dengan Front Pembela Islam (FPI), terkait logo pada cover album Lasykar Cinta. Logo dalam cover tersebut merupakan sebuah  kaligrafi Lafdhul Jalalah  (Allah), sebuah lafad yang diagungkan dalam dunia Islam. Tapi Ahmad Dhani dan bandnya justru menginjak-injak dalam sebuah panggung pertunjukan yang disiarkan sebuah TV swasta.

FPI meminta Dhani untuk meminta maaf atas insiden tersebut, karena menyangkut soal sensitifitas yang berkaitan dengan agama tertentu. Akhirnya Dhani mengadukan hal tersebut kepada Gus Dur, kemudian Gus Dur membela dan menengahi tentang kasus tersebut.

Kemudian, saya teringat dengan kasus Ahmad Dhani saat ini, yang mana beliau dijadikan tersangka atas sebuah kasus pencemaran nama baik. Terkait unggahan video blog pada tanggal 26/08/18 lalu di sebuah hotel di Surabaya. Kasus ini juga  menjadi kontroversi dan menjadi perdebatan berbagai pihak, karena diduga terlalu banyak muatan politisnya.

Bukan Ahmad Dhani apabila berlalu tanpa kontroversi, namun kehebatan seorang Ahmad dhani juga, apabila beliau mampu membuat sebuah kontroversi menjadi sebuah keuntungan. Baik dari sisi bisnis entertainmentnya maupun perjalanan politik praktisnya.

Sebagai orang yang mengagumi Dhani dengan Dewanya, saya tetap merasakan seorang Ahmad Dhani lebih cocok terus mengibarkan dunia musisinya, daripada dunia politik yang digeluti belakangan ini. Jiwa kritis dan kejeniusan Ahmad dhani dalam dunia musik, lebih menusuk dan mempengaruhi pemikiran rakyat Indonesia, khususnya para Baladewanya.

Dunia musik Indonesia seakan kosong dan berjalan begitu saja, sejak beliau lebih fokus ke dunia politisi. Apapun saya tetap akan menunggu torehan lirik-lirik kritis dan relijius dari seorang Ahmad Dhani.
Kembalilah Dhan..!!
Dunia musik Indonesia lebih membutuhkan kejeniusanmu

Salam dari Seberang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun