Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tak Selalu Buruk, Beginilah Sisi Positif Pendidikan Kita di Tengah Pandemi!

23 Februari 2021   16:02 Diperbarui: 24 Februari 2021   15:57 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pelajar Sekolah Dasar (SD) di Desa Suwatu, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah berburu sinyal internet di puncak perbukitan setempat, Selasa (2/6/2020). (Foto: KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO)

Kalau kita hitung-hitung, kurang lebih setahun pandemi menyerang dunia. Hampir tak ada bidang yang tak terdampak oleh Covid-. 

Kalian mungkin masih ingat, Maret 2020 adalah bulan pertama di mana pandemi masuk ke tanah air kita. Hingga akhirnya kemendikbud membuat peraturan yaitu mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat COVID-19. 

Dalam peraturan tersebut, Nadiem Makarim mengimbau agar kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Ya, pembelajaran jarak jauh ini memberikan dampak negatif pada pendidikan tanah air. 

Pendidikan yang dikategorikan masih memerlukan banyak perbaikan, semenjak pandemi, pendidikan kita harus menahan pil pahit karena semakin merosot dan jauh dari kata meningkat.

Bukan hanya menurun dari segi kompetensi dasar saja, tapi juga begitu terjalnya pendidikan karakter anak semenjak pandemi ada. Siswa kesulitan dalam menyerap materi yang ada. 

Menurunkan kemampuan menghitungnya, nalarnya, bahkan kemampuannya dalam membaca. Mungkin lengkapnya kalian bisa baca artikel saya yang ini: 

"Indonesia Tertinggal 128 Tahun?"

Bukan hanya orang tua saja yang resah, pendidik pun harus memutar otak bagaimana tetap mendidik mereka secara maksimal dengan kendala jarak jauh ini. Ya, kita sedang berada pada masa di mana Tuhan sedang menguji kapasitas dan kualitas kita sebagai hamba-Nya. 

Mungkin, kalau berbicara tentang pandemi dan bagaimana efek negatifnya di berbagai sektor, sepertinya tidak akan habis. Dalam tulisan ini, mari kita coba berpikir ke arah lain. 

Kita coba untuk memikirkan hal-hal positif yang bisa membuat kita lebih mudah beradaptasi dengan situasi yang ada seperti sekarang ini. Karena mungkin saja... di masa depan nanti... corona akan hidup berdampingan dengan kita. Mungkin juga, Tuhan akan terus membiarkannya hidup di bumi ini sampai hari akhir menjelang. Wallahu'alam.

Kalau begitu, mari kita buka kepala. Kita coba berpikir hal-hal positif yang bisa membangun dan meningkatkan kecerdasan peserta didik dengan kecerdasan pendidik dan orang tua di rumah. Karena saya yakin, pandemi ini tercipta karena Tuhan ingin pendidikan kita dievaluasi lagi dan lagi. Saya coba bantu perlahan.

PERTAMA, PERAN ORANG TUA

Pandemi ini sepertinya membuat banyak orang tua kewalahan. Ya, yang biasanya mereka hanya menunggu anaknya pulang sekolah,sekarang mereka harus membantu mengawasi anaknya belajar di rumah dengan segala kemampuan dan kesanggupan mereka. STOP! Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu Ayah/Bunda.

Bagi saya, pandemi ini memberikan keuntungan untuk Ayah/Bunda semua. Ayah/Bunda jadi mengetahui bagaimana guru-guru Ananda di sekolah mengajar. 

Ayah/Bunda jadi tahu bagaimana proses belajar-mengajar. Ayah/Bunda tahu, selama ini Ananda belajar betul-betul atau hanya tidur-tiduran saja ketika belajar. Kalau dipikir kembali, ini menjadi sebuah kesempatan besar untuk Ayah/Bunda untuk mengenal lebih dalam sudah sejauh mana kemampuan Ananda.

Mungkin, sebelum pandemi Ayah/Bunda hanya mengetahui perkembangan anak hanya ketika pengambilan rapot saja. Tapi sekarang, Ayah/Bunda jadi bisa mengetahui sejauh apa kemampuan Ananda setiap harinya. Bukankah bagus? Ingat ya, positifnya yang dipikirkan. :)

Walau kondisi ini menuntut orang tua punya peran besar dalam pembelajaran Ananda di rumah, bukankah itu bagus? Karena memang begitulah selayaknya sebuah pendidikan. Ananda tidak hanya dididik oleh pendidik, tapi juga oleh sosok di rumah yang menjadi madrasah terbaik. :)

KEDUA, KARAKTER

Sekilas, banyak pendidik yang berpikir kalau karakter akan sulit dibangun di masa pandemi seperti ini. Memang, bagi guru akan sangat sulit. Tapi, bagi orang tua ini bukanlah sesuatu yang sulit. 

Karena sekarang, Ayah/Bunda selalu bertemu Ananda di rumah. Kalau dulu pendidik yang selalu mengisi hari-hari Ananda dari senin-sabtu, sekarang ... Ayah/Bundalah yang bisa mendidik karakter Ananda dengan maksimal.

Saya yakin, Ayah/Bunda punya target tertentu dalam mendidik Ananda di rumah. Saya yakin, sebelum Ayah/Bunda menikah ... pasti sudah membayangkan ingin punya anak seperti apa di masa depan. Mungkin sekarang inilah saatnya! 

Sekarang saatnya Ayah/Bunda melakukan treatment-treatment terbaik dalam mendidik karakter mereka di rumah dengan kapasitas yang Ayah/Bunda miliki. Kami sebagai pendidik pun selalu berjuang dalam jarak jauh. Tapi sekarang ... peran Ayah/Bundalah yang sangat dinantikan oleh Ananda.

KETIGA, DIGITALISASI

Kalau berpikir sekilas, memang pandemi ini menurunkan kualitas pendidikan kita. Pelajar yang tidak punya akses internet jadi tidak maksimal dalam pembelajaran. 

Bahkan banyak berita yang menyebutkan kalau ada pelajar yang sampai naik-naik ke bukit hanya untuk mendapatkan sinyal. Ya, itu kalau kitanya berpikiran negatif. Tapi kalau kita berpikir positif ....

Sepertinya ini sudah saatnya pemerintah membuat sebuah gebrakan baru dalam dunia pendidikan tanah air. Sebuah gebrakan yang bisa menjangkau lebih jauh generasi-generasi kita agar mendapatkan hak pendidikan yang sama. 

Saya tidak bisa memberi saran gebrakan baru yang seperti apa. Tapi, saya percaya ... orang-orang yang berada di sana memang sudah Tuhan pilih untuk memperbaiki pendidikan kita. Saya selalu berdoa.

Saya melihat, pemerintah pun berjuang dengan sebaik mungkin. Mereka membuka portal rumah belajar. Bahkan menggandeng TVRI untuk menayangkan program-program pendidikan. Sehingga, pelajar bisa mendapatkan informasi tambahan selain pembelajaran jarak jauh bersama gurunya.

Ya, bukan hanya pemerintah. Sepertinya pandemi ini menuntuk orang tua untuk bekerja lebih keras. Agar bisa memberikan anaknya gadget untuk pembelajaran online berlangsung. 

Apalagi kuota internet yang harus selalu tersedia setiap hari agar Ananda dapat belajar maksimal. Mau tidak mau, memang semuanya harus belajar untuk melek yang namanya digitalisasi.

Begitu pun dengan guru. Walau mungkin sulit, tapi ini juga menyadarkan pendidik yang gaptek dunia teknologi untuk mencoba belajar dari awal semampu yang mereka bisa. 

Karena seperti apa yang saya katakan di atas, pandemi ini mungkin akan panjang dan kita akan hidup berdampingan dengan virus ini. Jadi, mau tidak mau, tidak hanya guru, tapi orang tua dan peserta didik, semuanya harus melek digitalisasi dan mulai memahami dunia abad 21 ini.

KEEMPAT, WAKTU

Apakah hanya saya saja yang berpikir, kalau pandemi ini membuat setiap orang punya banyak waktu untuk berpikir dan berbenah diri? Pekerjaan dan pembelajaran yang dilakukan secara online, membuat kita jadi tidak perlu membuat waktu diperjalanan dalam menimba ilmu. 

Kita jadi punya lebih banyak waktu untuk melakukan hal yang disukai, atau menggunakan waktu tersebut untuk mengerjakan deadline yang harus diselesaikan.

Saya pribadi, semenjak pandemi jadi kepikiran pekerjaan lain selain mengajar. Saya jadi lebih menghargai waktu. Saya jadi lebih menjaga diri dari apapun yang berada di luar. 

Bahkan, saya yang biasanya tidak pernah menggunakan buku catatan untuk mengatur jadwal, semenjak pandemi akhirnya hal itu saya lakukan. Entah kenapa, bukan karena virusnya, tapi kondisi yang membuat saya akhirnya banyak berpikir dan lebih berhati-hati dalam melangkah.

Mungkin semuanya yang ada di sini memiliki pemikiran yang sama? Komentar di kolom komentar ya. :) Semoga pengalamanmu bisa bermanfaat juga untuk yang lain.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun