Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pandemi Covid-19, Cara Tuhan Mengingatkan dan Memaksa Manusia Memberikan "Self Reward"

6 Maret 2021   17:51 Diperbarui: 6 Maret 2021   18:02 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama setahun di Indonesia. Huru-hara yang terjadi telah memporak-porandakan tidak saja bidang kesehatan tapi juga perekonomian dan pendidikan.

Namun sebenarnya ada yang luput dari pengamatan batin kita. Pandemi Covid-19 sebenarnya adalah merupakan cara Tuhan untuk mengingatkan dan memaksa kita untuk memberikan "self reward".

Selama bertahun-tahun bekerja, katakan saja sesuai jam kerja normal 8 jam sehari selama seminggu kita menyibukkan diri dengan pekerjaan. Sering kita lupa mengistirahatkan tubuh. Membiarkan tubuh kita kelelahan dan bahkan memaksanya untuk melakukan kerja lembur demi mengumpulkan uang.

Padahal kita semua tahu, kemampuan tubuh melakukan aktivitas itu ada batasnya. Manusia terkadang lupa memberikan self reward untuk tubuhnya. Tubuh butuh beristirahat, berleha-leha di atas kasur dan menikmati hangatnya bantal dan guling di kamar tidur.

Jika kita mau menghitung, sudah berapa kali tangan kita menyentuh benda. Mungkin puluhan atau ratusan kali bersentuhan. Dulu kita sering abai, membiarkan tangan kita kotor. Tapi pandemi memaksa kita ingat tangan juga ingin dibersihkan baik dengan sabun ataupun handsanitizer.

Begitu pula dengan hidung dan mulut. Jika sebelumnya kita membiarkan debu, kotoran dan mungkin virus-virus penyakit yang beterbangan di udara masuk ke hidung dan mulut. Sekarang kita diingatkan untuk menghadiahkan keduanya dengan mengenakan masker.

Andai hidung dan mulut bisa protes mungkin mereka sedari dulu sudah berteriak marah karena kita tak menghiraukan keberadaan mereka yang juga ingin bersih dan sehat.

Sebelum ada pandemi pernahkah menghitung berapa jam sehari waktu yang sudah kita luangkan untuk keluarga. Apakah sebanding dengan waktu yang telah kita habiskan untuk bekerja?

Atau jangan-jangan malah kita tak pernah sama sekali memiliki waktu luang untuk berbincang bersama keluarga. Karena harus berangkat kerja sebelum anak-anak bangun dan pulang kerja saat mereka sudah tertidur di malam hari.

Wabah Corona membuat kita bisa lebih banyak berinteraksi dengan pasangan dan juga anak-anak. Harus diingat bukan hanya tubuh, jiwa kita juga butuh self reward. Berbagi cerita dan canda akan baik untuk kesehatan jiwa.

Kita jadi ingat bahwa tubuh ingin dimanjakan dengan kehangatan matahari. Sehingga setiap pagi berjemur menjadi demikian menyenangkan.

Olah raga adalah hiburan utama. Jogging dan bersepeda jadi media refreshing sederhana namun menyehatkan selain ada juga yang mendatangi tempat-tempat kebugaran untuk melakukan senam dan angkat beban. Semua demi memanjakan dan menyehatkan diri kita.

Pandemi juga merupakan cara Tuhan memaksa kita untuk ingat kematian, menghargai hidup dan kesehatan. Manusia jadi ingat sisi spiritual mereka juga butuh hadiah untuk bekal kelak di akhirat.

Kepedulian sosial muncul kepermukaan. Semua bisa terlihat saat masyarakat melalukan aksi saling dukung terhadap tetangganya yang terkena Covid-19. Saling memberikan semangat dan membantu memenuhi kebutuhan tetangganya yang harus melakukan isolasi mandiri.

Setiap hari mulai banyak di lingkungan perumahan yang menyediakan tempat untuk para penyumbang yang mau mencantolkan berbagai kebutuhan bagi yang membutuhkan. Baik berupa beras, mie instan, telur, gula ataupun kebutuhan lain.

Demi berbagi dan membantu sesama serta menambah pemasukan bagi tetangga yang memiliki usaha di bidang makanan. Di banyak tempat mengadakan jum'at berkah. Dengan membagikan makanan matang di jalan-jalan, lingkungan perumahan dan terutama di mesjid dan mushola seusai mengadakan Shalat Jum'at.

Bagi umat beragama pandemi juga membuat kita ingat memberikan self reward dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Membuat rajin berdoa dan beribadah. Memperbanyak amalan-amalan sebagai bekal nanti kita di akhirat.

Kita semua tentu berharap pandemi akan segera berlalu dari negeri ini. Tapi mudah-mudahan tidak akan membuat kita lupa pada segala aktivitas positif yang sudah diingatkan dan dipaksa oleh Tuhan untuk kita lakukan. Self reward harus tetap menjadi kebiasaan baik kita semua. Semoga.

Tangerang, Maret 2021
Mahendra Paripurna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun