Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19, Menjanjikan atau Tidak Bermanfaat?

12 Februari 2021   17:29 Diperbarui: 13 Februari 2021   08:39 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visualisasi plasma konvalesen. via: cnnindonesia.com (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI) 

Hingga saat ini, tidak ada pengobatan definitif yang terbukti efektif untuk merawat pasien COVID-19. Perawatan pasien di rumah sakit pun seringkali mengandalkan kemampuan tubuh dan sistem imun pasien melawan infeksi SARS-CoV-2 dalam tubuh. Namun banyak juga pihak yang memakai obat-obatan seperti ivermectin, remdesivir, steroid-steroid seperti methylprednisolone dll. untuk pengobatan pasien COVID-19. Walaupun, sampai saat ini hanya terdapat 1 jenis obat yang terbukti dapat mengobati atau meringankan gejala hingga mengurangi mortalitas pada pasien COVID-19, yaitu adalah remdesivir. 

Studi yang dilakukan oleh John H. Beigel dkk. pada tahun lalu menyimpulkan bahwa remdesivir lebih unggul daripada plasebo dalam mempersingkat waktu pemulihan pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19. tercatat angka kematian di hari ke 15 dapat menurun ke 6,7% dengan remdesivir dan 11,9% dengan plasebo. Sedangkan kematian di hari ke 29 menurun ke angka 11,4% dengan remdesivir, dari 15,2% dengan plasebo (Beigel, dkk., 2020). 

Studi ini dilakukan dengan standar kedua tertinggi dalam penelitian kesehatan, yaitu double-blinded randomized clinical trial atau uji klinis yang dilakukan secara acak dan tersamar ganda agar hasil percobaan terbebas dari bias. Namun, remdesivir adalah obat yang mahal. Obat ini dihargai 3 juta-1.5 juta rupiah/vial-nya, atau 30-40 juta untuk serangkaian pengobatan remdesivir. 

Maka dari itu, bentuk treatment lain dikembangkan banyak pihak. Salah satunya adalah terapi plasma konvalesen. Pengobatan pasien COVID-19 dengan terapi ini dilakukan dengan menginjeksi plasma darah dari orang yang telah sembuh dari COVID-19 dan mengandung antibodi SARS-CoV-2 yang disinyalir akan dapat membantu para pasien COVID-19 yang sedang dalam proses perawatan.

Pertama-tama, pendonor plasma akan diseleksi dan harus memenuhi beberapa kriteria.

Dilansir dari informasi UDD PMI, ada 14 kriteria inklusi untuk memenuhi syarat donor plasma konvalesen:

  1. Berusia 18 sampai 60 tahun
  2. Berat badan minimal 55 kg (sebab, pengambilan darah konvensional dengan kantong 450 ml)
  3. Pemeriksaan tanda vital yang normal yakni tekanan darah systole 90-160 mmHg, tekanan darah diastole 60-100 mmHg, denyut nadi sekitar 50 sampai 100 kali per menit, dan suhu tubuh kurang dari 37 derajat celsius.
  4. Terdiagnosis Covid-19 sebelumnya dengan real time PCR
  5. Sudah dinyatakan sembuh oleh rumah sakit
  6. Memiliki kadar Hemoglobin lebih dari 13.0 g/dL untuk pria dan lebih dari atau sama dengan 12.5 g/dL untuk wanita
  7. Tidak leukopenia, limfopenia, trombositopenia, neutrofil lymphocyte ratio (NLR) kurang dari atau sama dengan 3,13.
  8. Konsentrasi protein darah total lebih dari 6 g/dL atau albumin darah normal lebih dari 3,5 d/dL
  9. Hasil uji saring IMTL terhadap sifilis, hepatitis B dan C serta HIV dengan CLIA/Elisa non-reakif
  10. Hasil uji saring terhadap hepatitis B dan C serta HIV dengan NAT non-reaktif 11. Hasil skrining terhadap antibodi golongan darah negatif
  11. Hasil pemeriksaan Golongan Darah ABO dan rhesus dapat ditentukan
  12. Tidak memiliki riwayat transfusi sebelumnya
  13. Bersedia untuk menjalani prosedur plasmaferesis
  14. Untuk donor wanita dipersyaratkan belum pernah hamil dan tidak memiliki antibodi anti-HLA/anti-HNA (namun tidak telalu direkomendasikan).

Setelah pendonor memenuhi 14 syarat di atas, pendonor akan bisa mendonorkan plasmanya melalui proses plasmapheresis atau pemisahan plasma dengan sel darah lainnya. 

Mesin Plasmapheresis, via: wikipedia.
Mesin Plasmapheresis, via: wikipedia.

Darah pendonor akan dialirkan ke mesin plasmapheresis yang akan memisahkan darah pendonor dengan plasmanya. Proses ini akan memakan waktu sekitar 90 menit. Darah pendonor yang sudah tidak berplasma kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pendonor. Dengan begitu, hanya plasma yang akan terambil, mengakibatkan pendonor bisa pulih lebih cepat serta bisa melakukan donor lagi 2 minggu setelah proses donor sebelumnya.

Saat plasma dari pendonor sudah siap untuk digunakan, terapi plasma konvalesen dapat langsung dilakukan dengan menyuntikkan plasma konvalesen ke tubuh pasien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun