Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kayu atau Berlian yang Lebih Langka?

22 Oktober 2020   11:30 Diperbarui: 22 Oktober 2020   11:42 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via: IG (the_unique_cosmos)

Berlian terbentuk dari karbon yang terperangkap jauh di dalam mantel bumi. Berlian tidak berasal dari batu bara (karbon). Sangat tidak mungkin bagi batu bara untuk terkubur lebih dari 4 km di bawah permukaan bumi. Apalagi untuk masuk ke dalam formasi mantel bumi.

Gabungan panas dan tekanan ekstrim memodifikasi grafit (karbon) pada tingkat atomik menjadi karbon Kristal. Hal ini mengubah pola heksagonal dari grafit menjadi pola segitiga yang ditemukan pada berlian.

Via: Youtube (Science Loop)
Via: Youtube (Science Loop)

Jadilah berlian!

Kemudian berlian yang terperangkap di mantel bumi berpindah dari dalam bumi ke permukaan melalui pipa vulkanik. Kejadian ini adalah kejadian yang sangat langka. Setidaknya harus terjadi suatu peristiwa vulkanik khusus yang dinamakan "deep source volcanic eruption". Peristiwa erupsi seperti ini sangat jarang terjadi. Bahkan belum pernah diamati fenomenanya oleh manusia modern.

Pembentukan kayu

Di permukaan bumi, kita bisa mendapatkan kayu dengan mudah.

Cukup tanam sebatang pohon, tunggu beberapa dekade

Lalu wow! Kita bisa mendapatkan hutan. Tidak perlu menunggu miliaran tahun dan menggali ratusan kilometer dalamnya.

swiss national park, via: wikipedia
swiss national park, via: wikipedia

Namun, dari tadi kita berbicara dalam konteks bumi. Bagaimana dengan yang terjadi di luar angkasa? Bagaimana dengan yang terjadi di tata surya? Bagaimana dengan yang terjadi di bima sakti? Bagaimana dengan yang terjadi di alam semesta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun