Mohon tunggu...
Mahatma Putra
Mahatma Putra Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Imaji Lennon

28 November 2010   00:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:14 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada bait pertama “Imagine,” Lennon berandai akan suatu masa dimana manusia dapat memahami konteks “Hidup untuk hari ini.” Kata-kata yang mungkin terdengar dangkal dan biasa saja bila tidak dimaknai, direnungi dan dialami ini, sesungguhnya adalah sebuah kebijaksanaan purba yang secara sporadik berkembang melalui berbagai latar belakang budaya dan kearifan lokal yang berbeda.

Dalam nasehat suci-Nya Buddha Chi Kung mengatakan “Hari ini tidak tahu masalah esok. Apalah yang mau dikhawatirkan?” Kemudian juga dalam kitab suci umat Nasrani tertera “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Dalam versi  yang lebih cadas dan sinis, Janis Joplin mengatakan bahwa esok tidak pernah terjadi, yang ada hanya hari ini. “Tomorrow never happens man! It’s all the same fucking day!”

Pesannya singkat, lugas dan sederhana: Lakukan yang terbaik untuk hari ini, karena hari ini nyata. Esok dan kemarin adalah sebuah konsep abstrak yang mengikat manusia, namun tidak akan pernah dapat memperbudak dan menjadi tuan atas hidup manusia. Sehingga pada akhirnya kekhawatiran atas esok dan penyesalan atas kemarin adalah sebuah kesia-siaan.

Hari ini masyarakat Indonesia bahu-membahu, dalam skala nasional bersatu-padu mengerahkan segala daya dan kemampuan mereka untuk membantu para korban bencana Wasior, Mentawai dan Merapi tanpa memandang atribut suku, agama dan ras mereka.

Dalam masa tanggap bencana yang hampir berakhir, bangsa ini dengan segenap kemampuannya telah berhasil mengatasi dampak bencana secara bersama-sama. Hari ini masyarakat Indonesia berhasil mengatasi perbedaan-perbedaan demi nilai kearifan dan kemanusiaan yang lebih tinggi. Mereka mengungkapkan cinta kepada sesama.

Hari ini pula letusan Merapi sudah mereda. Namun bangsa Indonesia masih punya pekerjaan rumah setiap harinya  untuk meredam potensi laten perbedaan yang setiap saat dapat meletuskan bencana, yang bahkan mungkin akan lebih miris dan lirih akibat dari konflik yang seharusnya tidak pernah ada jika bangsa ini dapat dengan dewasa menghadapi segenap perbedaan yang ada.

“Imagine all the people, living live in peace.”



Semoga imaji Lennon tetap hadir untuk mengiringi perjalanan bangsa ini dan dunia, untuk kemudian dapat dipahami dan dimaknai sebagai harapan dan cita-cita seluruh penduduk bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun