Mohon tunggu...
Karnoto
Karnoto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Me Its Me

Wiraswasta | Pernah Studi Ilmu Marketing Communication Advertising di Universitas Mercu Buana, Jakarta | Penulis Buku Speak Brand | Suka Menulis Tema Komunikasi Pemasaran | Branding | Advertising | Media | Traveling | Public Relation. Profil Visit Us : www.masnoto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Perang Citra" di Arena Politik

4 November 2019   10:50 Diperbarui: 5 November 2019   09:30 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock via pharmaceutical-journal.com

Realitas di lapangan memang banyak ditemukan pencitraan yang membabi buta, tanpa mengenal etika. Tak melakukan tapi dicitrakan melakukan.

Dalam konteks keuntungan mungkin tak menjadi persoalan, tapi dalam konteks moralitas dan pendidikan politik kepada masyarakat jelas ini pembodohan dan merusak demokrasi sekaligus membuat citra public relation menjadi buruk.

Padahal public relation adalah bagian entry point dalam studi di kalangan akademisi. Menurut penulis, peran public relation harus dikembalikan kepada fungsinya yang hakiki.

Benar bahwa public relation adalah bicara lobi dan negoisasi, tetapi bukan berarti melabrak semua etika dan norma termasuk aturan yang ada. Peran public relation harus menjadi daya tarik sebagai skill yang mulia bukan peran yang semata-mata demi uang.

Citrakanlah apa yang dilakukan, kemaslah aktivitas branding dengan apik dan tampilkan dengan baik, tetapi bukan membodohi publik. Sebab jika ini dilanjutkan maka secara tidak langsung kita telah mendidik generasi bangsa ini menjadi generasi pembohong dan pembual.

Pencitraan yang dilakukan public relation memang suatu keharusan agar publik mengerti dan memahami apa yang dilakukan sehingga diharapkan akan menimbulkan simpati dan memberikan dukungan kepada kita.

Jadi, public relation bukanlah tukang sihir yang melakukan tipu muslihat dan tipu daya kepada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun