Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media, PR, Ghotswriter, Paralegal. Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" | https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kebon Pala Bergerak: Warga Siaga TBC, Kawasan Tanpa Rokok Dicanangkan

15 Oktober 2025   14:39 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:31 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebon Pala Bergerak: Warga Siaga TBC, Kawasan Tanpa Rokok Dicanangkan(foto: Mahar) 

Rokok Elektronik Bukan Solusi

dr. Laura juga menepis anggapan bahwa rokok elektronik lebih aman.

"Rokok elektronik tetap mengandung nikotin, logam berat seperti nikel dan timbal, serta zat perasa kimia yang merusak makrofag alveolar---sel pelindung paru. Itu justru meningkatkan risiko terpapar bakteri TBC," ungkapnya.

WHO dan CDC juga menegaskan bahwa rokok elektronik tidak terbukti membantu seseorang berhenti merokok. Banyak penggunanya tetap mengisap rokok konvensional bersamaan.

Indonesia Darurat Perokok, Darurat TBC

Berdasarkan WHO Global Health Observatory 2024, 73,1% laki-laki dewasa di Indonesia merokok, menjadikan Indonesia negara dengan prevalensi perokok tertinggi keempat di dunia.
Kondisi ini memperburuk penyebaran TBC --- penyakit yang menular lewat udara ketika penderita batuk atau bersin.

Sebanyak 17,6% kasus TBC dan 15,2% kematian pasien TBC di Indonesia berkaitan langsung dengan kebiasaan merokok.
Indonesia bahkan menempati urutan kedua dunia untuk kematian TBC akibat rokok, setelah Rusia.

Suara dari Penyintas: "Leher Saya Bolong karena Nikotin"

Di sela kegiatan, Bapak Daniel, yang kini menjadi penyintas kanker tenggorokan, memberikan testimoni yang menyentuh.
Dengan suara serak yang keluar melalui lubang kecil di lehernya, ia menceritakan bagaimana rokok mengubah hidupnya.

Bapak Daniel, penyintas kanker tenggorokan. (Foto: Mahar)
Bapak Daniel, penyintas kanker tenggorokan. (Foto: Mahar)

"Dulu saya pikir rokok hanya bikin batuk. Sekarang leher saya bolong, harus bernapas lewat sini," ujarnya sambil menunjuk lubang di bawah pita suaranya.

"Saya himbau kalau mau merokok, jangan di rumah. Merokoklah di luar, jangan sampai anak dan keluarga ikut menghirup racun yang saya hirup dulu. Jangan tunggu sampai terlambat seperti saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun