Oleh Mahar Prastowo
Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar serah terima jabatan di tubuh militer. Di lingkungan pasukan elit seperti Kopassus, pergantian komando bukan hanya soal jabatan berganti, tapi juga tentang nyala semangat yang diwariskan, tentang nilai-nilai yang dijaga dalam hening, dan tentang bagaimana sejarah ditulis ulang dengan tinta yang sama: loyalitas.
Senin, 21 April 2025, di Lapangan Ahmad Kirang, Markas Komando Pasukan Khusus, Cijantung, menjadi saksi bisu peristiwa penting itu. Sebuah hari yang barangkali hanya akan muncul sekilas di berita harian, namun bagi para prajurit, bagi mereka yang pernah merasakan tanah bergetar karena sepatu lari pagi dan udara menegang karena latihan senyap, ini adalah hari dengan gema panjang.
Sebuah Penyerahan yang Penuh Arti
Mayjen TNI Djon Afriandi, Komandan Jenderal Kopassus, memimpin langsung upacara serah terima dari Kolonel Inf Irfan Amir---perwira penerima penghargaan Samkaryanugraha dari Presiden RI---kepada Kolonel Inf Amril Hairuman Tehupelasury.
Nama terakhir ini bukan sosok asing. Ia adalah mantan Wadan Grup 1, mantan Dansatgas TNI di Lebanon, dan pernah menjabat Komandan Sekolah Komando Pusdiklatpassus. Dengan napas Parako yang kental, ia kembali ke Grup 1 bukan hanya sebagai pemimpin baru, tapi sebagai penyambung semangat lama yang tidak boleh padam.
"Loyalitas tanpa batas adalah kunci menghadapi tantangan zaman," katanya lirih tapi jelas, dalam gaya khas pemimpin yang memimpin dari depan---bukan dari podium.