Planet merupakan barang astronomi besar yang bukan ialah bintang ataupun sisa- sisa bintang. Terdapat definisi ilmiah yang bersaing tentang" planet".Â
Dalam definisi dinamis yang diadopsi oleh International Astronomical Union( IAU), suatu planet merupakan barang non- bintang yang lumayan besar buat dibulatkan oleh gravitasinya sendiri, yang secara langsung mengorbit suatu bintang, serta yang sudah mensterilkan zona orbitnya dari objek- objek yang bersaing.. IAU pula sudah melaporkan kalau terdapat 8 planet di Tata Surya, terlepas dari definisi resmi.Â
Dalam definisi geologi yang digunakan oleh sebagian besar pakar planet, planet merupakan barang bundar sub- bintang, bisa jadi satelit. Tidak hanya 8 planet Matahari yang diterima oleh IAU, ini tercantum planet kerdil semacam Eris serta Pluto serta bulan bermassa planet. Benda- benda yang penuhi definisi geologi kadang- kadang diucap" objek bermassa planet" ataupun disingkat" planemos".
Sebutan planet kuno, dengan jalinan sejarah, astrologi, ilmu pengetahuan, mitologi serta agama. Tidak hanya Bulan, 5 planet nampak dengan mata telanjang di langit malam.Â
Planet dikira oleh banyak budaya dini selaku utusan dewa ataupun selaku dewa itu sendiri. Bersamaan dengan kemajuan pengetahuan ilmiah, anggapan manusia tentang planet berganti, serta temuan teleskop membolehkan temuan objek planet bonus yang bermacam- macam dalam dimensi, wujud, serta orbit.Â
Pada tahun 2006, IAU mengadopsi resolusi yang menghalangi jumlah planet di Tata Surya, walaupun tidak diiringi oleh seluruh astronom, paling utama pakar planet. Resolusi IAU kontroversial sebab mengecualikan banyak objek bermassa planet yang aktif secara geologis sebab di mana ataupun apa yang mereka orbit.
Ptolemy berpikir kalau planet- planet mengorbit Bumi dalam gerakan yang berbeda serta episiklus. Walaupun gagasan kalau planet- planet mengorbit Matahari sudah diusulkan tadinya, baru pada abad ke- 17 pemikiran ini didukung oleh fakta nyata, dalam wujud pengamatan teleskopik yang dicoba oleh Galileo Galilei.Â
Kira- kira pada waktu yang sama, dengan analisis yang teliti terhadap informasi pengamatan pra- teleskopik yang dikumpulkan oleh Tycho Brahe, Johannes Kepler menciptakan kalau orbit planet- planet itu berupa elips, bukan melingkar.Â
Bersamaan dengan kenaikan perlengkapan pengamatan, para astronom memandang kalau, semacam Bumi, tiap- tiap planet berotasi di dekat sumbu yang dimiringkan sehubungan dengan kutub orbitnya, serta kalau sebagian mempunyai fitur yang sama semacam susunan es serta masa.Â
Semenjak dini Era Antariksa, pengamatan dekat oleh wahana antariksa sudah menciptakan kalau Bumi serta planet lain mempunyai ciri bonus semacam vulkanisme, angin topan, tektonik, serta apalagi hidrologi.