Talas beneng adalah tanaman umbi umbian yang dapat dikonsumsi, mulanya talas ini hanya tanaman liar yang dianggap sebagai hama, namun sekarang tanaman ini menjadi salah satu komoditas pangan lokal yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi hingga kementerian pertanian terus mendorong budidaya talas beneng menjadi salah satu produk ekspor.Â
Talas beneng merupakan salah satu komoditas unggulan yang berasal dari pandeglang, Banten. Talas ini dinamai 'Beneng' karena ukurannya yang besar dan warnanya sedikit kuning. Selain berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal yang bergizi, Talas beneng ini juga memiliki peluang luas untuk diolah /di inovasikan menjadi produk setengah jadi maupun jadi, contohnya daun Talas ini dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan rokok, umbinya dapat dijadikan tepung dan juga keripik.Â
Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Pecinta Tanaman (UKM F PCT) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sejak tahun 2016 hingga sekarang mengolah Talas beneng menjadi keripik kekinian yang diberi nama 'Keripik Santceladi. Keripik Santceladi ini memiliki varian rasa original, balado dan keju dan penjualannya dilakukan secara offline maupun online dengan sistem PO Â (pre order). Berdasarkan pernyataan UKM F PCT keripik Santceladi ini memiliki prospek penjualan yang bagus karena selalu sold out ketika mereka melakukan pre order.Â
Berdasarkan hal tersebut Talas beneng ini merupakan komoditas yang memiliki potensi yang tinggi untuk dibudidayakan dan diolah menjadi sebuah produk. Dengan mengolah Talas Beneng menjadi keripik, mereka dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memperpanjang umur simpan produk.
Proses pembuatan keripik Talas Beneng terbilang sederhana. Talas Beneng dikupas, diiris tipis, dan digoreng hingga matang keemasan. Untuk menambah cita rasa, keripik Talas Beneng biasanya diberi bumbu-bumbu khas, seperti balado, pedas manis, barbeque, dan keju.Â
Dengan strategi pemasaran yang tepat dan pengembangan produk yang inovatif, keripik Talas Beneng berpotensi menjadi produk unggulan daerah yang tidak hanya digemari di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI