Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelabuhan Bungkutoko Bernilai Ratusan Miliar Hanya Jadi Lokasi Pemancingan

8 Maret 2015   23:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_354662" align="aligncenter" width="480" caption="Dermaga kontainer Bungkutoko yang belum difungsikan/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Awalnya Pemerintah Kota Kendari gencar memublikasikan pembangunan pelabuhan kontainer (peti kemas) Bungkutoko dapat dirampungkan dalam tahun 2012. Bahkan di berbagai kesempatan Walikota Kendari H Asrun meyakinkan pelabuhan yang mulai dibangun Juli 2009 tersebut sudah dapat dioperasionalkan pertengahan 2012. Nyatanya hingga memasuki Maret 2015 pelabuhan di areal sekitar 10 hektar sisi utara Pulau Bungkutoko – pulau yang menghempang muara Teluk Kendari, hingga kini masih belum dibuka. Pintu masuk digembok, sekeliling arealdipagari seng, keseharian lokasi sepi tanpa aktifitas.

Beberapa bangunan darurat bekas pemondokan para pekerja dalam kondisi kumuh tanpa penghuni tampak belum dibongkar di sisi .utara lapangan peti kemas. Terdapat sebuah bangunan kantor sudah jadi di bagian selatan dekat pintu masuk, serta sebuah pos jaga yang beberapa kaca jendelanya terlihat pecah. Sebuah gudang berpintu tiga tegak di tepi barat lapangan. Sejumlah bagian lantaipenumpukan peti kemassemennya sudah tampak terkelupas. Lahan sekitar 3 hektar di bagian timur lapangan penumpukanmasih berupa lapangan tanah.

Menurut penduduk sekitar sejak tahun lalu sudah tidak terlihat ada kegiatan pekerjaan di lokasi pelabuhan peti kemas tersebut. Dermaga kapal yang dibangun di arah utara setiap hari hanya ramai dengan kehadiran pemancing datang dari berbagai penjuru kota Kendari. Para pemancing tersebut kebanyakan datang mengendari sepeda motor, masuk areal pelabuhan melalui pagar sengdibobol sekitar pintu masuk yang tergembok di arah selatan.

Tak hanya siang, tapi menurut warga sekitar, hampir setahun terakhir ini pelabuhan kontainer Bungkutoko juga selalu ramai dikunjungi pemancing malam hari. Bukan hanya pria tapi juga diramaikan kedatangan banyak perempuan yang hobi memancing. Selama ini belum ada pihak yang melarang umum masuk memancing di lokasi pelabuhan kontainer Bungkutoko. Hingga Minggu (8/3/ 2015) siang tak satupun papan larangan masuk memancing dipajang sepanjang areal pelabuhan.

‘’Di sini ikannya banyak macamnya, ikannya juga makan Pak!’’ jelas seorang bapak yang mengaku sejak Minggu pagi (8/3) datang dari Benubenua (kl 18 km dari lokasi) bersama seorang anak lelakinya (10 th) memancing di pelabuhan kontainer Bungkutoko. Ikannya makan, maksudnya hanya dalam waktu tak lama setiap kali umpan di mata kail diturunkan ke laut akan disambar ikan. Seorang ibu berusia baya pemancing di sampingnya terlihat senyum-senyum memegang tangkai kailnya. Sebuah bungkusan plastik berisi beberapa ekor ikan hasil pancingannya dikaitkan di sepeda motornya. Para pemancing rata-rata membawa masuk sepeda motornya hingga pelataran dermaga kapal kontainer Bungkutoko yang kini masih dijadikan sebagai arena pemancingan.

[caption id="attachment_354663" align="aligncenter" width="490" caption="Tampak sejumlah bagian dari lantai penumpukan di pelabuhan kontainer Bungkutoko terkelupas sebelum dimanfaatkan/Ft: Mahaji Noesa"]

14258324452077795133
14258324452077795133
[/caption]

[caption id="attachment_354665" align="aligncenter" width="480" caption="Dermaga kapal kontainer Bungkutoko yang masih sepi dijadikan lokasi pemancingan oleh warga kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]

14258327672047507196
14258327672047507196
[/caption]

Lokasi pelabuhan kontainer Bungkutoko berada persis di mulut Teluk Kendari yang menjadi tempat pertemuan arus keluar masuk air laut dari Teluk Kendari serta dari Laut Banda, kaya dengan plankton yang disenangi berbagai jenis ikan laut dalam maupun ikan pesisir.

Pemandangan indah sepotong Laut Banda dapat dinikmati dari pelabuhan ini. Memesona sekali menyaksikan pergerakan matahari pagi seolah menyembul terbit dari laut di lokasi ini. Dalam cuaca cerah dapat dilihat Pulau Wawonii di ujung tanjung sebelah timur. Sebuah pulau yang terhampar di laut Banda yang belum lama menjadi daerah otonomi baru (DOB) di provinsi Sulawesi Tenggara dengan nama Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep). Sebelumnya, pulau ini masuk wilayah otonomi kabupaten Kendari yang kemudian diubah namanya menjadi Kabupaten Konawe pasca ibukotanya juga berotonomi sendiri sebagai kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dari pelabuhan kontainer Bungkutoko kita juga dapat menyaksikan di hamparan laut arah utara tiga pulau kecil – Pulau Bokori, Pulau Saponda dan Pulau Hari yang ketika laut bergelombang pulaunya seolah timbul tenggelam dalam pandangan. Ketiga pulau tersebut awal tahun 2015 ini dicanangkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara untuk dikembangkan sebagai destinasi andalan wisata bahari. Hanya sekitar 200-an meter di seberang laut arah barat pelabuhan terletak permandian alam laut Maya Ria Kassilampe di tepi daratan kota Kendari. Rutusan jenis kapal nelayan, kapal barang maupun kapal penumpang setiap hari keluar masuk Teluk Kendari pergerakannya dapat disaksikan lebih dekat melintasi perairan depan pelabuhan kontainer Bungkutoko.

[caption id="attachment_354666" align="aligncenter" width="480" caption="Inilah Jembatan Kuning menyatukan daratan kota Kendari dengan Pulau Bungkutoko/Ft: Mahaji Noesa"]

14258329351107328204
14258329351107328204
[/caption]

Banyaknya pemancing dari arah pusat kota Kendari datang ke pelabuhan kontainer Bungkutoko karena Pemkot Kendari telah membangunakses jalan danjembatan – jembatan Talia – Bungkutokoyang lebih dikenalwarga dengan sebutan Jembatan Kuning, menghubungkan daratan kota Kendari dengan Pulau Bungkutoko.

Jika pulau diaksiomakan sebagai sebuah tempat atau daratan terpisah dikelilingi air atau laut, maka Pulau Bungkutoko yang juga sebagai kelurahan Bungkutoko kecamatan Abeli kota Kendari tersebut tidak tepat lagi untuk disebut sebagai pulau. Lantaran selain telah terhubung dengan Jembatan Kuning dengan daratan kota Kendari di arah barat, juga di arah timur pulau ini sudah terdapat jembatan penghubung yang dapat dilalui mobil dekat dengan tempat wisata pasir putih Nambo.

Warga kota Kendari kini banyak bertanya-tanya mengapa pelabuhan kontainer Bungkutoko yang dibangun dengan dana APBN lebih dari Rp 150 miliarplus 10 persen pasokan dari APBD Provinsi Sultra dan APBD Kota Kendari hingga saat ini belum dimanfaatkan, pun musababnya belum terdengar jawaban pasti dari berbagai kalangan berkompeten. Pada hal pelabuhan kontainer Bungkutoko juga sebelumnya pernah disebut-sebut masuk salah satu dari lebih 1.100pelabuhan di Indonesia yang tidak dikelola Pelindo, oleh pihak Unit Pelaksana Teknis Kementerian perhubungan akan ditawarkan untuk dikelola swasta.

Lebih mengherankan banyak pihak, karena saat pelabuhan kontainer Bungkutoko memasuki tahapan perampungan, beberapa lahan kosong di sekitar Pelabuhan Nusantara Kota Lama Kendari justeru dikembangkan menjadi lapangan penumpukan kontainer oleh berbagai perusahaan kontainer.Termasuk terlihat memanfaatkan lahan-lahan tempat lalu-lalang umum dijadikan lokasi penumpukan peti-peti kemas. Trotoar ke arah Pasar Sentral Kota Lama misalnya, banyak dihindari pejalan kaki lantaran di sisinya bertumpuk ratusan peti kemas berbagai ukuran. Demikian halnya dengan jalanan umumdepan Pelabuhan Nusantara Kendari tampak diijinkan melakukan kegiatan penumpukan serta bongkar-muat peti kemas.

Jalanan depan Pasar Sentral Kota Lama Kendari rusak berantakan lantaran seringnya dilintasi mobil-mobil pengangkut peti kemas yang keluar masuk sebuah lokasi sekitar dijadikan lapangan penumpukan peti kemas. Demikian halnya nasib sejumlah jalan lainnya terutama di Kota Lama terlihat rusak akibat dijadikan jalur pelintasan mobil-mobil pengangkut peti kemas.

[caption id="attachment_354667" align="aligncenter" width="480" caption="Lokasi penumpukan kontainer di tepi trotoar menuju Pasar Sentral Kota Lama Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]

1425833107568522481
1425833107568522481
[/caption]

[caption id="attachment_354670" align="aligncenter" width="480" caption="Jalanan depan Pasar Sentral Kota Kendari dirusak armada pengangkut peti kemas/Ft: Mahaji Noesa"]

14258332521382981768
14258332521382981768
[/caption]

[caption id="attachment_354673" align="aligncenter" width="480" caption="Tampak ruang publik depan Pelabuhan Nusantara Kendari dijadikan lokasi penumpukan peti kemas/Ft: Mahaji Noesa"]

1425833418251054124
1425833418251054124
[/caption]

[caption id="attachment_354674" align="aligncenter" width="480" caption="Sisi jalan bypass kota Kendari dijadikan tempat parkir mobil-mobil dan peralatan pengangkutan peti kemas/Ft: Mahaji Noesa"]

14258335541169396902
14258335541169396902
[/caption]

Belum terkonsentrasinya lapangan penumpukan peti kemas, juga membuat ruang publik di kota Kendari kini terlihat kacau, bebas dialihfungsikan sebagai tempat parkiran mobil-mobil tronton dan mobil-mobil pengangkut peti kemas lainnya. Bahkan lokasi tepian pantai jalur jalan bypaas sekitar Sodohoa tak hanya dijadikan tempat parkir tapi sudah mulai dijadikan tempat kegiatan perbengkelan terhadap mobil-mobil peti kemas. Kondisi yang sama mulai terlihat di sekitar jalanan bypass arah Tapak Kuda dan sekitarnya.

Tujuan utama dibangunnya pelabuhan kontainer Bungkutoko agar kegiatan bongkar muat peti kemas di kota Kendari yang kondisinya sudah terasa ruwet terkait pengelolaan tata ruang kota sejak sebelum dibangun dapat tertata secara baik. Mengapa pelabuhan tidak segera dimanfaatkan, mengapa kondisi kegiatan peti kemas dibiarkan lebih ruwet? Opini warga yang berkembang, menghendaki tak ada hal ‘Tidak Beres’ sehingga pelabuhan kontainer Bungkutoko dapat segera difungsikan sesuai tujuan pembangunannya.

Video (1) suasana pelabuhan kontainer Bungkutoko yang belum difungsikan
http://youtu.be/_AWXIVkyf4c

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun