Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kanker Serviks, Si Pembunuh yang Perlu Dicermati

23 Februari 2019   15:49 Diperbarui: 24 Februari 2019   11:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
STIKes IS /23/02/19

                             

Kanker serviks,penyakit yang ditandai dengan  pertumbuhan  sel  yang tidak normal  dan cepat  pada daerah serviks. Kanker ini  merupakan permasalahan yang serius karena tingkat kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. WHO melaporkan terdapat lebih dari 10 juta kasus kanker pertahun di dunia. Pada tahun 2006, diperkirakan ada 1,3 juta kasus kanker di Amerika Serikat, dan lebih dari 550 ribu orang meninggal karena penyakit ini (WHO, 2006). Dari data tahun 1998 -- 1991, di Indonesia diperkirakan terdapat 170-190 kasus kanker per100.000 orang (Tjindarbumi and Mangunkusumo, 2002).Bahkan  jenis kanker ini menurut catatan WHO  telah  menjadi pembunuh wanita ke 2  di dunia.Kanker payudara dan leher rahim merupakan dua macam kanker yang frekuensi kejadiannya paling tinggi di antara kanker-kanker jenis lain yang sering menyerang wanita. Hal ini tidak hanya terjadi di suatu tempat saja, namun hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia. 

Materi tersebut  menjadi tinjauan farmakologi  dan imunologi  yang disampaikan oleh Dr. Nunuk Aries Nurulita,M.Si,Apt. dari fakultas Farmasi UMP Purwokerto  ketika mengisi seminar kesehatan, peningkatan kesadaran bahaya kanker serviks  sejak dini yang diselenggarakan oleh STIKes Ibnu Sina ,sabtu 23 Feebruari 2019  di Rumah makan Ramane Cikawung,Pekuncen,Banyumas.Menurutnya , Penelitian di Amerika menyatakan bahwa satu dari delapan wanita Amerika terserang kanker payudara dan 30% dari penderita mengalami kematian (WHO, 2006).

Sampai saat ini, pengobatan kanker yang efektif dan efisien belum juga ditemukan, sehingga para peneliti memberikan perhatian besar pada penelitian obat antikanker. Tren masyarakat untuk back to nature banyak memotivasi para peneliti dalam usaha pencarian obat kanker dari senyawa-senyawa alam, karena kenyataannya memang belum ada obat kanker yang benar-benar selektif sebagai antikanker.

Kegagalan yang sering terjadi dalam usaha pengobatan kanker, utamanya melalui kemoterapi, lebih dikarenakan berkurangnya efikasi agen kemoterapi akibat adanya mekanisme muti drug resistance (Conze, 2001), termasuk pada doxorubicin. Beberapa penelitian bahan alam mulai diarahkan pada agen kokemoterapi, dengan tujuan meningkatkan sensitivitas, menekan resistensi sel kanker dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh agen kemoterapi.

Ada beberapa solusi herbal yang bisa membantu diantaranya ,daun sambungnyawa, daun sambiloto ,kunyit dll.yang dianggap bisa menjadi  obat anti kanker. Secara khusus Dr.Nunuk juga menyatakan jangan  terlalu  mengandalkan hanya  dengan  pembalut herbal saja ,namun  harus ditunjang dengan  perilaku bersih  yang juga ikut menentukan. Sehingga sikap kehati hatian  dengan pola hidup bersih  inilah yang akan lebih membantu menyelematkan kita dari bahaya kanker serviks ini.

Acara seminar ini dibuka oleh Ketua YPP MNU Ajibarang yang menaungi STIKes Ibnu Sina,Ajibarang.  Drs. H. Rohim ,M.Pd  . Menurut  Ketua STIKes Ibnu Sina, Adi Susanto, S.Farm. Aptk,  acara seminar kesehatan ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam  Tri Darma Perguruan Tinggi. Adapun pemilihan tema ini karena dinilai  bahayanya kanker serviks ini yang telah mengancam umat manusia. Karena telah manjadi pembunuh ke2 kepada wanita seluruh dunia tak terkecuali ,sehingga  STIKes Ibnu Sina merasa  terpanggil kepeduliannya untuk ikut mensosialisasikan  kepada masyarakat.

Sebagai pembicara  di sesi kedua  diisi oleh  Drs. Budi Raharjo,Apt,SP.FRS,  praktisi dari RSU  Prof,Dr.Margono Sukarjo,Purwokerto. Materi ini dinilai cukup menarik,hal ini dilihat dari antusiasme para  150 peserta yang hadir dari, Mahasiswa ,Masyarakat umum dan Fatayat  NU sekitarnya,yang ditunjukkan  keaktifannya dalam session tanya jawab  yang cukup  menarik sehingga waktu yang ada terasa kurang .Sementara respon lain dari  peserta  seperti yang ditunjukkan oleh  salah satu  undangan dari  Fatayat  menyatakan ,secara umum acara ini sangat bermanfaat karena telah memberikan jawaban  dari apa yang sedang kami butuhkan di masyarakat,tentang informasi kanker serviks ini. Dan sangat diharapkan ke depan acara ini bisa sekaligus memberikan pelayanan periksa gratis Tes IVA ,yang  merupakan cara mendeteksi dini ada tidaknya kanker bahkan lesi prakanker di serviks wanita.

Dari  dokterherbals.com   menyebutkan , Kanker serviks jika dibiarkan saja, bisa menyebabkan kematian.Kanker serviks menurunkan daya tubuh sangat drastis sehingga penderita tidak bisa beraktivitas dengan baik. Virus HPV bisa menular lewat WC umum. Seperti halnya menggunakan barang-barang pribadi orang lain yang terinfeksi virus HPV, menggunakan WC umum juga dapat menjadi sumber penularan virus HPV. Hal ini disebabkan, orang yang menggunakan WC umum seringkali menyentuh permukaan yang sama, seperti gagang pintu, gayung, atau keran. 

Jika permukaan-permukaan tersebut pernah disentuh orang yang membawa virus HPV, orang lain yang menyentuh permukaan tersebut dapat tertular virus HPV jugaVirus HPV tidak mati dengan sabun. Kristoforus juga bercerita, banyak orang mengira infeksi virus HPV dapat dicegah hanya dengan mencuci tangan atau mencuci alat genital setelah berhubungan seksual. Hal ini merupakan pandangan yang keliru, karena virus HPV tidak mati walau dicuci dengan sabun.

Kanker serviks adalah penyakit kanker kedua terbanyak yang dialami wanita setelah kanker payudara. Di seluruh dunia, tiap 2 menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks, menurut National Cervical Cancer Coalition (NCCC). Di Indonesia, menurut data RSCM, angka kematian wanita karena kanker serviks mencapai 26 orang per hari. Ini artinya, kanker serviks mengambil nyawa seorang wanita Indonesia tiap kurang dari satu jam.  

( Gung LtbgYPP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun