Mohon tunggu...
Magriza Apriansyah
Magriza Apriansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penggerak

Bergerak sebagai pemerhati beberapa kebijakan dan fenomena dilihat dari sisi filsafat, hukum, sosial dan antropologi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masih Perlukah Karier Spesialis?

10 November 2022   19:05 Diperbarui: 10 November 2022   19:10 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karier atau mungkin lebih dikenal dengan suatu bentuk usaha dalam rangka mendapatkan suatu hal baik profit ataupun non profit, namun hari ini karir lebih dikenal dengan dunia kerja dalam rangka bertahan hidup, mencari kemapanan dan keuangan. 

Dalam dunia pekerjaan pula dikenal dengan karier spesialis yaitu suatu bentuk pekerjaan terkhususkan dalam suatu bidang karena keahliannya ataupun pendidikannya yang telah menjuruskan pada hal tersebut, karier spesialis hari ini banyak sekali dijumpai pada instansi dan lembaga pemerintahan ataupun non pemerintahan sehingga kita tidak kaget lagi dengan karier spesialis. 

Namun yang menjadi garis bawah pada karier spesialis pada hari ini adalah masih perlukah karier spesialis tersebut diadakan oleh suatu instansi, lembaga atau organisasi, karena dalam hegemoni pada dunia waktu ini setiap orang bebas belajar pada bidang apapun, dengan beberapa perhitungan mungkin karier spesialis harus tetap diperhitungkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam bidang tertentu.

Karier spesialis berfungsi menyelesaikan suatu permasalahan pada suatu bidang tertentu, hal tersebut menjelaskan bahwa karier spesialis menjadi sebuah karateristik dari pekerjaan itu sendiri dan mencerminkan suatu bidang yang ia kuasai mungkin dari pengalaman ataupun dari pendidikan yang ia alami. 

Sehingga karier spesialis menjadi suatu bentuk antitesa dalam memecahkan kerancuan atau kebimbangan akar rumput yang mungkin masih bertanya "permasalahan ini dapat di selesaikan oleh siapa ?" dengan contoh dalam bidang kedokteran sudah memiliki dikotomi ilmu yang tersusun rapi, setiap dokter dengan keahlian dan pendidikan tertentu menyelesaikan pada bidang tersebut yang sudah ditentukan misal ketika orang yang sedang hamil maka akan mengecek kehamilannya ke dokter kandungan. Karier spesialis tersebut menjadi karateristik yang memecah kebuntuan akar rumput yang mungkin masih banyak pertanyaan.

Karier spesialis pula menjadi muara atau ujung sebuah keilmuan, karena bilamana kita melakukan pendekatan secara psikologi dan pendidikan maka setiap orang mungkin belajar dasar-dasar namun tidak dapat mengusai semua ilmu tersebut secara mendetail dengtan kata lain setiap orang dapat menguasai sebuah ilmu dengan keahliannya dan metode pendidikannya. 

Karena bilamana otak manusia dipaksa dengan sebuah ilmu yang harus dihafalkan dan diingat timbul sebuah teori bilamana menjelaskan banyak materi maka hanya dengan rata-rata (yang mungkin belum bisa menjawab sebuah permasalahan) hal tersebut malah menimbulkan efek jangka panjang. 

Dengan contoh dalam perkuliahan jurusan Ilmu Hukum maka dalam semester pertama kita mendapatkan penguatan azas sebagai dasar, namun setelah lulus atau bekerja dalam suatu bidang maka harus memiliki dikotomi ilmu dalam rangka menjawab pertanyaan sosial, dengan contoh pakar hukum tata negara, pakar hukum acara pidana, pakar hukum pidana dll. maka karier spesialis menjawab tantangan dengan sebuah keilmuan yang ia kuasai.

Karier spesialis membentuk atau membuka pekerjaan baru yang mungkin dapat kita rasakan hari ini, karena adanya karier spesialis tentang sebuah keahlian baru maka dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat menambah daftar pekerjaan yang dapat diikuti atau kita dapat bekerja pada bidang tersebut. 

Dan karier spesialis membentuk metode pendidikan baru yang membuka pula lapangan pekerjaan bagi instansi yang menjadi media pendidikan dan bagi lulusan yang nantinya mencetak karier spesialis tersebut. 

Dengan contoh adanya perbedaan antara pendidikan bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia hal tersebut ilmu yang berbeda namun membentuk atau membuka pekerjaan baru, pendidikan bahasa Indonesia menjadi guru di sekolah-sekolah dan sastra Indonesia bisa menjadi penerjemah bahasa-bahasa atau bahkan peniliti tentang keilmuan bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun