Mohon tunggu...
Maftuh_cf
Maftuh_cf Mohon Tunggu... IAIN Ponorogo

Menulis untuk memahami, membaca untuk menemukan. Setiap pengalaman adalah pelajaran, setiap kata adalah pencarian makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Psikologi Pengambilan Keputusan ala Orang Indonesia: Antara Rasio dan Intuisi

26 Juni 2025   00:07 Diperbarui: 26 Juni 2025   00:07 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah nggak sih kamu merasa bimbang saat harus mengambil keputusan, lalu akhirnya memilih jalan "yang penting sreg di hati"? Atau kamu pernah melihat seseorang menolak tawaran kerja bagus karena "perasaan nggak enak"? Tenang, kamu tidak sendiri.

Di Indonesia, cara kita mengambil keputusan seringkali tidak hanya berdasar logika atau data. Ada unsur perasaan, intuisi, bahkan spiritualitas yang ikut bermain. Dan ini bukan hal negatif---justru menarik jika dilihat dari sudut pandang psikologi budaya.

Rasional vs Intuitif: Mana yang Dominan?

Dalam psikologi kognitif, ada dua sistem pengambilan keputusan:

  • Sistem 1: Cepat, intuitif, berdasarkan emosi.

  • Sistem 2: Lambat, logis, penuh pertimbangan.

Orang Barat cenderung mengagungkan Sistem 2, tapi di budaya kolektif seperti Indonesia, Sistem 1 sering jadi raja. Kita besar di lingkungan yang mengajarkan untuk "ikut kata hati", menghormati omongan orang tua, atau mempertimbangkan "tanda-tanda".

Kenapa Orang Indonesia Sering Pakai Intuisi?

Ada beberapa faktor budaya yang membentuk ini:

  1. Nilai Keharmonisan Sosial (rukun, nggak enak, sungkan):
    Banyak keputusan diambil bukan yang terbaik untuk diri sendiri, tapi yang tidak menyinggung orang lain. Misalnya: menerima undangan walau lelah, karena takut dianggap tidak sopan.

  2. Pengaruh Spiritualitas dan Mistik:
    Banyak yang percaya pada "tanda alam", tafsir mimpi, atau feeling yang muncul setelah sholat istikharah. Ini jadi acuan kuat dalam keputusan besar seperti pernikahan atau pindah kerja.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun