Coba misalkan kamu baru menanam padi sebulan, sudah dikasih pupuk, sudah dihitung-hitung hasil panen bakal cukup buat bayar sekolah anak, eh, tiba-tiba paginya irigasi berubah jadi hitam pekat, penuh minyak. Ini adalah kejadian nyata di Desa Asuli, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.Â
Saya baca beritanya di media online, bahwa pipa limbah minyak perusahaan tambang di sana bocor pekan lalu dan warga baru mengetahui pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Minyaknya mengalir ke sawah warga. Sawah baru ditanam yang tadinya hijau segar, langsung berubah kayak "lautan minyak."
Kalau sudah kayak gini, berapa lama sawah bisa pulih? Karena buat petani, sawah adalah kehidupan mereka. Satu musim gagal panen artinya utang menumpuk, perut keluarga terancam kosong.
Butuh Berapa Lama Pulih?
Secara ekologi, ketika minyak (apalagi jenis HSFO, High Sulphur Fuel Oil) masuk ke lahan pertanian, ada beberapa lapis tanah yang terdampak.
Pertama, lapisan fisik, di mana minyak menutup permukaan tanah dan air irigasi. Tanaman gak bisa bernapas. Ya, padi pun butuh oksigen di akar, ya kan?
Kedua, lapisan kimia. Senyawa hidrokarbon dan sulfur masuk ke tanah, mematikan mikroorganisme yang selama ini jadi "tukang masak" nutrisi.
Ketiga, lapisan biologis. Ekosistem tanah rusak. Cacing tanah mati, bakteri pengurai lumpuh, dan padi jelas stres bahkan sebelum sempat tumbuh. Singkatnya, sawah jadi kayak dapur yang ditutup aspal. Ibarat kita mau masak nasi tapi kompornya disemprot oli.
Pulihnya berapa lama? Nah ini jawabannya gak bisa instan, karena tergantung berapa banyak minyak, jenis tanah, curah hujan, dan upaya pemulihan yang dilakukan.
Menurut beberapa literatur yang saya baca, kalau dibiarkan alami, tanah pertanian yang tercemar minyak butuh setidaknya 5--10 tahun buat pulih. Itu pun kalau kondisinya berangsur membaik, mikroorganisme mulai balik, dan hidrokarbon pelan-pelan terurai.