Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Novel Mandek 12 Tahun Terselamatkan oleh Latte dan Musik di Kafe

11 Agustus 2025   21:53 Diperbarui: 14 Agustus 2025   13:21 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain cerita kalau saya duduk di kafe di daerah Canggu yang lebih rame turis muda. Musiknya upbeat, cocok buat orang yang mau networking atau pamer abs otot di Instagram Story. Tapi buat saya yang lagi nulis adegan tokoh utama merenungi cinta yang hilang... ya gak nyambung.

Kenapa Musik Bisa Mengatur Mood Kita?

Pernah gak, kamu lagi lemes banget terus tiba-tiba dengar lagu upbeat dan rasanya langsung pengen joget? Atau lagi mau nulis, tapi malah buyar karena lagu yang diputar liriknya "gak nyambung" sama mood kita? Itu bukan kebetulan, tapi ada penjelasan ilmiahnya. 

Musik ternyata punya pengaruh langsung ke otak, terutama ke sistem limbik, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab mengatur emosi. Selain itu, musik juga memengaruhi gelombang otak kita. 

Bayangin otak itu kayak punya mode kerja yang berbeda, dari super fokus, santai, sampai hiperaktif. Musik adalah salah satu "remote control" yang bisa menggeser mode itu dengan cepat.

1. Tempo Cepat (120 BPM ke Atas)

Kalau pernah dengar lagu EDM, rock cepat, atau pop yang bikin kita pengen tepuk tangan ikutan beat, itu biasanya ada di tempo 120 BPM ke atas. Musik dengan tempo ini memicu otak untuk masuk ke mode siaga dan energik. 

Denyut jantung bisa sedikit naik, dan kita jadi merasa bersemangat. Makanya, lagu-lagu ini cocok banget buat aktivitas yang butuh energi besar, kayak nge-gym, lari pagi, atau nyapu rumah sambil nyanyi-nyanyi.

Tapi hati-hati, kalau lagi butuh fokus dalam pekerjaan yang rumit, misalnya menulis plot novel atau menghitung laporan keuangan, tempo cepat justru bisa bikin pikiran kita "loncat-loncat" gak karuan. Otak jadi sibuk mengikuti irama, bukan menyelesaikan tugas.

2. Tempo Sedang (60--90 BPM)

Nah, ini tempo emas buat fokus. Musik di tempo sedang bikin otak kita berada di zona nyaman sehingga cukup terstimulasi untuk tetap terjaga, tapi gak terlalu "heboh" sampai bikin buyar konsentrasi. Genre seperti jazz, bossa nova, lo-fi, atau soft acoustic biasanya berada di kisaran ini.

Kalau diperhatikan, banyak kafe yang memang sengaja memutar lagu di tempo ini pada jam-jam ramai orang kerja. Kenapa? Karena suasana yang tenang tapi hangat bikin pelanggan betah duduk lama, yang artinya, pesan minumannya bisa nambah dua atau tiga kali.

3. Musik tanpa Lirik

Ini favorit banyak penulis, desainer, dan mahasiswa yang lagi skripsi. Alasannya sederhana, otak kita hanya bisa memproses satu "aliran kata-kata" dalam satu waktu. 

Kalau musiknya pakai lirik, apalagi bahasa yang kita mengerti, otak akan otomatis ikut memproses kata-kata itu. Akibatnya, fokus terbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun