Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Belajar Sejarah Gerabah Kasongan yang Mendunia dari Taman Pintar Yogyakarta

7 Juli 2025   14:51 Diperbarui: 14 Agustus 2025   11:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni membuat gerabah di Yogyakarta (Foto: Freepik)

Zona Kreasi Gerabah di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta adalah salah satu spot yang tak boleh dilewatkan ketika kamu berkunjung ke Kota Gudeg. Suatu hari, saat kami datang ke sana setelah anak-anak bermain di zona lalu lintas, ketiga anak saya yang sedang semangat-semangatnya bereksplorasi, langsung tertarik pada deretan meja kayu bulat berisi kreasi tanah liat, cat warna-warni, dan hasil karya yang sudah dipajang.

"Boleh bikin sendiri, Om?" tanya salah satu dari mereka kepada instruktur yang berjaga di sana.

Tentu saja. Hari itu memang kami niatkan anak-anak untuk "kotor-kotoran yang bermakna," dan gerabah terasa seperti pilihan yang sempurna.

Zona Kreasi Gerabah di Taman Pintar adalah tempat yang ideal bagi anak-anak (dan orang tua!) untuk belajar tidak hanya tentang kerajinan, tapi juga tentang proses. Di sini, pengunjung diberi kesempatan membentuk tanah liat menjadi benda nyata, seperti vas bunga, asbak, mangkuk kecil, atau kreasi bebas sesuai imajinasi. 

Setelahnya, pengunjung juga bisa melukis gerabah yang sudah jadi dengan berbagai warna menarik. Biayanya pun sangat terjangkau, hanya Rp15.000 untuk membuat gerabah dari nol, dan Rp17.000 untuk melukis gerabah yang sudah dibentuk. Lebih dari sekadar wisata edukatif, ini pengalaman yang penuh sensasi.

Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta (Foto: Docpri)
Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta (Foto: Docpri)

Karena jamnya terbatas sementara kami masih harus mengunjungi spot lainnya, akhirnya anak-anak memilih praktik melukis gerabah yang sudah dibentuk. Anak-anak mulai memilih warna kesukaan mereka, seperti merah menyala, biru laut, kuning matahari, dan mulai memberi "jiwa" pada hasil karya mereka.

Yang membuat zona ini semakin menyenangkan adalah kebebasan berekspresi. Tidak ada yang menilai "bagus" atau "jelek." Semuanya tentang imajinasi.

Saya melihat tangan kecil anak-anak saya mulai memilih kreasi tanah liat yang dia sukai, melukisnya dengan cat. Salah satu dari mereka mencoba membuat motif bunga di poci gerabah, sementara yang lainnya mewarnai gerabah berbentuk bebek dengan warna kuning dan gradasi warna-warni.

Dan saya membiarkan mereka. Karena dalam kegiatan ini, hasil akhir bukanlah segalanya. Prosesnya yang utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun