Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Kita Masih Negeri Maritim? Saatnya Kembali ke Perahu Kita Sendiri

4 Juli 2025   20:41 Diperbarui: 14 Agustus 2025   11:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal berbagai festival perahu di Indonesia (Foto: Freepik)

Di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, kelompok masyarakat Bugis yang tinggal di sana merayakan pesta laut yang disebut Mappanretasi. Secara harfiah berarti "memberi makan laut."

Tradisi ini kini berganti nama menjadi "Mappanre Ri Tasi'e" untuk menekankan aspek kebersamaan dan doa syukur, bukan sesajen. Dalam festival ini, parade perahu nelayan menjadi pemandangan utama. 

Perahu-perahu dihias indah, membawa keluarga, makanan tradisional, dan doa-doa, sebagai wujud terima kasih kepada laut. Mappanretasi adalah bukti nyata bahwa laut bukan hanya sumber nafkah, tapi juga sumber kebahagiaan dan identitas budaya.

3. Lomba Perahu Sandeq

Perahu Sandeq dari Mandar, Sulawesi Barat, dikenal sebagai perahu tercepat di Indonesia tanpa mesin. Dengan desain ramping dan cadik khas, Sandeq mampu melaju hingga 30 knot.

Lomba Perahu Sandeq merupakan bagian dari Festival Sandeq, yang menempuh rute ratusan kilometer dari Majene ke Makassar. Ini representasi filosofi hidup masyarakat pesisir, yaitu ketangkasan, keberanian, dan kerja sama.

Selain memperlihatkan kemahiran pelaut, lomba ini juga menarik wisatawan dan fotografer dari seluruh dunia.

4. Jong Race Batam

Jong Race mungkin tampak sederhana, tapi jangan remehkan daya tariknya. Diadakan di Kepulauan Riau seperti Batam, Tanjungpinang, dan Bintan, Jong adalah perahu layar mini tanpa awak yang digerakkan angin. 

Balapan ini biasanya dilakukan di pantai, dengan anak-anak hingga orang dewasa menonton penuh semangat. Jong Race adalah cermin kreativitas budaya Melayu yang memanfaatkan angin, kayu, dan strategi. 

Lebih dari sekadar perlombaan, ini juga pelestarian warisan budaya maritim yang kini jadi atraksi wisata.

5. Lomba Perahu Bidar

Palembang punya cerita sendiri lewat Lomba Perahu Bidar di Sungai Musi. Perahu ramping berkapasitas belasan pendayung ini dulu digunakan oleh pasukan Sriwijaya. 

Kini, setiap 17 Agustus, Sungai Musi dipenuhi sorak-sorai warga yang menyemangati tim-tim Bidar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun