Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Asa Petani Ikan Hias yang Masih Tersisa

13 Februari 2024   10:57 Diperbarui: 14 Februari 2024   09:01 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membeli ikan hias. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Datanglah menjelang sore ke Situ Kemang di Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Sungguh kita akan disuguhi panorama indah kala matahari perlahan menuju peraduannya. 

Lembayung dengan merah jingga keemasannya tampak begitu indah di sisi kiri rangkaian Gunung Gede dan Gunung Salak.

Keindahan lembayung keemasan itu tak hanya menjadi penghias di langit senja. Namun juga menghiasi danau Situ Kemang yang menjadi sumber rezeki beberapa petani ikan hias di sana. 

Warna-warni  kontras antara pohon, jaring-jaring, dan patok-patok bambu sungguh menciptakan  efek bak wallpaper alam.

Akankah keindahan itu juga seindah harapan para petani ikan hias yang kini tinggal menyisakan 6 (enam) orang saja yang bertahan membudidayakan beberapa jenis ikan hias di danau yang secara tradisional 'terbagi' dua itu?

"Di ujung sini disebut Situ Cikuning dan di ujung sana disebut Situ Cigagu," ujar salah satu petani sambil menjelaskan juga kisah urban legend dari masing-masing penamaan danau yang sebenarnya berada dalam satu area danau yaitu: Situ Kemang.

Situ atau setu dalam bahasa Sunda artinya adalah danau.

***

Adalah Bapak Uung yang awalnya mengajak dan mengajari beberapa orang Kampung Pondok Udik untuk beternak ikan hias. 

Lelaki asal Citayam itu melihat peluang budidaya ikan hias sebagai komoditi yang bagus untuk memenuhi kebutuhan sentra pasar ikan hias Parung yang merupakan sentra pasar ikan hias terbesar di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun